Brama
Pagi ini adalah rapat pertamaku setelah tiga hari aku mulai bekerja di Luxury Diamond Hotel bagian Event and Wedding Organizer. Agendanya ialah pesta kelulusan dari satu angkatan salah satu sekolah menengah atas yang cukup terkenal di Surabaya.
Ketua koordinator event ini adalah Jhonnatan sedangkan Seva menjadi penanggung jawab umum. Dan aku menjadi penanggung jawab konsumsi. Ini jabatan terendahku selama aku menyamar. Setidaknya aku pernah menyamar sebagai pengusaha batu bara, dosen, paling tidak aku pernah menjadi teller bank. Tapi ini? konsumsi?!
Sudah tiga puluh menit Jhon menjelaskan rincian acara dan apa saja yang diperlukan. Karena acara sudah H-3 maka bisa dikatakan ini adalah rapat finishing.
"Oke, good Jhon. Saya rasa ini tidak terlalu ribet karena bisa dikatakan ini hanya pesta anak-anak ABG walau begitu kita harus memberikan yang terbaik. Ingat kepala suku mereka adalah anak kepala DPRD Provinsi." Ujar Seva dengan seringai lucu yang berhasil membuat kami tertawa kecil.
"Setelah dari sini tolong Tata dan Banyu ikut saya untuk ke sky pool melihat langsung persiapannya. Terus Gilang dan Vera kalian selesaikan apa yang saya minta tadi sebelum jam makan siang ya?" Tambahnya menatap satu per satu orang yang disebut namanya.
"ROGER!" Jawab kami serempak.
Aku berjalan bersisihan dengan Tata yang sedari tadi terus membolak-balik kertas ditangannya dan Seva berjalan di depan kami dengan posisi tubuh tegap. Jika dia sedikit lagi lebih tinggi mungkin dia bisa menjadi model.
Kami telah tiba di sky pool dengan beberapa orang yang mulai mendekorasi. Ada yang menata panggung kecil, menata meja, membersihkan air kolam dan lainnya. Aku dan Tata terus mengekor Seva yang menghampiri hampir setiap pegawai disini untuk menanyakan apa ada kendala selama persiapan.
"Em, permisi, bu Seva." Tata mencolek pelan lengan Seva yang membelakanginya karena masih berbicara dengan pria penata panggung.
"Ya." Seva membalikkan badan seutuhnya.
"Saya mau ke ruang sound operation."
"Ok."
Setelah mendapat ijin Seva, Tata langsung melesat ke pengendali suara yang berada di luar sky pool.
"Banyu." Panggil Seva pelan setelah pria penata panggung itu pergi.
"Ya." Jawabku memperhatikan raut wajahnya yang berubah.
"Saya seperti memiliki firasat buruk untuk acara ini." Katanya pelan sambil duduk di panggung yang sudah jadi.
Aku mengikuti Seva duduk di sebelahnya, "apa karena kliennya anak ketua DPRD Provinsi?"
Seva tersenyum hambar lalu menggeleng, "jangankan Cuma anak ketua DPRD Provinsi, kamu lupa kemaren saya nyiapin pernikahannya siapa? Alenxander Satria Hermawan. Pemuda terkaya nomor 1 di Indonesia dan nomor 3 di Asia."
Aku ikut tersenyum mendengar penuturan dari Seva. "Lalu apa yang ibu khawatirkan?"
Seva terdiam dengan mata menerawang tenangnya air dalam kolam yang baru selesai dibersihkan.
"Bagaimana... bagaimana jika mereka juga mengganggu pekerjaan saya?"
Aku masih menatap Seva dalam diam. Matanya penuh rasa takut, gelisah, khawatir dan lelah yang bercampur jadi satu. Tapi sepertinya dia hanya menunjukkan itu padaku karena bila dihadapan anak buahnya dia akan kembali menjadi perempuan dengan jiwa pemimpin yang kharismatik dan disegani. Dia perempuan tangguh.
"Ya tugas saya untuk melindungi ibu." Jawabku dengan ekspresi datar seperti yang dikhawatirkan Seva bukanlah hal besar.
Seva menoleh cepat ke arahku dengan alis terangkat sebelah, "jadi kamu beneran akan melindungi saya bagaimanapun juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You but I'm Afraid
RomanceSebuah kecelakaan mobil yang maha dahsyat menimpa Breemastya Alan Sasongko hingga membawa Seva Libria menjadi saksi utama kecelakaan naas tersebut. Selama proses penyelidikan Seva banyak mendapat teror dan tekanan hingga mengharuskan adanya perlind...