Sepanjang perjalanan, Kyuna tampaknya semangat bercerita tentang gaya hidupnya di negeri sakura yang menurutnya sangat kejam. Pasalnya di Tokyo banyak orang yang benar-benar gila kerja. Sehari bisa menghabiskan waktu hampir 14 jam, hanya karena malu pulang kantor lebih awal. Kuliah pun begitu, banyak mahasiswa yang kreatif dan inovatif bahkan meluangkan waktunya untuk kerja sambilan atau membuat semacam teknologi baru hingga benar-benar mempersempit waktu tidurnya.
Kyuna bertanya, bagaimana dengan Jakarta? disini apa yang bisa kuceritakan? pulang kuliah maunya cepat, kadang bolos, lebih sering hang out, tidak banyak mahasiswa yang kreatif dan inovatif bahkan masih bisa dihitung pakai jari. Mungkin yang bekerja dikantor kebanyakan lebih memilih pulang lebih cepat ketimbang lembur, ketika mereka tidak dipaksa lembur sama bos-nya karena pekerjaan yang banyak dan deadline yang dekat, aku tidak tahu soal itu.
“Owh, jadi Kyuna mengajukan belajar tentang budaya Indonesia sekaligus tugas proyek tentang sejarah Kota Tua, makanya studi banding di UI.” Aku mengangguk pelan, “Ini benar-benar kebetulan, masalahnya gue juga kuliah disana tapi ambil kelas reguler bukan internasional, itu mahal.”
“Itu mah alasannya Brown biar ketemu sama gue, biar gue jadi tambalan dompetnya dia di saat kritis. Lagian cewek cantik kayak loe, masa iya sih cowok di Jepang gak ada yang nempel?” sahut Coffee yang mulai seru mengorek data pribadi orang.
Kyuna hanya tertawa dan menjelaskan kenapa dia menolak beberapa cowok Jepang yang pernah menyatakan cinta padanya, kedengarannya rumit.
Di Jepang ternyata memiliki budaya yang bertolak belakang dengan budaya di Indonesia. Mahasiswa Indonesia yang berada disana telah membuka mata dan hati para wanita Jepang termasuk Kyuna untuk mempertimbangkan kembali dalam memilih pasangan. Umumnya, masyarakat disana selalu mengandalkan kekuatan wanita, mulai dari hal ringan sampai berat semuanya dilakukan oleh wanita. Apalagi ketika sudah menjadi suami istri, urusan anak, membereskan barang, membetulkan rumah, bahkan membawa barang-barang piknik ke mobil tanpa dibantu suaminya pun dilakukan oleh sang istri. Suami hanya tinggal masuk ke mobil dan menyetir sampai tujuan. Hey, biar bagaimanapun wanita adalah mahkluk yang rapuh, OK.
Berbeda dengan wanita Jepang yang menikah atau berpacaran dengan orang Indonesia, mereka lebih merasa dihormati dan benar-benar diperlakukan layaknya wanita. Itu alasannya kenapa banyak wanita Jepang yang mencari pria berdarah Indonesia. Aku sedikit bangga akan pernyataan Kyuna, setidaknya aku berdarah Indonesia juga. Ini tragis sekali mengingat Kyuna adalah keturunan Jepang dan dia harus menerima budayanya, tapi dia bersyukur Ibunya menikah dengan orang yang tepat, adik papaku. Mendengarnya saja, aku sudah tidak minat dengan wanita Jepang. Mereka menginginkan pasangan yang terbaik, sedangkan aku pikun akut. Ini benar-benar membuatku merasa tidak istimewa.
Setelah kami turun di Stasiun Universitas Indonesia, aku tidak menyadari kalau stasiun ini terlihat sepi dan hanya kita bertiga yang turun.
“Bro, kok kampus sepi yak ?” sela Coffee ditengah perjalanan menuju parkiran.
Aku berpaling dari Kyuna dan melihat sekelilingku, kampus ini tidak biasanya terlihat sepi. Lambang Universitas Indonesia tampak mengkilat diatas taman bundar yang hijau merumput dan tertata rapi. Pohon-pohon rindang di area fakultas hukum tampak berdiri layu tanpa obrolan-obrolan gosip para gadis tentang Presiden Senat yang baru-baru ini menjabat. Sepeda kampus digembok rapat-rapat diparkiran stasiun, bis kampus pun tidak beroperasi hari ini. Beberapa sepeda motor dan mobil terlihat berlalu lalang, tapi kelihatannya itu bukan mahasiswa ataupun dosen kampus. Tidak ada kendaraan pribadi yang terpakir? hari apa ini, apa ini hari minggu? kurasa Coffee mulai ketularan pikun.
“Terima kasih sudah mengganggu mimpiku di hari minggu, Fee?! ada pesan terakhir sebelum tinju ini mendarat di pipi?”
Coffee bingung dan minta dukungan Kyuna, “Beneran, ini masih hari rabu dan mata kuliah kita empat sks semua, bray! coba periksa hape loe yang galau itu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
== BROWN ! ==
General FictionCopyright to FriestSatria, 2013 Dilarang mengopy, menjual, atau mengubah, sebagian atau seluruh isi dari cerita ini tanpa seizin Penulis. Jika para Pembaca menemukan hal yang sama, maka telah terjadi campur tangan pihak ketiga tanpa sepengetahuan Pe...