Chapter 10

34.7K 1.8K 10
                                    

"Good bye Jogja," batinku

Ya kini pesawat yg aku tumpangi telah berangkat menuju Thailand, ini lah awal aku memulai hidup baruku bersama anakku, dan alan dibantu oleh Pam, sahabatku dan Nauval adikku.

Semua identitasku telah tersamarkan, berkat bantuan dari teman temanku, aku juga meminta kepada mereka untuk menyembunyikannya. Kini aku telah siap untuk semuanya.

AUTHOR POV.

Sesampainya di Thailand Naura langsung di sambut oleh Pam, temannya.

"Welcome to Thailand Mrs. Naura," sapa Pam

"Thanks Pam," jawab Naura

"Semua sudah aku siapkan Naura, "jelas Pam yg sambil menggandeng Naura menuju ke mobil pribadinya.

Kini Pam dan Naura telah melaju menuju ke rumah Pam, disanalah Naura akan tinggal, karena Pam yg menginginkannya,

Pam adalah seorang wanita yang bekerja di lembaga Imigrasi Thailand, Pam dan Naura bertemu ketika Naura melakukan Praktek Kerja Lapangan di Lembaga Imigrasi Thailand. Mereka yg awalnya hanya satu divisi, kini telah menjadi sahabat dekat. Pam Awalnya kaget mendengar penjelasan Naura, bahwa Naura hamil dan akan pindah ke Thailand, namun setelah mendengar penjelasan Naura, Pam merasa sedih dan iba pada sahabatnya itu. Pam membantu Naura untuk mendapatkan izin pindah dan tinggal di Thailand, Pam juga meminta agar Naura tinggal di rumahnya. Alasannya adalah Pam tinggal sendiri di rumah yang sangat luas, Pam adalah anak seorang pemilik perusahan besar di Thailand, ya itulah yang membuat Pam memiliki rumah yang begitu besarnya. Orang tua Pam tinggal di lain tempat dengan Pam, jadilah Pam tinggal di rumah besarnya hanya bersama para pegawai rumah tangganya.

Di Indonesia,

Pagi hari saat semua aktifitas di rumah keluarga Wijaya.

"Morning sayang," sapa Mama Winda pada Nesya.

"Morning Ma," balas Nesya

"Bangunin kakak kakakmu sana," perintah Mama Winda.

"Siap bu boss" jawab Nesya menyanggupi.

"Kak, Kak Nauval, bangun kak, ditunggu mama sama papa di ruang makan," teriak Nesya sambil mengetuk pintu kamar Nauval.

"Iya tunggu kakak lagi dandan," balas Nauval

"Oke deh," jawab Nesya sambil melenggang ke kamar Naura.

"Kak Ra, bangun kak disuruh mama makan, kak," teriak Nesya sambil mengetuk pintu kamar Naura.

"Klek..."

"Kok ngga dikunci sih kamar kak Naura," rutuk Nesya

"Kak...kak Naura," panggil Nesya sambil memasuki kamar Naura namun Nesya bingung, kakaknya sudah tidak ada di kamarnya. Nesya langsung bergegas menuruni tangga dan mengadukannya pda keluarganya.

"Hosh...hosh...hosh, Ma, Pa..." buka Nesya

"Kenapa Nak?" Tanya Papa Rahman

"K-kak Naura ka-"

"Naura kenapa Sya,"potomg mama Winda

"Kak Naura ngga ada ma, Kak Naura kabur ma," jawab Nesya

"Ngga mungkin, Kak Naura paling kerumah sahabatnya si Armani atau si Sekar" Sahut Nauval

"Coba papa telfon si Armani atau Sekar gitu,"Pinta Mama Winda

"Oke ma," jawab Papa Rahman

Tutt...

" Pagi Armani,"tanya Papa Rahman

" Iya Om kenapa?" Jawab wanita di sebrang sana.

"Naura nginep di rumah kamu?" Tanya Rahman

"Ngga Om, maaf om kenapa ya?" Tanya Armani

"Naura ngga ada di rumahmu, Naura juga ngga ada di rumah," jelas Papa Rahman

"Coba Om telfon Sekar semoga aja Naura nginep di sana Om, Aku juga bakal bantu cari dan coba tanya tanya ke temen2 yg lain," balas Armani.

"Baiklah, Makasih ya Ar," Jawab Papa Rahman, sambil menutup sambungan telfonnya.

"Gimana Pa, Naura kemana ini?" Tanya Mama Winda yg langsung meneteskan air matanya

"Ma, udah dong pasti Naura ngga kabur," jawab Rahman

"Iya Ma, kak Naura pasti ngga kabur kok, mungkin aja kak Naura lagi pergi nenangin diri paling nanti pulang," ujar Nauval dengan jantung yang tidak karuan karena ia merasa bersalah telah berbohong pada semuanya.

"Pa...hiks...hiks...hiks," tangis Winda pecah dipelukan Rahman, dan akhirnya diikuti pelukan oleh Nesya,

Pagi itu suasana di rumah keluarga Wijaya sangat mendung, akan awan kegelisahan keberadaan Naura.

Hari itu Armani dan Sekar pun juga kebingungan mencari keberadaan Naura, meraka bertanya pada tiap teman yang dikenal Naura bahkan mereka juga mendatangi tempat tempat yg biasa Naura datangi itu pun hasilnya nihil.

Di lain hal...

Seorang CEO muda tampak sibuk berkutat dengan berkas berkas yg menumpuk, benar dia Nizam.

Drrrt....David is Calling...

"Halo bro..."sapa Nizam

"Zam, elo harus tau,"balas David

"Kenapa bro, gue lagi sibuk banget," jawab Nizam

"Bro Naura hilang, dia kabur, tadi pagi bokapnya telfon istri gue, dan Armani dateng ke rumah gue, dan sekarang Armani sama Sekar lagi nyari si Naura," jelas David, ymg langsung membuat Nizam menghentikan semua pekerjaannya.

"Dia hilang, dia Kabur, bukan dia tapi mereka," batin Nizam

"Oke bro, gue cuma mau ngabarin itu aja gue mau bantu Sekar cari si Naura semoga aja dia di Indonesia" Tambah David yg diikuti suara akhir sambungan telfon yg diputus.

Hello! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang