Pacar Pertama (Part 1)

102 6 0
                                    

Aira POV

Aku mengiringi langkah kaki guru pria muda tampan berbadan tegap ini yang aku yakini adalah guru wali kelas ku dan menuju ke suatu kelas yang tertulis kelas 7-4 dan dari luar saja sudah terdengar di dalam sana sangat berisik layak nya di pasar malam.

"Mohon perhatian semuanya",sorak Pak Joe menenangkan pasar ini dan membuat semua nya terdiam dan langsung menduduki kursi nya masing2.
"Kita kedatangan siswa baru.. Silahkan masuk nak",perintah Pak Joe menyuruh ku masuk ke dalam kelas itu dengan sangat gugup

   'Ciuiiit..'
Suara siulan dari arah belakang terdengar saat aku baru melangkahkan kaki.

"Silahkan perkenalkan dirimu"
"Nama ku Aira Juliet Silvia, aku pindahan dari SMP Matahari. Semoga aku bisa berteman dengan kalian semua",ucap ku dengan gugup.
"Baiklah,karena jumlah siswa di sini sekarang ganjil,kamu duduk sendirian disana yah?",sambil menunjuk sebuah meja kosong yang hanya untuk diduduki oleh satu orang di bagian paling belakang.
"Iya,terima kasih Pak",aku langsung menghampiri meja kosong itu dengan banyak nya tatapan2 dari mereka yang penuh dengan rasa ingin tahu tentang diriku.

Saat Pak Joe beranjak pergi dari kelas,mereka langsung menghampiriku dan saling memperkenalkan diri mereka. Aku senang sekali seperti nya mereka sangat antusias untuk berteman denganku.

Hari pertama di sekolah baru ini lumayan melelahkan,karena aku sudah seperti artis saja,aku di wawancarai lah,ada yang minta no hp lah,bahkan ada yang mintak berfoto karena mereka pikir aku ini seperti model majalah yang lagi ada jumpa  fans,hahaha..

Widia,adalah teman pertama ku di sini. Dia duduk di depan ku dan layaknya pemandu wisata,dia juga mengajak ku untuk berkeliling sekolah dan aku pun bisa langsung dekat dan nyaman bersama nya.

Aku sedikit susah beradaptasi di sini.
Karena kebiasaan mereka berbeda dan mereka juga sering menertawakan logat bahasa ku yang terdengar aneh di telinga mereka.
Uuhh.. Apa nya yang lucu coba. Kalo gitu,aku tidak akan banyak bicara lagi daripada mereka mengejek ku terus.

Tapi Widia sering membela ku dan dia tak pernah mengejek ku.
Widia baik banget. Aku teringat Yudi setiap melihat sikap Widia terhadapku.

~~~

Sudah seminggu aku habiskan waktu ku di sekolah ini. Tapi ada saja yang membuat ku sangat geram dengan tingkah orang2 di sini. Apa lagi Dion.
Salah satu cowok yang ada di kelas ku yang terkenal dengan sifat kegatelan dia sama cewek. Apa lagi aku anak baru  disini,nauzubillah aja tingkah dia plus plus gatel yang pengen banget gue garuk2 muka nya.
Dia sering gombalin aku lah,natap2 aku lah,nyolek aku lah. Udah sering banget aku bilangin jangan ganggu aku lagi dan Widia pun juga sering memarahi nya. Tapi yah dia gak mau dengar sama sekali,malah lebih sering lagi buat gangguin aku.
Teman2 di kelas mah udah biasa sama tingkah Dion kayak gini,tapi buat aku ngeselin banget. Aku gak suka dekat2 sama cowok apa lagi gatal kayak dia.

Suatu hari,suasana kelas sangat ribut karena guru matematika tidak masuk.
Siswa lain bahagia banget gara2 guru killer itu gak masuk hari ini.
Tapi gak buat aku,hari ini aku sial banget. Widia tidak masuk juga hari ini karena dia sakit. Dan ini kesempatan banget buat Dion terus menggangguku.
Kesabaran ku benar2 sudah hilang dan
'PLAK',satu tamparan keras dari tanganku mendarat di pipi Dion.
Suasana kelas tadi yang ribut langsung terdiam. Mereka semua menatap ku.
Dion pun terdiam dan langsung memegang pipi nya yang merah.
Aku takut,benar2 sangat takut.
Apa yang telah aku lakukan,aku tadi hilang kendali. aku takut Dion akan membalas tamparanku dan teman2 lain akan membenci ku.

" Kau hebat sekali Aira..",sorak mereka sambil bertepuk tangan kegirangan.
Aku terkejut banget. Padahal tadi aku kira mereka bakal nyeburin aku ke dalam sumur di belakang sekolah.
Aku benar2 gila berada di sini. Aku pergi meninggalkan kelas dengan membawa diary pemberian Yudi dan mencari tempat untuk menenangkan diri.

Aku duduk di sebuah pohon yang sangat rindang dan langsung membuka diary berkunci itu.

Dear Diary..
Yudi,apa kabar mu? Aku sangat merindukan kehadiranmu saat aku berada dalam kekacauan seperti ini. Biasa nya kau selalu memberikan senyuman manis dan menghapus air mata yang membasahi pipiku.
Kau selalu menghiburku dan selalu membuat ku lupa dengan masalahku sendiri.
Tapi kau kini sangat jauh di sana.
Aku merindukanmu,Yudi..

Tiba2 terdengar hentakan kaki seseorang dan mendekatiku dari arah belakang
"Sendirian aja neng?",dengan suara beratnya
Anjaaay,aku kaget banget.
"Ampun genderuwo.. Aku gak bakal nampar orang lagi. Jangan makan aku,aku masih di bawah umur",ucapku sambil tertunduk ketakutan dan kaki gemetaran.
"Hahahaha..",hanya tertawa yang terdengar oleh ku.

Aku coba membuka mata ku dan ternyata dia hanya pria seumuran denganku dan berbadan sedikit lebih tinggi dari ku sedang terpingkal2 tertawa melihat tingkah ku tadi.

"Lo konyol banget sih bocah,hahaha..",dia tak berhenti2 tuk tertawa sampai dia meneteskan air mata.
Aku sangat jengkel dan menginjak kaki nya dengan sangat keras

"Aduh duh,sakit.."
"Maka nya jadi orang jangan jahil dong"

Aku langsung meninggalkan dia sendirian yang masih mengerang kesakitan dan tak ku sadari ternyata diary ku tertinggal bersama orang aneh itu.

Diary AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang