Semenjak hari itu tak ada lagi kata 'kamarku' atau 'kamarmu' karena sekarang hanya ada 'kamar kita' di rumah ini. Semua berubah drastis semenjak kepulangan Alvaro dari Kuala Lumpur tiga bulan lalu. Semuanya.
Di mulai dari barang-barang Sofie yang perlahan masuk dan memenuhi kamar Alvaro. Baju, pakaian dalam, make up, hairdryer, peralatan mandi sampai sikat gigi bahkan sepatu dan tas. Tapi entah mengapa Alvaro bahagia mendapati perubahan itu walau harus rela mengeluarkan sebagian isi lemarinya untuk barang-barang Sofie.
Namun rupanya hal itu justru membuat lemarinya terlihat berantakan karena terkadang Sofie suka malas merapihkan setelah mengambil baju secara acak. Dan perlu kalian ketahui, bukan berantakan pada bagian Sofie melainkan Alvaro. Kenapa? Karena sejak hari itu, setiap malamnya Sofie suka sekali mengenakan kaus-kaus Alvaro yang bahannya tipis dan nyaman di pakai untuk tidur. Hingga Alvaro pernah jengkel setengah mati ketika ia ingin memakainya namun mendapati hampir seluruh kausnya tak ada karena masih menumpuk di cucian kotor.
Kalau sudah begitu biasanya Sofie hanya cengengesan tak bersalah sambil menarik kepala Alvaro mendekat untuk ia cium. Dan Alvaro? Lelaki itu bakhan lupa kalau tadi ia sempat jengkel. Mana ada lelaki yang tahan di goda seperti itu oleh istrinya sendiri yang sedang memakai bajunya tanpa mengenakan pakaian dalam di baliknya sehingga beberapa bagian tubuhnya tercetak sangat jelas dan sedang berusaha mencium dirinya?! Hanya dinding-dinding kamar yang menjadi saksi bisu betapa setelah itu tak ada lagi cengengesan Sofie melainkan suara desahan serta erangan tertahan.
Bahkan terkadang Sofie suka lancang memindahkan barang Alvaro ke sembarang tempat hanya untuk menaruh barang barunya di lemari lelaki itu. Dan sejak saat itu juga, Alvaro mulai ketergantungan kepada Sofie untuk menanyakan setiap letak barangnya.
"Sof, kamu taruh dimana celana yang minggu lalu baru aku beli?"
"Kamu lihat kaus kaki aku yang warna coklat nggak?"
"Kemeja biru aku kamu gantung dimana ya?"
Namun anehnya, Alvaro tak bisa mendapati dirinya marah atau pun kesal. Ia malah mendapati dirinya senang dan nyaman dengan semua perubahan ini. Tak jarang pula Alvaro jadi sering bertanya kepada Sofie untuk meminta saran, apa yang sebaiknya ia kenakan atau pun tentang hal lainnya.
"Sof, menurut kamu aku bagusan pakai kemeja yang hitam atau biru dongker?"
"Kamu lebih suka aku pakai parfum Davidoff atau Gucci?"
Kalau sudah begitu, biasanya Sofie dengan senang hati akan mengendusi leher Alvaro sambil tertawa cekikikan yang membuat lelaki itu tak tahan dan langsung menghempaskan tubuh Sofie ke tempat tidur sehingga Danu akan marah-marah karena Alvaro datang terlambat ke lokasi manggung sampai satu jam lebih tanpa alasan yang jelas.
Ya, memang. Alvaro yang sekarang jadi sering terlambat datang ke lokasi manggung karena entah kejadian seperti di atas terulang kembali, atau karena hampir setiap malam ia begadang dengan Sofie yang sangat menggoda iman di tempat tidurnya, atau juga pada pagi harinya ketika Alvaro terlalu sibuk memperhatikan Sofie yang marah-marah tanpa mengenakan apa pun sedang kesusahan mencari bajunya sambil berkata, "Varo, baju aku kamu lempar ke sebelah mana sih tadi malam?! Susah nih nyarinya!"
Dan bukannya membantu, Alvaro yang gemas malah menarik Sofie kembali ke tempat tidur lalu melakukan hal-hal tak senonoh dengan istrinya itu yang membuat dirinya begitu malas untuk bangun dan mandi.
Ah, berbicara soal mandi. Kadang Alvaro suka kesal karena Sofie yang mandi terlalu lama. Kalau sudah begitu biasanya Alvaro akan berteriak, "Sof masih lama nggak mandinya? Aku masuk aja ya biar cepat. Kalau nunggu kamu selesai mandi, aku bisa terlambat."
Dan sebelum Sofie mengiyakan atau menjawab, Alvaro dengan seenak jidatnya dan tanpa permisi akan langsung masuk ke dalam untuk bergabung dengan istrinya itu. Selain itu, Sofie yang memang tak pernah mengunci pintu saat mandi memang memudahkan langkah Alvaro sih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage In War
RomanceTahu cerita Tom and Jerry? Dua binatang yang tak pernah akur tetapi disatukan didalam satu rumah? Nah, lalu bagaimana jika ini terjadi pada manusia? Apa jadinya jika dua anak manusia berbeda latar belakang, sifat dan kepribadian yang sukanya saling...