Chapter 24

31.2K 1.5K 3
                                    

"Mama....Mama...."panggil Nizar dan Nazira.

"Masuk nak, pintunya ngga mama kunci," balasku lirih

"Mama, maafin kita ya..."ucap mereka berdua.

"Nak, ngga ada yg salah sayang, maafin mama juga udah ngga ngasih tau kalian sejak awal siapa papa kalian," ucapku sambil memeluk kedua anakku.

"I love you, Mama," ucap mereka.

Di suatu hari tanpa sengaja kita bertemu
Aku yang pernah terluka kembali mengenal cinta
Hati ini kembali temukan senyum yang hilang
Semua itu karena Dia...

Terdengar suara merdu pria, yg memasuki kamarku.

Oh Tuhan ku cinta Dia,
Ku sayang dia, rindu dia, inginkan dia,
Utuhkanlah rasa cinta di hatiku...
Hanya padanya...
Untuk Naura...

Aku menatap lekat wajah Nizam yg sedang menyanyikan lagu Anji-Dia.

Dia mengulang reff lagu tersebut, betapa terharunya aku.

"Yee... bagus banget suara papa,"teriak Nizar.

"Aku Nizam Ahmad Lubis, ayah dari Nizar Ahmad Wijaya dan Nazira Ahmadina Wijaya memohon pada Naura Balqis Wijaya , ibu dari Nizar Ahmad Wijaya dan Nazira Ahmadina Wijaya untuk bersedia menerima satu bucket bunga lily yg cantik, dan memohon agar Naura Balqis Wijaya untuk makan bersama kami," ucap Nizam sembari mengulurkan satu bucket bunga favorit-ku.

"Ayoo...Ma..." rengek kedua anakku sambil menarik lenganku menuju ke lengan Nizam.

"Iya tapi ngga harus kayak gini nak, sakit dong tangan Mama," pintaku pada anakku

"Mana yg sakit Naura ?" Tanya Nizam sambil mengangkat tanganku dan mencium jari2ku.

"Zam, jangan kayak gini..." ucapku sambil melepaskan tanganku.

"Nak, mama kalian malu," ejek Nizam.

"Mama, Papa, We love You," ucap kedua anakku sambil menghamburkan pelukan mereka ke arahku dan Nizam.

Akhirnya kami, makan malam bersama, Pada hari ini adalah hari yg bisa membuatku merasakan keutuhan keluarga, Terima Kasih Ya Allah.
Malam ini, Nizam dilarang pulang oleh kedua anakku, dan akhirnya Nizam menginap di rumahku, namun hal yg masih sulit aku terima adalah...

NIZAM POV.

Aku telah merencanakan semuanya dengan anak anakku. Kami sudah menyiapkan makan malam yg romantis walau hanya terhidang pizza dan rainbow cake.

Jantungku berdegup saat aku akan merayu Naura untyk memaafkan ku, Nizar dan Nazira sangat tertarik dalam menyiapkan semuanya.

"Mama....Mama...."panggil Nizar dan Nazira.

"Masuk nak, pintunya ngga mama kunci," balas Naura samar samar dari kamarnya

"Mama, maafin kita ya..."ucap mereka berdua.

"Nak, ngga ada yg salah sayang, maafin mama juga udah ngga ngasih tau kalian sejak awal siapa papa kalian," ucap Naura sambil memeluk kedua anakku. Yang membuatku tersenyum bahagia.

"I love you, Mama," ucap mereka.

Di suatu hari tanpa sengaja kita bertemu
Aku yang pernah terluka kembali mengenal cinta
Hati ini kembali temukan senyum yang hilang
Semua itu karena Dia...

Suaraku mulai terdengar, sembari aku memasuki kamar Naura dan menemukan Naura yg sedang duduk ditengah kedua anakku.

Oh Tuhan ku cinta Dia,
Ku sayang dia, rindu dia, inginkan dia,
Utuhkanlah rasa cinta di hatiku...
Hanya padanya...
Untuk Naura...

