chapt 4 - penawaran 1

15K 759 23
                                    

'Mr zang lebih percaya pada seseorang yg sudah berkeluarga. menurutnya seorang kepala keluarga akan lebih bertanggung jawab saat berbisnis.'

ucapan pak andi masih terekam jelas dalam ingatanku. aku paham betul maksudnya. tapi bagaimana aku bisa meyakinkan hanya agar Mr zang mau berinvestasi diperusahaanku. apalagi lamaranku baru saja ditolak oleh fania. bukankah nasibku sangat tragis.

fania memang masih muda, dia selalu bisa mencapai semua yg diinginkannya. kadang aku menyesal telah memaksanya untuk menerima lamaranku. tapi apa boleh buat hubungan kami sepertinya hanya jalan ditempat. fania selalu sibuk dengan dunia modeling dan aku selalu sibuk dengan urusan bisnisku. mungkin kami memang tak akan bisa bersama, walau banyak yg bilang kami pasangan serasi.

beberapa minggu telah berlalu, dan fania sama sekali tak menghubungiku. jangan salah paham, bukannya aku ingin memintanya balikan. aku bahkan tak punya banyak waktu untuk memikirkan hal itu. sekarang aku harus bisa memenangkan investasi dari Mr zang.

pak andi masuk keruangan setelah mendapat panggilan dariku.

"apa tidak ada cara lain untuk meyakinkan Mr zang agar dia mau berinvestasi dan bekerja sama dengan kita?" ucapku sedikit frustasi.

"maaf tuan, tapi dari semua investasi dan kerjasama yg Mr zang lakukan. dia memang lebih memilih perusahaan yg pemimpinnya sudah menikah."

"lalu aku harus apa sekarang?"

hening sejenak.

"apa aku harus menikah?" imbuhku sebelum pak andi menjawab.

perbincanganku dengan pak andi sama sekali tak memberikan solusi. meskipun aku tau pak andi ingin menyarankanku untuk menikah. tapi pak andi tak akan berani mengucapkan hal itu, sekalipun itu adalah solusinya.

* * *

malam ini aku terdampar disebuah club. hal yg jarang sekali kulakukan, mengingat aku tak suka dengan kebisingan. tadi setelah pulang kerja abi menelphone dan memintaku untuk datang karna riyan ulang tahun. sebenarnya aku tak ingin datang, tapi mereka teman saat kuliah dan aku tak enak karna sering absen saat diminta untuk berkumpul.

"mojok aja dari tadi!" kata abi menghampiriku bersama seorang wanita berpakaian super seksi yg memperlihatkan belahan dada dan pahanya yg mulus. "gimana hubungan lo sama fania, masih lanjut?" tanya abi menyesap minuman ditangannya.

"udah putus." jawabku datar.

"baguslah, cari yg lain aja." kata abi yg sukses membuatku mengernyit heran.

"dia gak cukup baik buat dijadiin istri." sambung abi.

"maksut lo?" tanyaku tak paham.

"ada orang yg lihat dia jalan sama beberapa pria waktu masih pacaran sama elo." kata abi menyesap minumnya hingga habis.

gosip itu memang sering kudengar, tapi teman-temanku tak ada yg memberitahu. mereka hanya berkomentar sinis seperti 'jangan terlalu setia' atau semacam saran agar aku berpaling dari fania. dan kupikir mereka hanya cemburu mengingat hubungan teman-temanku yg hanya beberapa bulan dengan pacarnya. sementara aku sudah berpacaran 5 tahun. tapi itu semua bukan jaminan kalau hubunganku dengan fania akan berakhir bahagia. justru sekarang aku berpisah dan mendapati fakta kalau fania tak setia denganku.

"mau gue panggilin cewek cantik buat nemenin malem ini?" tawar abi.

"enggak deh, gue sendiri aja." ucapku cepat sebelum abi mengangkat tangannya.

"masih aja lo, sok polos!" sambut abi kesal. "nikmatin hidup dikitlah." kata abi kemudian mencium wanitanya bergairah.

astaga, kejadian memuakkan ini memang sering terlihat saat diclub. itu juga alasan kenapa aku tak ingin sering datang ketempat ini. bisa-bisa otakku terkontaminasi dengan hal bejat jika aku sering datang kesini.

agreement (agree to disagree)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang