1: First Day School

283 16 4
                                    

"Selamat pagi, namaku Fukushima Myuki. Kalian bisa memanggilku Myuki. Asal sekolahku SMA Nakashime, Nakashi. kuharap kita bisa berteman baik. Mohon kerja sama semuanya" ucap Myuki memperkenalkan dirinya di depan kelas dan diakhiri dengan membungkukkan kepalanya sedikit pada calon teman-teman baru di hadapan-nya.

Para siswa hanya tersenyum dan menganggukkan kepala mereka. Namun, entah kenapa senyuman mereka tampak tidak tulus. 'Mungkin mereka memang seperti itu' batin Myuki.

"Oke, Myuki silahkan duduk di samping kursi yang kosong di dekat jendela itu ya!" ucap Miss Neira, wali kelas di kelas yang Myuki tempati sekarang.

Myuki segera menuju kursi yang telah ditunjuk Miss Neira.

"Hei Myuki, aku Samikara Yuri, salam kenal, semoga kita bisa berteman baik ya!" ucap seorang perempuan berambut peach pendek yang ternyata duduk di depan kursi Myuki sambil tersenyum.

"Ya," ucap Myuki membalas senyumnya yang tak bisa dipungkiri itu sangat manis.

"Oke, sekarang buka buku catatan kalian, kita akan belajar banyak hari ini!" ucap Miss Neira dengan bersemangat.

Sementara para siswa meresponnya dengan agak lesu, mengingat pelajaran yang diajar Miss Neira adalah sejarah.

Myuki melirik ke kursi kosong dekat jendela, ia penasaran kenapa kursi itu dibiarkan kosong. Myuki berbisik pada Yuri untuk menanyakan hal tersebut.

"Yuri," bisiknya memanggil Yuri. Yang dipanggil ½ melirik pada Myuki yang duduk di belakangnya.

"Kenapa bangku itu kosong?" tanyaku to the point.

"Itu tidak kosong, pemiliknya hanya tidak datang, ia memang suka datang telat, tak jarang juga dia membolos" Yuri tersenyum, tapi senyumnya itu seakan menyembunyikan sesuatu.

Yuri kembali menghadap depan dan memperhatikan penjelasan Miss Neira. Begitupun Myuki.

*****

"Ting.. Nong.. Ting.. Nong.. Ting.. Nong.." suara bel menggema, menandakan waktu istirahat. Aku segera membereskan buku yang sudah berisi beberapa catatan ke dalam tas.

"Mau mengunjungi kantin bersama-ku?" tanya Yuri yang sudah berdiri di samping kursiku.

"Boleh," ucapku sambil memasukkan buku catatan terakhirku ke dalam tas.

"Yuri, ayo kita ke kantin," ajak dua siswa perempuan berambut kuning dan biru muda pada Yuri.

"Kalian duluan saja, aku ingin mene-mani Myuki-san ke kantin, aku tidak ingin teman baruku tersesat di sekolah sebesar ini. Ya Myuki-san?" ucapnya sambil mengedipkan sebelah mata padaku, aku segera mengangguk.

"Baiklah," ucap mereka bersamaan dan pergi meninggalkan Yuri yang sudah menarik tanganku supaya mengikutinya.

"Kamu berasal dari sekolah dan kota mana?" tanya Yuri saat menuruni anak tangga menuju lantai bawah.

"Sekolahku dulu SMA Nakashime di pinggir kota Nakashi" jawabku sambil mengamati dan menghafal jalan yang kulewati bersama Yuri.

"Kenapa kamu pindah ke kota ini?" tanyanya lagi.

"Ayah dan ibuku baru meninggal seminggu yang lalu, sehingga aku di pindah ke rumah pamanku yang dekat dari sini," jawabku, kami melewati sebuah bangunan megah yang ternyata adalah perpustakaan.

"Oh, maaf. Mungkin aku membuatmu mengingatnya, aku turut berduka cita," ucapnya dengan tatapan sedih.

"Tidak apa-apa, aku sudah melupa-kannya," ucapku sambil tersenyum.

"Baiklah, ayo mumpung kantinnya masih sepi," ucap Yuri sambil menarik tanganku menuju kantin yang ternyata sudah dekat.

Yuri membeli sepotong raimbow cake dan segelas yogurth, sedangkan aku hanya membeli segelas jus melon. Setelah membelinya, Yumi kembali menarik lenganku menuju meja kosong yang ada di sekitar situ.

Yuri menikmati setiap gigitan raimbow cake-nya dengan anggun bak tuan putri, sangat cocok dengan tubuh dan wajahnya yang memang bagaikan tuan putri yang tersesat dari kerajaan-nya.