Lanjutku dengan sangat menghayati lagu yg kunyanyikan, aku sangat mencintai Naura, entah sejak kapan, yang aku tau kedua malaikatku menyatukan kami.

"Yee... bagus banget suara papa,"teriak Nizar.

"Aku Nizam Ahmad Lubis, ayah dari Nizar Ahmad Wijaya dan Nazira Ahmadina Wijaya memohon pada Naura Balqis Wijaya , ibu dari Nizar Ahmad Wijaya dan Nazira Ahmadina Wijaya untuk bersedia menerima satu bucket bunga lily yg cantik, dan memohon agar Naura Balqis Wijaya untuk makan bersama kami," ucapku sembari mengulurkan satu bucket bunga favorit Naura

"Ayoo...Ma..." rengek kedua anakku sambil menarik lengan Naura menuju ke lenganku

"Iya tapi ngga harus kayak gini nak, sakit dong tangan Mama," keluh Naura yg dengan cepat aku menggapai tangannya.

"Mana yg sakit Naura ?" Tanyaku sambil mencium jari2nya yg begitu indah.

"Zam, jangan kayak gini..." ucapnya sambil melepaskan genggamanku

"Nak, mama kalian malu," ejekku

"Mama, Papa, We love You," ucap kedua anakku sambil menghamburkan pelukan mereka ke arahku dan Naura.

Malam ini kami menghabiskan waktu bersama, saat aku akan kembali kerumah

"Papa ngga boleh pulang, " rengek kedua anakku.

"Papa aku mau papa bobo sini, papa harus nginep," pinta Nazira

"Papa kalian harus pulang dulu, papa sibuk nak," ucap Naura sembari menarik kedua anakku.

"Papa ngga boleh pulang Mama... hiks...hiks...hiks..." tangis Nazira mulai terdengar.

"Hiks...hiks...hiks... papa sibuk mulu, papa ngga sayang kita," omel Nizar sambil menangis di pelukan Naura.

"Oke papa nginep deh," jawabku yg langsung membuat Naura menyengeritkan dahinya.

"Ye.... papa nginep, papa harus bobo sama aku, Ira, dan mama," pinta Nizar.

"Mama?"tanyaku dengan cepat.

"Mau ya ma, mama pasti juga mau," rengek Nazira sembari menggoyangkan pipi Naura.

Naura akhirnya mengangguk.

Kamipun bersiap tidur, aku mengenakan baju milik Nauval yg memang disimpan di rumah Naura.

Aku keluar dari kamar mandi setelah aku membersihkan diriku, aku melihat Naura dan kedua malaikatku sedang bercanda di ranjang King Size milik Naura.

"Papa..."sapa Nizar dan Nazira saat melihatku keluar dari kamar mandi.

"Hlo anak papa, kok belum tidur, ini sudab malam loh, kalian sudah gosok gigi," tanyaku pada kedua anakku.

"Udah dong pa, " jawab mereka bersamaan.

"Mama Naura I Love You," ucapku menggoda Naura yg sibuk memainkan Iphone miliknya.

"Apaan sih, udah yuk nak sini mama kelonin," balas Naura.

"Papanya ngga di kelonin Ma," godaku lagi hingga membuat kedua pipi Naura memerah.

"Cie...cie..."goda anak anaku.

"Yaudah ayok bobo sini papa cium kalian dulu, kasihan mama pipinya merah," godaku lagi sembari menciumi kening kedua anakku.

"Good Night my future wife, and their mother," ucapku lirih sambil memandangi Naura yg semakin hari semakin cantik.

CUP...

Aku kembali mencium kening Naura yg sudah tertidur lelap, begiti pula kedua malaikatku, Ya Allah betapa besar nikmatmu memberikanku kebahagian yg tiada tara saat melihat bagian hidupku terlelap bersamaku.
Tak akan aku sia2kan kalian, aku berjanji.






Hello! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang