Alyn Pov
Kringggg.....kringggg......
Jam wakker berbunyi menganggu tidurku, kemudian aku menutup kedua telingaku dengan bantal, namun jam wakker itu terus saja berbunyi hingga membuatku kesal, dengan mata yang masih terpejam, tanganku meraba nakas dan mematikan jam wakker itu, lalu kembali melanjutkan tidur.
Sepersekian detik kemudian terdengar suara ketukan pintu.
"Alyn, bangun sayang, kamu gak sekolah? Udah siang, udah jam setengah tujuh." Sahut seseorang yang tak lain adalah Bunda.
"Hoaaaaaaaammmm....masih setengah tujuh kok Bund, setengah jam lagi aja." Ucapku seraya menggeliat kesana kemari.
"EHHH??? SETENGAH TUJUH??? AAAA ALYN KESIANGAN!!!! OH NOOOO."
Secepat kilat aku masuk kedalam kamar mandi dan membersihkan tubuhku, dengan mandi ala bebek. Setelah itu aku segera memakai seragam sekolah dan yang terakhir mengambil tasku yang berada di atas meja belajar.
"Bunda Alyn berangkat sekolah, dah Bunda, Assalamualaikum." Ucapku dengan langkah tergesa-gesa menuju garasi mobil.
"Eh kamu gak sarapan dulu?" Tanya Bunda.
"Enggak Bun, nanti Alyn sarapan di sekolah aja bareng Naila."
"Yaudah hati-hati di jalan."
"Pak Wisnu yang cepet ya, Alyn udah kesiangan, kalau bisa yang ngebut ya pak." Ucapku, dan segera masuk kedalam mobil.
"Siap Non."
Tak membutuhkan waktu lama untuk diriku sampai di sekolah, hanya dalam waktu 10 menit diriku sudah sampai di depan gerbang sekolah, segera aku berlari menuju ruang kelasku.
BUKKK
"Maaf gak sengaja, maaf sekali lagi." Ucapku mengambil beberapa buku yang berserakan di lantai, karena ulahku menabrak seseorang, Kuberikan buku-buku tadi ke si empunya nya. Ku edarkan pandanganku ke arahnya, dan aku mencoba tersenyum ramah kepadanya.
"i'ts okay!" ucap laki-laki itu dingin.
"Kamu Fairel kan? Anak kelas XI Mipa 1?" Ucapku. Yang dibalas anggukan kepala olehnya, setelah itu ia langsung pergi tanpa bicara sepatah katapun kepadaku.
"Dingin amat tuh cowok, dasar cowok aneh." Batinku seraya geleng-geleng kepala.Setelah itu aku kembali berjalan menuju ruang kelasku.
***
Sepulang sekolah aku memutuskan untuk pergi ke toko buku, hendak membeli beberapa novel, tuk menemani hariku dikala aku bosan, atau teringat kembali akan sosok kak Athar yang akan membuat hatiku terasa pilu. Bukan berarti aku ingin melupakannya. Oh tidak! tidak ada niatan sama sekali untuk ku melupakannya. Melupakannya? Itu adalah hal yang paling mustahil buatku. Kenapa? karena dia, aku mengetahui arti dari kata menyayangi, menghargai, mencintai, dan kehangatan dibaliknya.
Ku telusuri setiap deretan rak buku tanpa tersisa. Saat aku tengah asyik memilah dan memilih buku yang akan ku beli, mataku tertuju kepada seseorang yang tengah asyik memilih buku dengan tenang bagaikan air, seraya tengah mendengarkan musik di deretan buku yang ber-genre fantasi, aku kenal rasanya pada laki-laki tersebut. Ku hampiri laki-laki tersebut seraya menyapanya.
"Hai Fairel." Ucapku menyapanya seraya tersenyum ramah. Ia melirikku sebentar, setelah itu kembali melanjutkan kegiatan memilih buku. Aku melengos dibuatnya, benar-benar dingin laki-laki ini. Seperti ada bongkahan-bongkahan es yang mengeliliku, sehingga aku tidak bisa menerobos masuk kedalamnya.
"Kamu lagi milih buku apa?" Tanyaku lagi.
"Bisa liat kan di cover bukunya?" Ucapnya dingin, dan kembali membaca buku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATFAALFE
Teen FictionAllifa Naufalyn Zahra Wijaya Gadis cantik dan ceria berusia 17 tahun, harus mengalami berbagai kisah pahit dalam hidupnya, teror demi teror ia dapatkan dari seseorang dimasa lalu akibat perbuatan yang tidak pernah di lakukannya. Kepribadian ganda...