Chapter 19

32.6K 1.4K 6
                                    

NIZAM POV.

Aku kini sampai di Kintamani, aku merasakan degup jantungku yg sangat meningkat,

Aku berjalan menyusuri jalan setapak di Kintamani, hingga pada pertengahan perjalanku aku melihat sebuah rumah dengan arsitektur khas Bali, yang bernomer 13 pada sisi kanan pintu kayu.

"Tok...tok...tok..."

Setelah aku mengetuk pintu tersebut, keluarlah seorang wanita paru baya.

"Misi Ni, apa benar ini villa keluarga Wijaya?"tanyaku pada wanita itu.

"Ya, benar mas, ada keperluan apa ya?" Tanyanya

"Saya ada keperluan sama Naura, boleh saya bertemu dengan keluarga wijaya," pintaku.

"Oh iya, silahkan masuk, saya akan panggilkan tuan dan nyonya, serta non Naura," balasnya.

Saat aku menunggu kedatangan Naura, tiba tiba

"Hey, siapa elo berani banget dateng kesini," Geram suara itu, ya aku tau dia Nauval, yg sekarang menjabat menjadi CEO di Wijaya Corp yg sedang menggandeng 2 anak kecil, ya mereka anakku.

"Saya mau bertemu mereka dan Naura," jawabku sambil menunjuk ke arah anakku.

"Izar, Ira kalian masuk dulu ya, main sama aunty Nesya, Uncle ada urusan sama pria ini, " ucap Nauval sambil mendorong badan anakku ke dalam.

"Bugh....bughh,"

Sebuah pukulan mendarat tepat di wajahku, dan aku merasakan memar di wajahku,

"Elo laki2 bajingan, elo dateng dan elo sekarang gitu aja minta mereka",gertak Nauval

"Elo udah ancurin kehidupan kakak gue, elo udah buat dia harus ngerasain kesakitan, selama ini, hidup sendiri!" tambahnya.

"Nauval...." teriak Naura yg baru saja keluar dari dalam villa.

"Biarin aja kak, biar laki2 brengsek ini ngerasain yg kakak rasain," jawab Nauval yg tak hentinya memukuliku.

"Cukup Val, dia bisa mati," tambah Naura.

"Biar sekalian dia mati, aku bahagia liat laki2 ini mati, dia yg udah ngehancurin hidup kamu kak," jawab Nauval yg menambah satu pukulan di wajahku, dan setelah itu Nauval melepaskan cengkramannya pada kerah bajuku, karena Naura menangis.

Naura menangis, menangisiku ?

Naura aku tahu rasa cintamu padaku ngga akan pernah luntur.

"Silahkan selesaikan urusan kalian, Nauval ikut papa masuk," ucap Pak Rahman menengahi kejadian itu.

"Bi, ambilin air sama obat memar," pinta Naura.

Tak lama kemudian permintaan Naura pun datang dan sesegera mungkin Naura membersihkan luka di wajahku.

"Mau apa kamu kesini?" Tanyanya sambil membersihkan lukaku.

"shh, aww, aku mau ketemu kamu Ra," jawabku sambil menatap wajah Naura yg teduh.

"Oh..." jawabnya ber-oh ria.

"Ra, anak kita udah besar ya, mereka lucu sekali," tambahku.

"....."

"Ra, aku mohon terima aku, kita bareng2 selesain semuanya, kita nikah Ra," jelasku.

"Ngga bisa, aku udah bahagia, dan kamu harus tau mereka anakku bukan anak anda,"ucap Naura, yg langsung berlalu masuk kedalam rumah, namun aku berhasil menahan nya, dengan memeluknya dari belakang.

Hello! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang