BAB 16 - Mulutmu Harimaumu

84.1K 5.5K 1K
                                    

"Kamu ngapain?"

Alvaro yang baru keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk menggantung rendah di sekitaran pinggul kebingungan melihat Sofie yang sedang meratakan foundation dan concealer pada bagian sekitaran leher dengan wajah cemberut.

Sofie tak menjawab, hanya melirik Alvaro sekilas dari balik cermin sambil memutar bola mata dan melanjutkan pekerjaannya.

"Di tanya suami malah ngelengos." Ucap Alvaro gemas sambil mencolek pipi Sofie kemudian menciumnya di sana.

Sofie melotot seketika. "Alvaro! Pipi aku basah tahu nggak kena rambut kamu! Di keringin dulu dong! Make up aku jadi berantakan nih!"

Dengan kesal Sofie berusaha mencubit perut Alvaro yang membuat lelaki itu terkekeh cengengesan sambil menepis tangan Sofie main-main. Kemudian masih dengan posisi berdiri di belakang Sofie, Alvaro mengambil hairdryer milik Sofie lalu mulai mengeringkan rambutnya.

"Besok-besok setiap aku mandi kamu nggak akan bisa masuk lagi karena pintunya aku kunci!" Ancam Sofie galak.

"Ya tinggal aku dobrak pintunya. Selesai." Jawab Alvaro enteng menatap balik Sofie dari cermin.

Namun Sofie malah tertawa kesal dan langsung membalikan badan. "Kamu siapa bisa ngedobrak pintu? Captain America? Thor?"

Pertanyaan Sofie membuat Alvaro langsung terbahak dengan kencang.

"Kamu tahu kan aku ada pemotretan gaun pengantin pagi ini. Tapi gimana mau pemotretan kalau banyak banget kissmark kamu di leher aku..." Nada suara Sofie kini menurun dan berubah jadi rengekan kesal.

"Aku kan udah bilang jangan ninggalin bekas! Kenapa kamu bandel banget sih, Alvarooo! Capek tahu nggak mesti nutupin pakai foundation sama concealer..." Sofie menghentakan kaki tanda dirinya kesal bukan main.

"Maaf deh..." Ucap Alvaro menyesal pada akhirnya.

Tetapi baru sedetik wajah menyesal itu muncul, detik berikutnya terlihat seringai jahil di sana.

"Yaudah, sini aku tambahin."

Dan sepecat kilat Alvaro menunduk lalu mendaratkan satu ciuman panjang di leher Sofie sebelum Sofie sempat berkutik.

Setelahnya terdengar lengkingan Sofie di iringi suara benda-benda yang di lempar.

***

"Nanti pulang jam berapa?" Tanya Alvaro mengusap rambut Sofie tepat pada saat mobilnya berhenti di lokasi pemotretan.

Sofie cemberut di tempatnya. Setelah Alvaro menambahkan satu lagi kissmark yang membuat Sofie harus berada lebih lama di meja rias untuk menutupinya dengan foundation dan concealer, dirinya masih kesal sampai sekarang walau tadi ia sudah sempat melempar Alvaro dengan hairdryer sebagai balasan meskipun Alvaro sudah meminta maaf sungguh-sungguh.

"Jawab atau aku tambahin lagi kissmarknya."

Sofie melotot hendak mencubit Alvaro tapi ketika di lihat bahwa Alvaro hanya menggodanya, Sofie jadi jengkel sendiri.

"Kenapa tanya-tanya?!" Sofie menjawab dengan balik bertanya sambil memalingkan wajah seperti anak kecil yang sedang marah.

"Aku mau jemput kamu. Mau ngajak kamu dinner atau nonton atau apapun yang kamu mau. Pokoknya mau ngedate sama kamu hari ini." Jawab Alvaro manis yang membuat Sofie menoleh sambil menggigit bibirnya.

Sofie seketika tersenyum, kejengkelannya langsung menghilang di gantikan wajah excited yang tidak di tutup-tutupi. Namun wajah itu langsung berubah ketika ia teringat sesuatu.

Marriage In WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang