Pacar Pertama (Last)

101 4 0
                                    

Aira POV

Teng Teng~~

"Baiklah,pelajaran hari ini kita sudahi. Silahkan keluar",bapak Dito pun akhirnya keluar dari kelas karena bel istirahat berbunyi.

"Aira,kita ke kantin yok",ajak Flora
"Gak deh flora. Aku disini aja",masih dalam posisi kepala ditundukan di atas meja.

"Kamu kenapa Aira? Sakit? Udah deh Aira,jangan dipikirin terus. Relakan aja dia pergi", Flora mengangkat kepalaku dan meletakkan punggung tangannya di dahiku.
"Eh badan kamu panas. Aku antar ke UKS yah?"
"Gak usah,aku pusing dikit aja kok"
"Tapi.."

Tiba2 Kevin masuk ke dalam kelas dan langsung menghampiri aku dan Flora.

"Eh Kevin",sapa ku sambil memperbaiki rambut dan wajahku yang sekarang benar2 kusut

"Flora,bisa tinggalkan kami berdua sebentar?",dengan tatapan dinginnya,Kevin menyuruh Flora keluar dari kelas.
Flora hanya mengangguk dan beranjak pergi meninggalkan kami.

Sekarang,tinggalah aku berdua dengan Kevin di dalam kelas.
Kevin duduk di kursi depan mejaku dan menghadap ke arahku.
Suasana pun menjadi canggung.

"Kamu kemana aja?",Kevin menatap ku dengan tajam dan sangat serius
"Aku.."
"Kemana aja kamu 2 hari ni ha. Sms gak di balas,telepon gak diangkat. Kamu kira aku gak khawatir apa. Pusing aku mikirin kamu yang hilang gitu aja. Mikir gak sih gimana perasaan aku?",Kevin langsung membentakku dan berbicara tanpa menggunakan jeda.

Aku hanya diam tertunduk. Aku kaget dengan reaksi Kevin yang tiba2 seperti itu. Selama pacaran,Kevin sekalipun tidak pernah membentak dan memarahiku.

Aku memberanikan diri untuk menjawab semua pertanyaan Kevin.

"Kevin,Dengarkan aku dulu. Sebenarnya.."

Flashback on

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Tapi aku tetap setia duduk manis sambil belajar Bahasa Inggris di meja belajar ku.

Tiba2,handphone ku yang berada di atas kasur berbunyi tanda ada panggilan yang masuk.
Aku langsung menghampiri handphone ku itu dan ternyata nomor yang tak dikenal muncul di layar itu.

Aku angkat dan terdengar suara serak seperti sedang menangis dari seberang sana.

"Halo Aira,ini aku Rima"
"Oh Rima,apa kabar? Udah lama ya kita gak ketemu"
"Kamu harus cepat ke sini"
"Eh ada apa? Kok tiba2"
"Yu-yudi hiks, yudi meninggal Aira"
"Ka-kamu ngomong apaan sih. Jangan bercanda ih",aku mencoba untuk tetap tenang
"Aku gak bercanda.
Yudi dan Dika kecelakaan motor kemaren. Gara2 nabrak kucing. Dika nya cuma terluka ringan, ta-tapi kepala Yudi hancur dan nyawa nya gak tertolong lagi. Hiks hiks"

"Yu-yudi.. Ini gak terjadi kan. Huuaa.. Yudi..", handphone terlepas dari tanganku. Seluruh badan ku menggigil,air mata turun begitu derasnya dari mata ku. Aku berteriak sekencang2 nya.

Malam itu juga,aku menyuruh Papa mengantar ku ke kampung.
Untung saja Papa mau. Papa sangat mengerti dengan keadaan ku sekarang. Dan Papa juga tau seberapa dekatnya aku dengan Yudi dulu.

~~

Sampai disana,aku hanya sempat melihat kuburan yang tertancap batu nisan yang tertulis nama "Yudistira Eka Putra",bau kapur barus yang menyengat dan bunga yang masih segar menghiasi di atas nya.

Diary AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang