chapt 11 - tindakan penyelamatan

13.6K 768 9
                                    

Vote dulu keles baru baca, maksa nih akunya hahaha...
Maaf atas keterlambatan update, aku lagi sibuk main dikebun toge cari inspirasi gegara mentok dan patah hati. (Siapa yg nanya coba)
Yah dari pada lama" dan bikin kalian sebel ya kan sok dibaca tapi maaf kalo kurang seru ya.

⭐⭐⭐

Pagi ini Kif menyiapkan stelan kemeja untuk Dimas seperti kesepakatan yg telah dibuat. Sambil menunggu Dimas selesai mandi Kif melihat jadwal kuliahnya untuk semester ini. Dia berniat untuk menyelesaikan kuliahnya lebih cepat, jadi jadwalnya bisa dipastikan akan sangat padat.

"Kemejaku mana?" tanya Dimas saat keluar dari kamar mandi.

"Astaga!!" teriak Kif tertahan setelah berhasil membekap mulutnya sendiri dengan tangannya.

Mata Kif membulat melihat pemandangan langka didepan matanya. Dimas bertelanjang dada dan hanya menggunakan handuk yg dililit dipinggang menutup hingga lutut. Kif masih tertegun menatap dada bidang yg peluk-able, pundak yg sandar-able, lengan dengan otot bisep yg ehm makin susah kan nelen saliva.

Astaga, Dimas menatap Kif dengan seringai nakal. Kif segera memutar tubunya membelakangi Dimas, namun terlambat.

"Apa kau terpesona hun?" tanya Dimas dengan senyum evil.

"Lain kali pakai kaos, jangan telanjang begitu!" kata Kif menetralkan jantung dan rona merah diwajahnya.

Dimas masih menatap tubuh Kif yg berdiri membelakanginya. Dan sebuah ide jail tiba-tiba muncul dalam pikirannya.

"Hunny bajuku mana?" tanya Dimas manja sambil mengusap bahu Kif.

"Di..diatas kasur." jawab Kif, badannya sudah gemetar ketakutan. Takut khilaf kali ya.

Sementara itu Dimas justru tersenyum geli menikmati kejahilannya yg semakin menjadi-jadi.

"Pakein doong.." ucapnya membuat Kif berjongkok menyembunyikan wajah dalam lengannya. "Hunny.." panggilnya lagi.

"Mas Dimas jangan macem-macem ya!" ancam Kif masih diposisi yg sama.

"Masa pake dasi dibilang macem-macem?" jawabnya santai sambil mengayun dasi didepan wajah Kif.

Kif mendongak dan segera berdiri, wajahnya merah menahan kesal dan malu.

"Lagi mikir hal yg enggak-enggak ya?" godanya membuat Kif semakin cemberut.

Kif meraih dasi dan membantu memakainya. Dimas sedikit menunduk karna tubuh Kif yg munyil takkan sampai jika dia menegakkan badannya.

"Lain kali pakai kaos singlet atau apalah, jangan langsung nyelonong begitu!" omelnya. "Aku tau kita udah sah dimata hukum tapi kamu tetep harus jaga sikap, kita menikahkan ngg--"

Ucapan Kif terhenti saat Dimas mengecup bibirnya. Matanya mulai membulat karna terkejut tapi Kif tak bisa melepaskan ciuman ini karna Dimas menahan tengkuknya. Jangan pikir ini adalah ciuman panas dipagi hari, karna setelah itu sebuah suara menginterupsi.

"Kalau sudah cepat turun." perintah mama mengintip dari balik pintu yg tak tertutup sempurna.

Dan suara mama mengakhiri ciuman, salah lebih tepat tempelan bibir antara Dimas dan Kif pagi ini.

agreement (agree to disagree)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang