Hola Spain!

11.3K 624 22
                                    

Lagu milik Nike Ardilla yang berjudul Suara Hati mengalun lembut dari iPod milik Emma. Entah karena pengaruh dari siapa Emma senang dengan lagu-lagu lawas ini. Tapi yang pasti, ia mulai suka dengan penyanyi legenda ini saat abang tukang sayur depan rumahnya itu menyetelnya terlampau keras bahkan sampai ayam tetangga budeg mendengarnya.

Emma kembali melihat pemandangan dari atas jendela pesawat terbang ini. Ia masih mengingat pesawat yang ia tumpangi.
Singapore Airlines dan akan transit di Bandara Changi Singapura.

Emma terbangun dari tidurnya karena suara seorang pramugari yang memberitahu semua penumpang bahwa akan tiba saatnya mereka landing di bandara Singapura.
Dalam keadaan masih setengah mengantuk, Emma berjalan terhuyung ke dalam bandara dan duduk di salah satu kursi tunggu. Menunggu transit Singapore Airlines yang akan take-off beberapa jam lagi.

"Aaack!" teriak Emma pelan dan menepuk-nepuk wajahnya agar tetap terjaga. Namun tetap saja rasa kantuk itu tetap menyerang.

Dalam keadaan setengah tidur setengah sadar, Emma teringat akan laporan perjalanannya yang wajib dikirim melalui e-mail kepada bos nya yang killer itu.
Cling!
Emma harus segera menulisnya, dan segera pula untuk mengirimnya atau bos killer nya itu akan memarahi Emma habis-habisan melalui telepon sampai telinga Emma meledak. Emma merutuki laporan itu,

'Kayak anak SMA saja, disuruh ngetik laporan perjalanan' rutuk Emma dalam hati.

Sebelum Emma memulai, ia mempersiapkan diri untuk tetap terjaga selama mengetik. Karena ia tahu kebiasaannya adalah senang tidur dimana-mana walaupun di keramaian sekalipun.
Emma berfikir, apa yang membuatnya tetap terjaga? How about a cup of Coffee?

Emma segera beranjak dari duduknya dan memulai perjalanan untuk berburu kopi disini. Ah itu dia! Starbuck.
Tanpa babibu Emma memasuki cafe itu dan memesan. Emma mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk yang kosong. Jam berapa ini? Masih saja ramai.

Ah ada satu! Emma harus bergegas sebelum orang lain mendudukinya.
Saat Emma ingin mendaratkan pantatnya ke kursi yang ada, seorang kakek ikut duduk dikursi itu. Kakek tua yang dilihat dari wajah dan perawakan tubuhnya tentu saja bukan berasal dari Singapura.

"Oh I'm sorry. Maaf aku telah menduduki kursimu" ucap kakek itu dengan aksen bahasa inggrisnya yang terdengar sedikit berbeda.

"Oh no please. Anda saja yang mendudukinya. Tidak apa" balas Emma.

Ia rela kursi yang ada dan satu-satunya itu ditempati orang yang tak ia kenal setelah Emma melihat kondisi kakek tua itu seperti kurang sehat.

"Please, this chair is belongs to you" ucap Emma tersenyum manis sebisa mungkin.

"Thank you. You're so kind, young lady" kakek tua itu duduk dan sesekali mengaduh sakit.

Emma segera beranjak keluar. Setelah berhasil keluar dari cafe itu, Emma tersadar bahwa ia senang dapat membantu kakek tua itu. Namun dilain sisi ia merutuki diri sendiri, dimana sekarang ia akan duduk? Kursi tunggu yang ada pun penuh diduduki orang.

Hasrat ingin buang air pun tiba-tiba merasuki diri Emma.
Ya tuhan, ada-ada saja yang terjadi pada Emma kali ini.
Ia celingak-celinguk mencoba mencari toilet. Benar saja, pandangan mata Emma tertuju pada satu pintu yang bertuliskan toilet tepat diarah jarum jam 10.
Secepat gatotkaca, Emma berlari kedalamnya.

Selesai, Emma beranjak untuk mencuci tangannya dan mengambil kembali coffee nya.

"Tunggu, seingat gue, gue taruh coffee nya disini. Loh kok hilang? Aaa" ucap Emma pada diri sendiri dan mencari nya. Semoga saja masih ada. Namun ia terkejut saat menemukan sebuah cup starbuck berada diantara benda-benda kotor di dalam tempat sampah.

New Romantics (Marc Marquez Fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang