chapt 16 - fakta pahit

15.3K 718 46
                                    

Maafkan eike sudah membuat kalian menunggu ampe kezel..

Btw thanks para voter dan yg sudah comment..

Kemaren ada yg request panjang dan part ini 2600++ baca ampe mual dah yak

Jgn minta besok update, itu hal mustahil ok.

keep voment yes kalo eike happy update bisa lebih cepet kek hari ini, ya kalo khilaf update hari jum'at brarti hahaha..

Happy reading.. Jangan lupa voment biar eike semangat nulis hehe..


⭐⭐⭐

Beberapa kali Kif mendesah. Hari ini Dimas akan pergi ke singapore menemui Mr zang. Entah dia harus merasa lega karna rasa canggung setelah Dimas melihatnya setengah naked. Atau dia harus merasa sedih, karna baru minggu lalu Dimas pulang dari bali dan sekarang dia harus pergi lagi.

Kini Kif tengah sibuk mengemasi keperluan Dimas kedalam tas. Dimas mungkin akan pergi untuk tiga hari kedepan. Jadilah dia akan tidur sendiri. Kenapa jadi bahas masalah tidur coba.

"Semoga semua lancar dan mendapat hasil terbaik." ucap Kif setelah selesai mengemas baju.

"Trimakasih, kamu hati-hati kalau mau pergi sebaiknya minta antar sama mang udin aja." kata Dimas.

Akhirnya Dimas lebih leluasa menunjukkan perhatiannya. Atau hubungan mereka memang sudah semakin dekat.

"Jangan khawatir, fokus saja tentang perusahaan mas Dimas." kata Kif.

"Deni jaga rumah selama aku pergi dan kamu Rio berhenti mengganggu istriku!" kata Dimas menatap kedua adiknya bergantian. "Jauhi kolam renang, aku tak ingin sesuatu terjadi padamu saat aku tak ada." sambung Dimas menatap wajah Kif mulai merona.

"Pergilah, kak Kif aman bersama kami." kata Rio malas.

"Hati-hati dan jangan cemaskan apapun, semua akan baik-baik saja." kata Deni.

"Aku berangkat, hun." kata Dimas langsung merengkuh tubuh Kif dan mengecup ujung kepala dan keningnya. Kif hanya bisa mematung saat bahkan dia tak siap dengan perlakuan Dimas padanya.

"Ehm.. Udah kali, pesawatnya keburu berangakat." suara Rio menginterupsi kegiatan pelukan antara Dimas dan Kif. Membuat Kif merona, dan membuat Dimas kesal.

"Ganggu aja!" sungut Dimas.

"Jangan telat makan dan jaga kesehatanmu mas." kata Kif yg dijawab dengan anggukan oleh Dimas.

"Ck singapore deket kali kak cuma loncat juga nyampe!" sungut Rio jengah menatap dua insan yg tak sadar saling mengkhawatirkan.

Tuk!

Dimas menghadiahi Rio dengan menyentil dahinya sebelum pergi. Membuat Rio semakin kesal. Sementara Deni dan Kif hanya tersenyum menatap tingkah konyol Dimas dan Rio. Akhirnya Dimas segera masuk kedalam mobil dan melesat menuju bandara.

Sore setelah kuliah Kif menyempatkan menjenguk keadaan ayahnya dirumah sakit. Sudah beberapa minggu keadaan ayahnya terus menurun. Tapi sang dokter bilang kalau semua tim telah berusaha yg terbaik untuk pak Herman, ayahnya.

agreement (agree to disagree)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang