chapt 1 - kiftia azzahra

41.7K 1.1K 34
                                    

hai reader thanks udah mampir dicerita ini,, hopefully kalian suka dan tinggalkan voment terutama kritik dan saran saya sangat butuh hal itu.. btw gak perlu lama" silahkan mulai membaca.. enjoy it 😀

* * *

"ibu minta maaf, karna kamu harus bekerja keras untuk pendidikanmu." kata ibu penuh sesal. matanya mulai berkaca menahan air mata agar tak jatuh. "ayahmu cuma pensiunan dan gajinya hanya cukup untuk keperluan sehari-hari." imbuhnya yg mulai berderai dengan air mata dipipinya.

"udahlah bu, kif gak papa kok. ibu jangan cemas." ucapku mengeratkan genggamanku pada tangan ibu untuk menguatkan. "sebaiknya ibu gunakan uang itu untuk keperluan sehari-hari dan berobat untuk ayah. masalah pendidikanku ibu gak perlu kuatir aku bisa cari sendiri." sambungku menenangkan.

"tapi kami sebagai orang tua merasa tak becus membesarkanmu." kata ibu ditengah sesegukannya.

"trimakasih bu sudah mebesarkan kif dengan kasih sayang yg tulus." ucapku memeluk ibu yg masih berderai airmata dan sesegukan. "sudah ibu gak perlu mikir kif, cukup pikirin kesehatan ayah." ucapku mengusap punggung ibu menenangkan.

kejadian itu masih terekam jelas dalam ingatanku. kehidupanku berubah 180 derajat dari sebelumnya. semua berawal saat ayahku pensiun dini karna penyakit kangker. dan sejak itu aku mulai membiayai sekolahku sendiri. saat itu aku masih duduk di kelas 11 SMA. aku bersyukur karna setidaknya aku slalu mendapat keberuntungan.

* * *
3 tahun kemudian...

aku bergegas menuju ketempat kerja, jadwalku masuk siang hari ini dan jangan sampai telat karna pak bos akan marah. sebenarnya bosku tak akan benar-benar marah, karna dia adalah sahabatku sendiri sejak kami SMA. mungkin dia hanya akan manyun dan bersikap sok kuwatir karna telat. dia tak mau rugi dengan membayar karyawan yg suka telat. bagaimanapun pebisnis tetaplah pebisnis.

hampir dua tahun waktuku tersita untuk belajar dan bekerja. yah, aku hanyalah mahasiswa semester 4 fakultas management bisnis dan karyawan part time di sebuah cafe milik sahabatku, deni wiryanto.

fokus padaku sebelum kukenalkan pada sahabatku. namaku kiftia azzahra, biasa dipanggil kif. aku anak tunggal dari keluarga sangat sederhana dengan banyak keberuntungan. tak hanya menunggu keberuntungan tapi aku juga menciptakannya untukku sendiri. aku slalu berusaha dan belajar lebih keras dari yg lain. itu sebabnya aku mendapat beasiswa penuh untuk SMAku tentu dengan prestasi dari beberapa olimpiade dan menjadi pelajar teladan tiap tahun.

keberuntungan berikutnya adalah aku bersahabat dengan deni wiryanto. iya, pak wir pengusaha bidang hotel dan pariwisata yg katanya punya hotel yg tersebar diseluruh indonesia dari sabang sampe merauke. deni adalah anak kedua yg sekarang sudah menjadi pemilik dari cafe yg masih friendcize dengan usaha restoran milik keluarganya. diusia 21 tahun dia sudah menjadi pemilik usaha, sementara aku entah akan jadi apa.

"kif!" panggil deni menyadarkanku dari lamunan panjang.

"ah-ya, ada apa?" tanyaku gelapan.

"kebiasaan, fokus!" ucapnya. "lagi mikir apa sih?!" tanya deni sedikit kesal.

"lagi mikirin kamu." jawabku asal dengan memberikan senyum jail.

"heh ini tempat kerja!" sambutnya ketus.

"maaf pak. kalo gitu saya permisi dulu." ucapku kemudian berjalan pergi.

"tunggu!" kata deni menarik kerah belakang bajuku.

kebiasaan buruk ini sudah terjadi sejak dibangku SMA. tubuh deni memang lebih tinggi jika dibanding denganku yg hanya 160cm ini. aku harus mendongak tiap kali ingin melihat wajahnya dari jarak dekat. bagaimana tak mendongak jika tingginya sekitar 175cm mungkin lebih. awalnya dia tak setinggi ini saat pertama masuk SMA, tapi entah dia makan apa yg membuatnya menjadi setinggi sekarang.

"pak bisa tolong dilepas?" ucapku menghentikan langkah kaki.

"kenapa kamu ngelamun?" tanya deni memutar tubuhku dan jadilah aku berhadapan dengannya sekarang.

"aku cuma bingung aja, cewek-cewek noisy itu kenapa belum datang. padahal seharusnya mereka sudah datang dan membuatku kerepotan." jelasku.

deni memutar bola matanya mengerti pembicaraan yg kumaksud. yah cewek noisy itu fans dari tuan muda deni wiryanto yg sudah menghamba sejak pertama kali masuk kuliah. dan naasnya mereka tak pernah mendapat perhatian sedikitpun dari tuan muda ini. miris. sebenarnya yg paling miris adalah aku. karna tiap deni menghindar dari serbuan fansnya, mereka akan membully ku habis-habisan. tapi aku sudah terbiasa dan terlalu kebal dengan itu. poor kif.

"syukurlah. setidaknya aku bisa sedikit tenang." jawab deni enteng.

"what?!" sambutku tak percaya. "mereka itu aset kita, langganan tetap sudah hampir 2tahun semenjak cafe ini dibuka. kalo bisa kamu baik-baikin mereka biar mereka lebih loyal." ucapku.

deni mulai terkekeh geli mendengar jawabanku. selalu. yup its deni. anti jilat dan nepotisme. dia selalu bekerja dengan cara yg jujur kecuali saat ujian. dia tak suka kepalsuan, dia tak ingin melobby untuk bertahan. karna deni slalu berpikir dia cukup berkompeten untuk bertahan. hebat. tapi aku juga mengakui kalau dia memang bekerja keras untuk cafe ini. semua usaha dikerahkannya untuk bisa membangun bisnis ini.
***

yey semoga cerita yg ini bisa sampe end dan gak di unpublis mengingat cerita sebelumnya yg absurd sampe di unpublish... plis giving coment thanks

agreement (agree to disagree)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang