Sofie menatap pantulan dirinya di cermin dengan senyum penuh bahagia. Sebuah senyuman yang tak pernah lepas dari wajahnya mulai dari ia meninggalkan rumah sampai saat ini. Semua berawal ketika Sofie bisa kembali bangun dalam pelukan Alvaro sambil menatap kedua mata lelaki itu yang masih terpejam, kemudian menciumnya, membelainya, merasakan Alvaro yang akhirnya terkikik dalam pelukan Sofie dan yang terpenting adalah kembalinya sebuah kehangatan yang sempat hilang diantara mereka berdua.
Alvaro bahkan tak rela melepas Sofie keluar rumah untuk pemotretan. Semua gombalan dan godaan sudah Alvaro kerahkan demi menahan Sofie agar tetap bersamanya. Rasanya satu malam tak cukup untuk berdekatan dengan istrinya itu setelah semua pertengkaran yang mereka lewati.
Sofie pun sama tak relanya dengan Alvaro. Sofie sangat butuh skin-to-skin dengan Alvaro. Begitu bahasa kerennya. Tapi pemotretan pagi ini juga tak kalah penting bagi karirnya. Akhirnya dengan berat hati, Alvaro merelakan Sofie untuk keluar rumah dan Sofie pun mau tak mau harus berjauhan sementara dengan Alvaro.
Namun hal itu tak lantas membuat Sofie murung melainkan bertambah bahagia karena Alvaro berkata bahwa malam ini akan kejutan untuknya. Hati Sofie makin berbunga-bunga dan berjanji akan segera pulang ketika semua urusannya telah selesai.
Tak cukup sampai di situ, kebahagiaan Sofie semakin menjadi-jadi karena dirinya baru saja berhasil menandatangani sebuah kontrak eksklusif dengan salah satu perusahaan parfum high end bertaraf internasional yaitu Elizabeth Arden yang sudah lama menjadi incarannya, targetnya dan ambisinya sebagai model.
Sofie tahu dengan pasti setiap model di tanah air berlomba-lomba untuk mendapatkan kontrak ini karena keuntungan yang di dapat tak hanya dari segi materil tetapi sebuah prestige. Belum lagi peluang untuk melebarkan sayap di kancah internasional yang akan terbuka lebar setelah ini.
Apalagi yang bisa membuatnya lebih bahagia dari dua hal di atas? Rasanya Sofie ingin cepat-cepat menyelesaikan konferensi pers yang sebentar lagi akan berlangsung untuk mengumumkan terpilihnya ia sebagai brand ambassador Elizabeth Arden yang baru dan setelah itu dapat segera pulang ke rumah untuk melihat kejutan dari Alvaro.
***
"I'm so proud of my self!"
Alvaro berkacak pinggang puas sambil matanya mengitari ruangan utama di rumah ini yang telah ia sulap menjadi sangat cantik. Jari-jari tangannya membentuk sebuah bingkai seraya memastikan bahwa setiap spot di ruangan ini sudah terdekorasi dengan sempurna.
"Ucapan happy anniversary, checklist."
Alvaro memberi tanda centang pada kertas yang ada di tangannya. Sebuah kertas yang berisikan banyak daftar, di tulis menggunakan tangan dengan tulisan yang tidak begitu bagus tapi penuh akan perasaan dan di beri judul Surprise for Princess.
"Bunga, lampu, foto, checklist."
Alvaro tersenyum puas menatap hasil rancangannya. Tulisan happy anniversary yang di gantung tinggi pada dinding berlapiskan mawar merah yang ia kerjakan sendiri selama hampir empat jam, lalu lampu-lampu kecil yang menjulur panjang dimana beberapa foto dirinya dan Sofie ia tempelkan di sana dengan berbagai ekspresi.
"Cek, cek, satu, dua, tiga, cek."
Alvaro terkekeh sendiri saat memastikan mic yang nanti akan ia gunakan untuk bernyanyi di depan Sofie.
"Pegang tanganku... bersama jatuh cinta..."
Alvaro sekarang sedang memastikan nada pada gitarnya dengan menyanyikan sebait lirik lagu yang akan ia lantunkan nanti.
"Candlelight dinner, checklist."
Alvaro menaik turunkan alis melihat karya masterpiece buatannya. Meja makan di rumah ini sudah ia sulap sedemikian rupa agar menyerupai meja-meja di restoran bintang lima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage In War
RomanceTahu cerita Tom and Jerry? Dua binatang yang tak pernah akur tetapi disatukan didalam satu rumah? Nah, lalu bagaimana jika ini terjadi pada manusia? Apa jadinya jika dua anak manusia berbeda latar belakang, sifat dan kepribadian yang sukanya saling...