18: Reality

98 7 5
                                    

    "Jangan sedih Myuki-chan, kita akan bahagia saat kau jadi milikku, jadi jangan berikan dirimu pada siapapun yah?" ucap seorang anak laki-laki berambut hitam & ber-iris mata merah sambil mengacungkan kelingkingnya padaku yang masih kecil itu, dan entah kenapa aku sedang duduk di pojokan sambil memeluk kedua lututku dan menyembunyikan wajahku.

********

"Ummh..." aku terbangun dari tidurku, ku lihat sekeliling dan ternyata ini di kamarku.

'Jadi semua itu mimpi? Hah.. Syukurlah...' batinku sambil tersenyum.

"Apanya yang kau maksud mimpi?" tanya seseorang di sampingku.

"Hah? R- Ryuki-kun?" tanyaku kaget apalagi ia juga berbaring di sebelahku membuat pipiku memerah.

"Semua ini nyata..."

"Ke- kenapa k- kau disini R- Ryuki-kun? Ini kan-"

"Karena sekarang kau milikku Myuki-chan sayangku~" ucapnya sambil memelukku erat bagaikan guling -_-.

"Ahhh!!!" kepalaku mendadak merasakan sakit luar biasa. Dan Ryuki melepas pelukannya kemudian nampak menggores jari manis tangan kanannya dengan cutter, dan anehnya tanganku refleks menarik jari yang terluka itu dan mengemut darah yang keluar dari sana.

"Minumlah sesukamu~" bisik Ryuki sambil mengusap rambutku dan aku kembali tersadar.

"Ah, gomennasai Ryuki-kun, aku lagi-lagi melakukannya..." aku segera melepas jarinya dari mulutku. Tapi ia hanya tersenyum manis dan kemudian menindihku, --duduk diatas tubuhku dan mengunci pergerakanku dengan tangan dan kakinya.

"Tak usah sungkan, selama kau menggantinya~" bisiknya horror dan kemudian mendekatkan wajahnya padaku. Sangat dekat sampai aku sadar bahwa ia dikelilingi hawa dingin dan ----dia tak bernafas!

"Oi kedua keponakan manisku cepat bang-" ucap Oji-san yang membuka pintu kamarku dan ucapannya terpotong saat melihat posisi kami saat ini. "Oh, maaf ganggu ●▽●" dan ia kembali menutup pintu. Saat ini pipiku benar-benar terbakar! Aku hanya bisa menutup mata karena malu.

"Hmmpphh.." Ryuki mencium bibirku, dan setelahnya nafasku langsung tersengal cepat, mengingat durasi yang cukup lama saat Ryuki menciumku. Namun ia kembali menciumku lagi, melumat habis bibirku.

"Ukh.. Ryuki-kun berhenti...." aku mendorong tubuh Ryuki, memaksanya melepas bibirnya dari bibirku.

"Kenapa? Kau masih tak sadar juga siapa dirimu?" tanyanya tenang dan kembali mendekatkan mukanya padaku. "Bangunlah Myuki-chan... Ini memang kenyataannya.." bisiknya sambil menatapku dalam dengan mata ber-iris biru gelap miliknya itu.

"Ooiiii!!! Jangan senang-senang terus!! Kalian pada gaakan ke sekolah apa?!!" teriak Oji-san sambil menggedor pintu kamarku.

"Iya, iya Kakuza..." jawab Ryuki nampak kesal sambil turun dari tubuhku, sementara aku entah kenapa malah speechless di posisiku. Masih tak percaya dengan semua yang terjadi.

"Kamu gaakan sekolah? -_-" tanyanya datar. Sementara aku malah bengong ditanya seperti itu.

********

"Ohayo, Myuki!" sapa Yuri saat aku baru sampai di sekolah, Ryuki tidak berangkat bareng karena ia tak berniat untuk masuk kelas hari ini.

Yuri langsung memelukku dengan muka khawatir, sambil mewawancaraiku.

"Haa... Myuki-san kamu kemana saja? Dua hari ini kau tak masuk sekolah dan tak ada kabar apapun..." aku berusaha melepas pelukannya dan beralibi bahwa gejala penyakit jantungku sedang kambuh. Dan ajaibnya, ia langsung percaya begitu saja dan hanya memberitahuku kalau aku takkan masuk, setidaknya kabari dia dulu. Aku hanya mengangguk dan mengiayakannya biar cepet :3.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Mysterious RyukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang