Chapter 18

31.9K 1.6K 7
                                    

NAURA POV

Hari ini aku bersiap mengajak anak2ku berjalan2,

Aku, bersama kedua anakku, dan Nesya serta Nauval akan pergi ke pantai Ulu Watu, ya walu cukup jauh namun aku, sangat ingin mengenalkan putra putriku dengan pantai,

Didalam perjalan Nauval yg menyetir mobil, aku duduk di samping Nauval, Nesya dan Kedua anakku duduk di bagian belakang, kami banyak bercerita bernyanyi di sepanjang perjalanan.

Sesampainya di Pantai Uluwatu, Nazira langsung digendong Nauval, dan Nizar lebih memilih bergandengan dengan Aunty Nesya, sedangkan aku membawa tasku.

Aku bersiap berenang di pinggir pantai, kedua anakku adalah anak yg aktif, bahkan mereka sangat gampang berkenalan dengan tiap anak laim yh ada di pantai itu, aku berlari kecil menyusuri pinggir pantai sambil menggandeng anak2ku, namun mereka

"Mama, sini deh aku mau cium," pinta Izar yg dengan cepat aku meyodorkan wajahku kedekat wajah mereka namun yg kudalat adalah pasir putih yg dioleskan kedua anakku di kedua pipiku.

Kami pun kembali berlari kecil namun...

"Ra....Naura..." teriak seorang lelaki memanggilku.

"Mama, ada yg panggil, berhenti deh," pinta Ira.

"Mama, ada Uncle yg lari kearah kita," ujar Izar.

"Kak... unclenya kenapa mirip kamu kak," celetuk Ira

"Mirip kamu juga dek, "balas Izar.
"Apa jangan jangan, Nizam," batinku sambil mengeratkan gandenganku.

"Akhirnya Ra, aku kangen banget sama kamu," suara itu benar dia Nizam.

"Maaf anda salah orang, saya akan pergi, ayo nak" ucapku yg langsung menarik kedua anakku.

"Ra," tahan Nizam pada lenganku.
"Anak, mereka anak kita Ra," tanya Nizam lagi yg menyulut emosiku.

"MAAF TUAN, INI ANAK SAYA BUKAN ANAK ANDA, JADI SILAHKAN ANDA PERGI" ujarku sambil menggandeng anakku menjauh dari Nizam.

"Val, ayo buruan ganti baju, beres beres, ayo kita pulang sekarang," pintaku pada Nauval

"Kenapa kak," tanya Nauval

"Buruan ngga usah ada alesan dulu okey, Nesya bantu kakak mandiin Izar sama Ira" perintahku pada Nesya.

Kami pun segera meninggalkan pantai Ulu watu, dan segera pulang,

Sesampainya aku di Villa,

Aku langsung masuk kedalam kamar dan menangis membayangkan betapa perihnya hatiku saat melihat Nizam.

"Mama..." panggil anak2ku.

"Iya sayang," jawabku sambil menghapus air mataku asal

"Mama kita nakal ya, maafin kita ma, tapi mama jangan nangis, aku sayang mama," hibur Izar.

"Mama, kita sayang mama, i love You mama," ucap keduanya yg membuatku selalu bahagia.

....

AUTHOR POV.

"Ra....Naura..." teriak Nizam

"Mama, ada yg panggil, berhenti deh," pinta Ira.

"Mama, ada Uncle yg lari kearah kita," ujar Izar.

"Kak... unclenya kenapa mirip kamu kak," celetuk Ira

"Mirip kamu juga dek, "balas Izar.
"Apa jangan jangan, Nizam," batin Naura sambil mengeratkan gandengannya

"Akhirnya Ra, aku kangen banget sama kamu," suara itu benar dia Nizam.

"Maaf anda salah orang, saya akan pergi, ayo nak" ucap Naura yg langsung menarik kedua anaknya.

"Ra," tahan Nizam pada lengan Naura

"Anak, mereka anak kita Ra," tanya Nizam lagi yg menyulut emosi Naura

"MAAF TUAN, INI ANAK SAYA BUKAN ANAK ANDA, JADI SILAHKAN ANDA PERGI" ujar Naura sambil menggandeng anaknya menjauh dari Nizam.

Pertemuan yg singkat tadi sangat berpengaruh pada Nizam, bagaimana tidak dia melihat anak2nya yg kini beumur 5 tahun, mereka kembar, ya Nizam sangat bahagia mengetahuinya. Namun mengapa Naura tidak mengizinkannya bertemu dengan anaknya, ya tepat Naura masih benci pada Nizam.

"Zam, bener itu Naura?" Tanya David

"Iya, " jawab Nizam

"Elo lihat anak elo, yang mana, kayaknya gue lihat 2 anak deh, anak loe yg cewek apa yg cowok?" Tambah David

"Dua2nya," jawab Nizam singkat.

"Gokil, jadi anak elo kembar?" Tanya David lagi

"Iya, udah gue mau istirahat," pamit Nizam.

Sayang, papa seneng bisa liat kalian, walau sebentar, papa harap papa bisa ketemu lagi sama kalian, batin Nizam.

"Halo Win, elo bisa cari tau alamat Villa keluarga Wijaya di Bali?" Tanya Nizam lewat sambungan telfon.

"Oke gue tunggu, " balas Nizam sambil menutup sambungan telfonnya.

"Papa harus bisa ketemu kalian dan mama kalian," rutuk Nizam

Villa Kintamani no.13
Bali.

Itulah alamat singkat yg diberikan oleh Edwin, sekertaris Nizam.

Keesokan harinya Nizam, berangkat ke Kintamani, bersama rombongan ya memang keberuntungan datang kepada Nizam, kali ini rombongannya berkesempatan mengunjungi kintamani.

Sesampainya di Kintamani.

Nizam berjalan mengelilingi kintamani, dan ia mencari letak Villa yg sudah Edwin kirimkan.

Itu dia, sebuah rumah dengan arsitektur khas Bali berdiri megah dengan nomer rumah berangka 13. Ya, benar itu villa milik keluarga Wijaya.

"Tok...tok...tok..."

Seorang wanita paru baya terlihat membuka pintu depan villa tersebut, lalu bertanya apa maksud kedatangan Nizam, dan mempersilahkan Nizam masuk kedalam Villa dan

"Tuan, Nyonya ada tamu..." ucap bi Irah, pembantu keluarga Wijaya.

"Siapa bi?" Tanya Winda

"Itu nyonya, seorang pria, ingin bertemu dengan nona Naura," jelas bi Irah

"Baiklah, panggil Naura saja bi,"perintah Rahman

Terdengar sayup sayup suara keributan dari ruang depan Villa. Dengan segera Naura dan keluarga nya menghampiri asal suara itu.

Dan yg terjadi adalah....


Hello! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang