BAB 14

851 52 4
                                    

Jangan jadi silent readers dong ya. Voment dibutuhkan loh.

Itu yang di mulmed Tristan Vara ya.

Ify pindah ke kursi paling pojok, diam-diam dia kembali memperhatikan Tristan yang sedang duduk sambil main handphone.

"Tristan, lo kok cakep sih. Tapi lo ngeselin, kok ada sih orang kaya lo hidup didunia ini?" Ify mengucap dalam hati.

"Astaga Ify! Lo ngomong apa sih." Ify memukul-mukul kepalanya pelan.

"Gue suka sama lo Fy, tapi kenapa lo sukanya sama Tristan?" seorang pria menatap Ify seorang pria dengan tatapan sayunya.

"Ckck, sakit banget loh Fy, gue udah kenal sama lo dari lama banget. Tapi sampe sekarang belum bisa dapetin hati lo. Tapi dia, baru beberapa hari udah langsung bisa menangin hati lo. Rasanya tuh kaya ada sepet-sepetnya gitu. Ya ampun Fy, berapa lama lagi gue harus nahan perasaan ini." pandangan itu tetap sama. Sayu. Perih. Penuh kesakitan.

***

Gak terasa ujian kenaikan kelas tinggal dua minggu lagi. Dan yah, sudah menjadi tradisi dua minggu sebelum ujian guru memberi waktu untuk membahas soal yang mungkin muncul saat ujian. Seperti saat ini, Ify dan teman-temannya membahas beberapa soal matematika. Ya hanya beberapa karena setelah itu mereka sudah merasa pusing dengan deretan angka yang terkurung dalam garis yang bernama akar.

"Fy, gue boleh ngomong gak?" ucap Shilla pelan.

"Apa?" tanya Ify yang mulai membereskan segala sesuatu yang membuat kepalanya pusing.

"Itu tadi mtk nya gimana sih? Kok gue gak ngerti?" Shilla bertanya dengan nada yang polos diikuti wajah polos pula.

"Sebenarnya, gue juga gak ngerti. Hehe." jawaban Ify tak kalah polos, Ify jujur dia sering merasa gurunya asik sendiri saat menjelaskan sehingga dia susah menangkap penjelasan gurunya.

***

Ify PoV

Hadehh liburan dua minggu tapi tidak ada istimewanya SAMA SEKALI jadi gak ada yang bisa gue ceritain selama gue liburan. Intinya, dua minggu itu neraka banget. Kenapa? Karna gue cuma duduk manis dirumah. Udah selesai, jangan tanya kenapa yang pasti sakiiiit banget buat diceritain. Nyelekit. Tolong jangan paksa adek buat cerita bang. Jangan, adek gak sanggup.

Gue udah masuk kelas sebelas, dan sesuai harapan gue masuk sebelas ips satu dongz tapi yang gak sesuai harapan itu anggotanya. Kenapa? Karna sebagian besar adalah anak kelas gue yang lama. Hadehh mereka lagi-_-. Tapi gapapa, my moodbooster here! Siapa lagi kalau bukan my lovely Tristan Vara! Eh wait, my lovely? Enggak deng, gue khilaf. Tapi gue gak khilaf waktu bilang dia moodbooster gue, gue seneng banget. Cuma liat mukanya, gue ngerasa mood gue yang hancur berkeping-keping jadi utuh kembali tau gak wkwk.

***

"Alyssa." Ify yang sedang melamun terkagetkan sebuah suara yang sedikit asing, saat Ify mendongakkan kepalanya ia semakin di kagetkan karena yang memanggilnya adalah Tristan.

"Eh iya?" jawab Ify.

'Sial suara gue kedengaran gugup.'

"Ajarin aku soal akuntansi yang ini dong." Ify mengerjapkan matanya, lalu melihat buku yang disodorkan Tristan."

"Tris, belajar aja belum mulai, gimana gue bisa ngajarin lo coba." Ify menjawab sambil menggaruk kepalanya.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang