BAB 9 - (Bukan) Honeymoon

89.4K 5.3K 347
                                    

"Hallo, Bali!!!"

Sofie merentangkan tangannya lebar-lebar sambil menghirup udara Bali yang sejuk dari kamar dengan pemandangan langsung menghadap ke arah private pool dan laut.

"Norak. Kayak baru pertama ke Bali aja." Dari belakang Alvaro memutar bola matanya malas sambil melepas aviator hitamnya.

Sofie langsung menoleh jengkel. "Kalau norak ya nggak usah di dengerin! Mulut, mulut aku. Bibir, bibir aku. Ya terserah aku dong! Aku kan jarang-jarang ke Bali buat liburan! Pasti aku ke sini buat kerja terus!"

Alvaro malah terkekeh menyebalkan. "Cieee... jadi curhat dadakan gitu. Padahal aku nggak minta penjelasan kamu lho, Sof."

Kekesalan Sofie di ambang batas aman. Sofie memicingkan matanya dengan tangan mengkerut seperti ingin mencakar Alvaro.

"Kalau mutilasi itu legal di Indonesia, kamu udah aku potong-potong dari tadi tahu nggak! Kerjanya ngajak perang terus mulai dari di pesawat sampai ke sini!"

Alvaro semakin terkekeh sambil merebahkan tubuhnya di kasur dengan kedua tangan menyilang ke belakang kepala.

"Uuuu... takut... mau di mutilasi sama Princess..." Ucapnya pura-pura ketakutan tapi wajahnya mengejek Sofie.

"Tapi, maaf-maaf nih ya, Princess. Abisnya gaya kamu barusan kayak anak sma yang lagi karya wisata dan baru pertama kali ke Bali sih." Lanjut Alvaro.

Tiba-tiba sebuah remote tv melayang. Alvaro langsung meringis kesakitan ketika benda itu tepat mengenai perutnya namun tak membuat kekehannya berhenti. Hm, dasar orang aneh...

"Princess galak banget sih... masa suami sendiri di lempar remote..." Alvaro mengucapkannya dengan cara yang sangat berlebihan dan mendayu-dayu.

"Ih, najis amit-amit. Jijik, jijik, jijik. Geli, geli, geli." Sofie bergidik, menggeleng-gelengkan kepalanya cepat sambil menutup kedua telinganya dengan tangan.

Alvaro langsung terbahak kencang melihat Sofie yang mulai mual dengan kelakuannya. Ia bahkan sampai harus menetralkan napasnya karena tak bisa berhenti tertawa. Setelah meneguk satu gelas penuh air putih untuk menyudahi tawanya, kini Alvaro memandangi sekeliling kamar.

"Baik banget ya, Sof, sponsor kita ngasih hadiah liburan di W Retreat and Spa Bali. President suite lagi!" Ucapnya pada Sofie yang tak di gubris sama sekali oleh gadis itu.

Oh, pura-pura nggak dengar nih ceritanya...

"Kamar besar, fasilitas lengkap, ada private pool sama akses jalan langsung ke laut. Patut di acungi jempol banget nggak sih sponsor kita? Kalau menurut kamu gimana?"

Sekarang Sofie sibuk sendiri dengan ponselnya.

Terus aja cuekin gue...

"Apalagi tempat tidurnya. Luas dan desainnya romatis banget. Kayaknya enak nih kalau nanti malam aku tidur sama kamu di sini..." Ucap Alvaro sambil melirik Sofie dari sudut matanya.

Let we see, apakah kamu masih pura-pura budek apa enggak.

Satu...

Dua...

Ti...

"Jangan harap kamu bisa tidur di situ! Buang jauh-jauh pikiran kotor kamu! Kamu tidur di sofa!" Sofie langsung membalas perkataan Alvaro cepat dengan wajah super menyeramkan.

Tapi yang terkena semburan lahar panas Sofie malah mengulum senyum tidak jelas.

Tuh kan bener! Kalau masalah tidur-meniduri aja, si Princess jawabnya cepat!

Marriage In WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang