Keceriaan ku bersama Fikra membuat ku merasa akulah orang yang paling beruntung mempunyai teman seperti Fikra.
Bermain,berlari kian kemari,dan nyanyi bersama membuat ku tak lupa untuk bersyukur
Terima kasih Tuhan,kau telah menghadirkan Fikra ke hidup kuSuatu ketika,saat jam pulang sekolah,aku nemenin Fikra buat menunggu orang tua nya untuk menjemputnya. Lalu aku lihat Fikra sedang membuka tas nya dan berusaha untuk mengambil sesuatu dari dalam sana.
"Ini buat kamu",dia memberikan bingkisan kecil yang bergambar Hello Kitty itu
"Ini apa Fikra?",tanya ku dengan bingung
"Buka aja dulu",perintahnya
Kemudian aku buka bingkisan itu dan terlihat lah sebuah boneka kura-kura kecil berwarna cokelat putih yang sangat imut
"Ini hadiah untuk kamu kalau kamu sedang sendirian,anggap aja ini aku kalo aku tidak ada di samping kamu. Aku ingin kamu selalu ingat aku dimanapun kamu berada. Karena kita Sahabat Selamanya Aira"
Kata2 manis dan mustahil bagi seorang anak TK yang masih polos ini membuat ku terharu
"Makasih Fikra,kamu adalah teman kesayanganku,aku akan menjaga dan selalu mengajak kura-kura ini bermain,tapi aku ingin kamu selalu ada disampingku,jangan pernah pergi dari ku yah Fikra,kita akan menjadi sahabat selamanya,Janji ?"
"Janji.."Saat itu,mama Fikra datang menjemput anaknya.
Kemudian dia mendekat dan mengusap lembut kepala ku sambil berkata
"Aira sayang,jaga dirimu baik2 yah,maafkan tante harus mengajak Fikra pergi jauh"
Aku bingung dengan kata2 yg diucapkan mama Fikra,dengan wajah polos aku bertanya lagi
"Tante mau kemana? Jangan bawa Fikra jauh2, Fikra sahabat aku,aku tidak mau Fikra pergi",aku memegang tangan Fikra dengan erat seakan aku tidak mengizinkan Fikra untuk pergi dengan mama nya.
"Fikra harus berobat rutin di Malaysia sayang,jadi dia harus sekolah disana juga",jawab dia lembut
"Tapi aku bisa ngobati luka nya Fikra tante,aku kan mau jadi dokter,jadi dia gak perlu pergi kan"Dia tersenyum dan mencubit gemas pipi ku
"Iya sayang,Aira kan sekarang jadi dokter kecil,tapi Fikranya harus di obati oleh dokter dewasa,kalo Aira nya juga udah dewasa,nanti Aira boleh ngobati Fikra nya yah. Jadi Fikra nya boleh pergi sama tante kan?"
Dengan perasaan sedih,aku mengangguk dan melepaskan tangan ku dari Fikra.Mereka berdua beranjak pergi. Baru beberapa langkah,aku berlari mengejar Fikra.
"Fikra,jangan lupakan aku yah,dan pergi nya jangan lama2,aku tidak mau sendirian",sambil terisak tangis,aku memeluknya
"Iya Aira,kamu tidak akan sendirian kok,kan boneka kura2 tadi akan menemani kamu,jadi kamu jangan nangis lagi yah",balasnya sambil menghapus air mata kuSaat itulah,untuk terakhir kalinya aku melihat wajah manisnya Fikra. Memori tentang kebahagiaan ku bersama Fikra seakan terputar dalam benak ku. Namun semua itu tak akan pernah terjadi lagi. Inilah yang selalu aku rasakan saat berpisah dengan orang tua ku. Aku hanya bisa menunggu tapi tidak tau kapan penantian ku akan terbalaskan.Aku sangat benci dengan perpisahan. Karena perpisahan selalu memisahkan aku dengan orang yang aku sayangi. Aku gak mau kehilangan lagi. Aku gak mau sendirian lagi.
Tapi aku ingat,sekarang ada boneka kura2 ini yang akan selalu menemani ku.
"Kura2,kamu janji yah,jangan pernah ninggalin aku", aku memeluk erat boneka itu dan berusaha untuk tersenyum walaupun sulit untuk mengembalikan senyuman itu.
Hari demi hari aku lalui tanpa kehadiran Fikra di samping ku. Aku duduk di sebuah ayunan sambil memegang boneka kura2 pemberian Fikra. Aku kangen banget sama Fikra. Sekarang ini,aku ingin sekali bermain dengan Fikra. Tapi percuma,Fikra sekarang sudah pergi jauh dan mungkin sudah punya teman baru lagi.Saat aku terhanyut dalam lamunan ku,tiba-tiba ada seseorang yang menyodorkan sebuah es krim bertangkai di hadapan ku.
"Ini untuk kamu"
Aku terkejut,ternyata itu adalah Yudi,si kembar kurus yang sering ngejahilin ku.
Aku menggeleng dengan memanyunkan bibir ku.
Yudi memberikan es krim itu ke tangan ku,lalu duduk di ayunan bersebalahan dengan ku.
"Makasih Yudi",ucap ku sambil menjilati es krim itu,walaupun awalnya malu tapi mau.
Yudi sibuk menjilati setiap sisi es krim punyanya sampai wajah dia berlepotan.
Aku tertawa geli melihat tingkah konyol Yudi ini.
"Kamu kenapa tertawa?"tanya Yudi polos.
"Kamu semangat kali makan es krim nya sampai belepotan kayak gitu",jawab ku sambil menahan tawa.
Yudi melihat wajah ku dan dia pun tiba2 tertawa
"Hey,kenapa kamu menertawai aku juga?",tanya ku bingung
"Muka kamu belepotan juga tau,hahaha.."
Aku kaget dan malu,aku mencoba menghapus krim yang kata Yudi membuat muka ku belepotan.
"Bukan disitu"
"Trus dimana?"
"Di sebelah situ",dia menunjuk pipi kanan ku.
"Yang mana sih",aku mulai jengkel dan terus mengelus pipi kanan ku.
"Bukan disitu Aira,disini..",Yudi mencoba menghapus noda es krim yang ada di pipi kanan ku dengan tangan mungil nya itu.
Aku hanya terdiam,dan melihat wajah Yudi yang sangat dekat dengan wajah ku.
"Sudah",kata nya.
Aku membalasnya dengan senyumanTanpa disadari,bel sekolah pun berbunyi tanda nya untuk memulai pelajaran kembali.
"Ayo kita masuk Aira"
Yudi menarik tangan aku dan membawa ku untuk masuk ke dalam kelas.
Aku tersenyum dan merasakan lembutnya tangan Yudi,aku teringat saat Fikra memegang tangan ku waktu dulu.Dalam hati aku berbisik,
"Fikra,sekarang Yudi ada di dekatku,hari ini dia membuatku tersenyum,dan dia memegang erat tangan ku seakan aku tak ingin melepaskannya.. Fikra,apakah aku boleh berteman dengan Yudi? Tapi aku takut,jika aku punya teman lagi,dia pasti akan meninggalkanku. Apa yang harus aku lakukan,Fikra??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Aira
Teen FictionDear diary... Jika aku melihat bintang jatuh, Hanya satu yang aku pinta Aku hanya ingin Semua kenangan ku dalam diary ini akan terulang kembali