Chapter 3

36K 1.8K 3
                                    

WELCOME TO OUR JOURNEY,
Alumni SMAN 55 Jogja.
Begitulah spanduk yang terpasang di depan hotel, yang seluruhnya sudah dibooking oleh para Alumni SMAN 55 Jogja, Oh ya FYI, Hotel yang kita tempatin buat reuni ini milik Sekar Pambudi. Ya terpampang jelas dari nama Hotelnya Pambudi's Hotel.

"Ra, akhirnya setelah sekian lama, elo mau ikut juga acara reunian kita, ini bakal jadi reunian yg terhebat," Ucap Sekar dengan bangga.

"Iya, ini gue terpaksa ya, kamar gue nomer berapa? Buruan gue mau ngelanjutin tidur," ujarku pada kedua sahabatku.

"Duh Gusti, elo tadi di mobil tidur lama ya Ra, trus elo mau tidur lagi, "ujar Armani sambil menurunkan koper kami.

"Ini kunci kamar elo, nomer 32 aja ya, habisan si gue liat elo udah kasian banget, ini sih sebenernya pembagian kamarnya undian gitu, tapi yaudah deh nih, buat elo," jelas Sekar sambil menyodorkan kunci kamar.

"Thanks babe,"ucapku sambil menarik koperku menuju kamar yang dimaksud.

"Huwaaa.... Aku ngantuk banget...,"teriakku sambil membanting badanku ke ranjang kamar hotel dan meletakkan koperku di sembarang tempat.
....

"Ra, ra..."teriak Sekar dari luar kamarku.

"Apaan sih?,"ucapku sambil membukakan pintu kamar.

"Ra elo harus tau sesuatu...," kaget Armani dengan pupil matanya yang membulat.
...

NIZAM POV.

"Ma, Nizam berangkat ya..."pamitku pada Mama

"Be Carefull darling,"nasihat mamaku.

"Yes, Mom," jawabku sambil mencium pucuk rambut mamaku.

Akhirnya mobil Audi R8 milikku melaju dengan kecepatan sedang menuju Kaliurang, Ya ke Kaliurang, disana aku akan reuni ria dengan para teman2 masa SMAku, ya aku harap Kirana Ramadhani akan datang, dan akan bertemu denganku. Aku juga berharap aku akan membuat dirinya kembali ke pelukanku.

"Woy, bro gue udah di depan hotel, elo dimana?"tanya David dari sebrang sana

"Bentar lagi bro, gue lagi masuk gerbang hotel,"ucapku yang sudah memasuki area hotel sambil menutup sambungan telfon David.

"Good Morning Bro, elo sampe jam berapa?" Tanyaku pada David dan seorang perempuan yang sedang asik menggandeng tangan David.

"Dari tadi banget bro, beda 5 menit habis Sekar nyampe," jawab David sambil melirik ke arah wanita itu.

"Oh dia Sekar, temennya si gendut,"batinku.

"Hey, Nizam, long time no see, kamu makin kece aja,"sapa Sekar

"Yaudah yuk masuk, sambil nunggu temen temen yang lain,"sambung David.

"Eh, Elo Nizam kan? Si manusia batu itu kan?" Sapa seorang wanita yang bertubuh tegap dengan nada mengejekku.

"Elo siapa berani ngejudge gue gitu?," bentakku

"Woi santai brother, kenalin gue Armani, sahabatnya cewek gendut yang pernah elo tolak,"jawab wanita itu sambil menunjukan wajah marahnya terhadapku.

"Udah deh, jangan bahas masalah kecil begini, ini itu kita reunian, aturan kita akrab satu sama lain, " lerai David menengahi.

"Oke, gini aja, temen temen semua udah dateng kita bakal bagi kamar aja oke," ujar Sekar menyodorkan sebuah kotak berisi kunci2.

"Oke per orang ambil satu," Lanjut Sekar menyodorkan kotak itu kearahku.

"Wow, Gue dapet nomer kamar 31,"teriakku diantara kerumunan para Alumni SMAN 55 Jogja.

"What dia depet kamar 31, gue ngga bisa percaya itu, Ar," pekik Sekar yg terdengar sampai ketelingaku setelah semua kunci dibagikan.

"Iya Kar, ayo kita kasih tau Naura," Tambah Armani pada Sekar yg sempat terdengar olehku, hingga akhirnya mereka berjalan menuju ke arah deretan kamar di lantai 2.

Oh ya, Naura... si gadis gendut itu kemana?. Tapi biarkanlah, lagian juga gue udah lihat Kirana tadi masuk kamar, dia makin cantik

...
NAURA POV

"Ra... elo harus tau, si Nizam..." celetuk Sekar

"Nizam kenapa?" Tanyaku dengan wajah yg panik.

"Nizam di kamar sebelah,"lanjut Armani

"Hah..., maksudnya kamar Nizam di sebelah gue?," tanyaku dengan nada kaget.

"Iya Ra, busyet gue ngga nyangka bakalan kayak gini," ujar Armani

"Kalian jodoh kali, Ra." Sahut Sekar

"Hahaha.. ngga mungkin," candaku

"Oh ya, si Ulet bulu juga udah dateng gaya sok seksi banget tau ngga sih,"ucap Armani.

Drrt drrt...Sebuah telfon menghampiri Iphone Sekar. Ternyata itu dari David yg mengajak Sekar berjalan jalan.
Kini tinggal aku dan Armani duduk berdua, tak lama kemudian

"Tok...tok...tok..." suara ketukan pintu menghampiri kamarku

"Biar gue yg buka..." timpal Armani.

"Eh Bram, ada apa...?" Terdengar sayup sayup suara Armani

Tak lama kemudian Armani menghampiriku dan ia izin untuk kembali kekamarnya.

Kini tinggal aku sendiri, yang sedang menatap langit langit kamar hotel, dengan membayangkan wajah Nizam.

Flashback On.

"Ra..." teriak seorang lelaki

"Ya, Zam," balasku dengan senyuman

"Elo bisa kan bantu aku, secara kita kan satu organisasi trus satu kelas juga nih..." pintanya.

"Apa Zam?" Tanyaku

"Cariin info tentang si Kirana Ramadhani dong, kelas 12 IPS 2, kamu pasti tau kan anaknya yg mana," ucapan itu membuatku mendadak lemas, kakiku seakan tak dapat berdiri lagi.

"Ra...Naura...bisa kan?, kamu kan satu ekskul sama dia," tanya Nizam lagi sambil menggoyangkan lenganku.

"O-oh bi-bisa kok," jawabku penuh dengan kesedihan.

"Makasih Ra, makin kurus deh kalo bantuin aku, oh ya badan elo tu gendut banget, kurusin napa," Ujarnya lagi seraya berlari menuju ruang kelas.

Badan Gendut, Kata kata itu membuatku semakin ingin menangis, merasakan tiap degup jantungku yang selalu melantunkan namanya. NIZAM AHMAD LUBIS. Tapi kini apa yang aku dapatkan, kesakitan hati, kesakitan dengan kenyataan aku harus mencari informasi seorang gadis yang dia cintai.

Flashback Off.

Hello! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang