Aira POV
"Eh buset.. Diary aku mana??",ucap ku sambil mencari-cari diary kesayangan itu di dalam tas dan di laci meja.
"Kamu lagi nyari apa Aira?,tanya Widia keheranan melihat ku sibuk mencari sesuatu.
"Diary aku Wid,hilang!!"
"Diary? Diary yang mana sih? Gak pernah nampak tuh"
"Eeh,yang pake gembok itu loh"
"Yang pake gembok? Berarti ada kunci nya juga yah?",tanya Widia dengan meletakkan jari telunjuk di dagu nya seakan sedang memikirkan bentuk diary yang pertama kali dia tau ada yang pake kunci juga.
"Ya elah kamu ni banyak tanya deh. Dari pada nanya gak jelas gitu,mending bantuin aku nyari nya ni",aku mulai naik pitam
"Iya iya neng,santai aja keles. Ngomong pake urat pula. Gini deh,coba diingat dulu,dimana terakhir kali kamu lihat diary nya?",tanya Widia sambil menyuruh ku duduk
"Hhmm.. Terakhir kali,yaaa di tas ini",jawabku sambil mengingat2 dan menunjuk isi tas ku yang sekarang berantakan.
"Gak mungkin deh,atau gak coba diingat masalah yang terjadi kemaren. Kamu pasti nulis diary nya pas lagi ada masalah kan?"
"Wah ,iya juga ya. Kemaren,kamu kan sakit. Terus aku diganggu sama Dion. Trus aku nampar Dion dan lari ke tempat pohon besar di belakang sekolah. Trus aku ketemu genderuwo. Trus aku lari deh",ucap ku tanpa menggunakan jeda.
"Eit.. Pake rem dong ngomongnya. Eh,kamu nampar Dion? Super sekali..",Widia ternganga sambil bertepuk tangan.
"Iya,benci banget aku sama dia tuh. Gak tahan lagi,aku tampar aja dia. Kembali ke topik tadi deh,trus sekarang gimana?"
"Hhmm.. Pas kamu keluar dari kelas,kamu bawa diary nya gak?"
"I-iya"
"Ha.. Trus kamu bawa kemana?"
"Aku bawa ke pohon besar di belakang sekolah"
"Ayo ikut aku",ajak Widia
"Mau kemana?",tanya ku heran
"Ikut aja lah",sambil menarik tanganku dan membawa ku ke suatu tempat"Kita ngapain disini?"
"Kamu bego banget sih. Tadi kamu bilang bawa diary nya ke sini kan. Trus kamu ketemu apa?"
"Oh iya aku ketemu genderuwo"
"Haa? Genderuwo??"
"Eh bukan,ada cowok yang ngagetin aku dari arah belakang kemaren. Trus aku langsung cabut lari"
"Cowok? Siapa tuh?"
"Ntah lah,aku gak tau. Wajah nya pun kurang jelas kemaren"
"Berarti dia ngambil diary kamu tuh. Oh iya,diary nya sempat kamu kunci gak?"
"sebelum dia datang aku sempat ngunci diary nya trus simpan kunci nya di saku celanaku."
"Untung lah kamu kunci. Kalo gak bisa di bongkar deh rahasia kamu tuh"
"Iya yah,trus sekarang gimana?"
"Ya karena kamu gak tau sama cowok nya,terpaksa kita nunggu cowok itu ngasih balik diary kamu'Ting ting ting'
Bel istirahat pun berbunyi"Udah deh,yuk kita ke kantin. Lagian itu kan cuma diary",kata Widia sambil mengajak ku pergi ke kantin
"Cuma diary? Itu bukan cuma diary. Itu adalah kenangan yang telah aku buat selama ini dan itu sangat berharga bagiku. Aku tidak ingin kehilangan dan melupakan kenangan itu dengan begitu saja",batinku sambil mengacak2 bakso yang ada di hadapanku
"Aduh Aira.. Kasihan bakso nya kamu acak2 gitu. Buat gue aja sini"
"Nih ambil,makan yang banyak. Aku lagi gak nafsu makan",kataku sambil memberikan mangkok bakso ku kepada Widia dan langsung di ambil nya dengan senyum sumringah
"Aku mau ke toilet dulu",ucap ku sambil berdiri dan meninggal kan Widia yang sibuk dengan dua buah mangkok bakso nya.~~
Saat hendak memasuki toilet,aku melihat seorang laki2 yang wajah nya serasa pernah ku lihat berdiri sendirian di depan pintu toilet cowok sambil memainkan smartphone nya.
Aku melangkahkan kaki untuk mendekati nya,tetapi
"Kevin..",terdengar suara cewek dari arah belakang ku memanggil cowok yang hendak ku dekati tadi.Cowok itu melihat ke arah suara,dan beberapa detik cowok yang bernama Kevin itu menatapku dari kejauhan dan memperlihatkan seulas senyuman dari bibirnya.
Cewek yang memanggilnya tadi langsung berlari ke arah Kevin dan merangkul tangan cowok itu yang ku kira mungkin mereka pacaran. Aku langsung masuk ke dalam toilet dengan kaki gemetaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Aira
Teen FictionDear diary... Jika aku melihat bintang jatuh, Hanya satu yang aku pinta Aku hanya ingin Semua kenangan ku dalam diary ini akan terulang kembali