Maaf, baru bisa upload... sudah lama menunggu yaa... *ngarep banget ada yang baca*
Please comment and vote for me <3
==========================
Aku segera mendekati kakakku, aku sengaja tidak memandang wajahnya. Sudah cukup kehadirannya menyiksa hatiku, lubang ini menganga semakin besar, aku ingin pulang sekarang juga.
“Noldi, kenalin ini tunangannya Dimas, Resty. Resty ini adikku, Brown.”
“Ah, mbak Wia sebenarnya mereka sudah saling kenal, kami satu kampus dan dia teman dekatnya Kyuna, kurasa mbak Wia pasti juga akan akrab dengannya.” sela Dimas saat Resty ingin mengangkat tangannya, kurasa dia sudah tahu.
“Owh, Brown bisakah kita mengajak mereka makan malam, mungkin Kyuna akan suka kejutan, semakin ramai semakin baik.” lalu tersenyum meminta pendapatku, aku hanya mengangkat bahu, “Owh, itu tandanya dia setuju.”
“Gak usah mbak, Resty--” namun penolakan Resty segera dipotong oleh Dimas, “Wow, ide yang bagus, kita akan melakukan triple date?”
Kakakku memeluk lenganku, “Yap, semacam itulah, okay, aku akan bayar baju ini ke kasir, belanjaan yang banyak! Brown, lepas baju itu.”
Aku melepaskan baju yang kupakai, sekarang aku bertelanjang dada didepannya, dia membelalakkan matanya. Yah, kau terkejut dengan bentuk tubuhku? Kuharap kau tidak menyesal bersama dengan Dimas.
Aku kembali ke bilik untuk memakai kemejaku lagi. Ketika aku kembali ke tempat semula, hanya Resty yang berdiri disana. Aku mendekatinya. “Sedang apa kamu disini? kenapa gak ikuti tunanganmu ke kasir?” suaraku terdengar dingin.
Dia hanya mengangkat bahu. Aku berjalan keluar toko, dia pun mengekor. Entah apa yang ada dipikirannya, ketika aku sudah keluar, dia menarik tanganku dan membawaku ke lorong disamping toko, pintu tangga darurat. Sekarang dia berhenti lalu berbalik sambil memicingkan mata. “Sebenarnya kamu ini sadar gak sih?”
Aku mengangkat bahu, “Jelas sekali, aku sadar, aku tidak mabuk”
“Kamu itu gak bodoh! kamu tahu maksud perkataanku. Brown, aku tanya sama kamu, buat apa kamu ngelakuin hal itu di pameran kalau kamu gak punya maksud apa-apa sama aku?” sekarang matanya berkaca-kaca lagi, oh aku benci melihat dia menangis, itu membuatku tak berdaya.
“Well...” oke aku gugup sekarang, aku harus menjawab apa?
“Now, tell me what are you feeling about me?!”
Aku memegang dahiku, aku sedikit pening, “Bisakah kita tidak melanjutkan percakapan ini?”
“Jujur sama aku, Brown. Hanya itu yang aku butuhkan sekarang, aku ingin dengar langsung dari kamu.”
“Okay, kalau kamu memaksa!” aku segera meraih wajahnya, kulumat bibirnya, dia tampak shock. Aku tidak peduli. Aku terus melumatnya, dia balas dengan melumat bibirku, rasanya basah dan luar biasa, aku memainkan lidahku mengekspos setiap sudut bibirnya yang sexy.
Dia belum mau melepaskan pelukannya, aku sadar, aku bertindak bodoh sekarang, bagaimana kalau Dimas melihatnya. “Resty?” suara itu menghentikan aksi kami, terlambat dia sudah melihatnya. Dimas melepas barang belanjaan kakakku, dia tampak marah padaku.
“Dim, aku bisa jelasin semuanya!” pekik Resty segera menyusul Dimas yang sudah berjalan menjauh. “Dim! Dimas!”
Aku mendekati barang belanjaan kakakku lalu memungutnya, “Sekarang kita cari Kyuna.”
Kakakku kesal, “Apa-apan tadi, Brown?! Kamu sudah gila? dia itu—“
“Dia gadis yang aku cintai sebelum dia menjadi tunangan Dimas,” potongku datar, “Aku selalu menghindar, tapi dia yang memaksaku, apa sekarang mbak Wia menganggapku orang jahatnya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
== BROWN ! ==
General FictionCopyright to FriestSatria, 2013 Dilarang mengopy, menjual, atau mengubah, sebagian atau seluruh isi dari cerita ini tanpa seizin Penulis. Jika para Pembaca menemukan hal yang sama, maka telah terjadi campur tangan pihak ketiga tanpa sepengetahuan Pe...