Bahkan beberapa siswa laki-laki tampak berusaha duduk di sekitar dekat Yuri hanya untuk memperhati-kannya menikmati tiap gigitan kuenya.
Sementara aku yang duduk di sampingnya merasa kurang nyaman karena merasa ikut diperhatikan :).

Namun, ketidaknyamananku teralihkan saat Yuti menyentuh pundakku dan mengajakku kembali ke kelas karena ia sudah menghabiskan makanan yang ia beli.

"Kita ke kelas lagi yu!" ajaknya, sementara aku yang baru meminum setengah gelas jus melon segera meneguk sisanya sekaligus, dan membuat Yuri tertawa anggun.

"Hihihi... Tenang saja kali, aku tidak akan tega meninggalkan seorang siswa baru di sekolah sebesar ini kok!" ucapnya lagi-lagi sambil tersenyum manis dan membuat beberap siswa laki-laki di sekitarnya langsung terpesona.

"Aku hanya tidak ingin kamu menunggu," ucapku membela diri. "Ayo kembali ke kelas!" ajakku karena tak tahan lagi dengan semua tatapan siswa laki-laki yang terpesona pada Yuri.

"Oke," ia lagi-lagi menarik tanganku agar mengikutinya.

Jalan yang kami lewati berbeda dengan yang tadi, kali ini kami melewati taman yang ada di belakang perpustakaan dan melewati ruang guru hingga akhirnya sampai di kelas kami setelah menaiki beberapa anak tangga.

"Tadi saat di kantin, kenapa kamu langsung mengajakku ke kelas?" tanyaku saat duduk kembali di kursiku.

"Aku tidak suka diperhatikan para siswa laki-laki itu!" ucapnya masih dengan nada anggun.

"Kenapa? Itu artinya kamu terkenal dan dikagumi para laki-laki loh!" ucapku mencoba memujinya.

"Aku tahu. Justru itu aku tidak suka, aku tidak ingin mereka mengenal & mengagumiku karena kecantikanku," ucapnya lirih. "Aku hanya ingin mereka mengenalku karena ingim berteman denganku," tambahnya lagi.

"Ting.. Nong.. Ting.. Nong.. Ting.. Nong.." bel kembali berbunyi menan-dakan waktu istirahat telah berakhir. Semua siswa tampak masuk kelas. Seorang guru laki-laki berambut coklat tua berkacamata masuk. Ia Mr. Daff, guru fisika.

Tak lama, seseorang membuka pintu kelas, semua siswa & Mr. Daff langsung melihat siapa yang masuk. Ternyata adalah seorang siswa laki-laki berambut biru.

Setelah melihat siapa yang membuka pintu, keadaan kelas kembali normal seakan tidak ada yang membuka pintu.

"Siapa dia?" tanyaku pada Yuri.

"Penghuni kursi kosong di samping-mu. Sudah, anggap saja dia tidak ada!" ucap Yuri dan kembali mencatat di bukunya.

Siswa laki-laki itu tampak menuju kemari dan kemudian duduk di kursi kosong yang ada di sampingku.

'Anggap dia tidak ada?'

Aku menatap ke seisi kelas, dan sepertinya mereka memang menganggap dia tidak ada, meskipun sudah jelas bahwa dia baru saja masuk dan sekarang duduk di kursi di sampingku!

Ia tampak melihat ke arahku, aku mencoba tersenyum padanya, namun saat akan melakukannya, ternyata ia sudah tidak melihatku.

Aku memutuskan untuk kembali memperhatikan penjelasan Asas Black dari Mr. Daff.

Meskipun mataku fokus pada Fisika, tapi entah mengapa aku selalu merasa kalau siswa di sampingku itu mem-perhatikanku. Tapi, saat aku melirik padanya ia sedang menatap ke arah lain.

Perasaan itu terjadi hingga akhir pelajaran, meski aku tidak pernah berhasil memergokinya melihat ke arahku. Tapi aku yakin dia melihat ke arahku sejak jam pelajaran Fisika hingga akhir pelajaran hari ini.

"Myuki-san!" panggil Yuri sambil me-lambai-lambaikan tangannya di hada-panku.

"Ada apa Yuri-san?" tanyaku tersadar dari lamunanku.

"Kamu melamunkan siapa?" tanyanya sambil tersenyum.

"Aku tidak melamun," sanggahku membalas senyumnya.

"Ayo kita pulang," ajaknya.

Aku mengangguk dan membereskan barang-barangku, lalu pulang.

*****

Note:)
Hai All!
Maaf kalo kurang bagus :)
Jangan lupa vote & coment ya!
Arigatou:)

My Mysterious RyukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang