Part 9 : Goddes from Olympus

171 16 2
                                    

Haiiii, mulai dari sekarang jangan jadi silent reader. Ayo dong, apresiasi karya seseorang dengan memvote. Yah walaupun bukan penulis besar seperti best account lainnya. Tapi apa salahnya? Saya juga mengukur seberapa baik atau buruknya cerita yang ditulis.

Maaf atas curhatannya semoga kalian mengerti. Oke. Mari kita mulai saja ceritanya :)

----------------------


Part 9 : Goddes from Olympus (1)



Aku menatapnya tanpa berkedip kurasa. Kau tahu rasanya melihat seorang dewi yang turun dari kahyangan?

Senyumku merekah ketika gadis itu terus berpose dan sesekali melihat ke arahku.

"Siapa yang kau lihat?"

"Seorang dewi" jawabku yang tidak mengalihkan pandangan dari Cara.

"Ohh, dia memang sangat cantik"

"Tentu, dan dia milikku.." aku menghela nafas lega dan senyumku semakin lebar mengetahui dia milikku sejak tadi pagi.

"Milik...mu?"

Apa rasanya ketika sedang seinci lagi naik ke surga lalu kembali di tarik ke bumi?

Mataku mengerjap berkali-kali dan menoleh ke sampingku

Ia menaikan sebelah alis matanya dan menatapku penuh pertanyaan "Jadi, apa yang kau ucapkan tadi?" Tanyanya

Aku memandang wanita itu dengan gugup "Eh..." aku harus jawab apa?! Bodohnya aku! "Bukan apa-apa" elakku

"Jadi kau pacarnya?" Tanya wanita itu menginterogasiku.

Rasanya keringat dingin memenuhi tengkuk-ku "Bukan... maksudku..." Ya Tuhan, kenapa kau se-idiot ini?!

"Tak masalah kalau kau pacar Cara yang sebenarnya" ujarnya lalu tersenyum.

Aku hanya nyengir sebagai respon.

"Namaku Charlotte" ujarnya seraya mengulurkan tangan

Aku menjabat tangan itu "Dylan, tetangga Cara" aku memperkenalkan diri "Dan, teman satu sekolahnya" sambungku sedikit membanggakan.

"Tetangga?" Tanyanya seperti tidak percaya

Aku mengangguk pelan

Ia ikutan mengangguk, lalu tatapannya beralih kepada Cara "Kau tahu gadis itu sangat luar biasa bukan? Pesonanya, auranya, tingkahnya yang apa adanya, perilakunya yang friendly ke siapapun" ujarnya

"Ya.." jawabku singkat

"Bahkan Dane, model yang tengah naik daun tidak bisa memenangkan hatinya" ujarnya

Aku tidak tahu harus merespon apa. Tapi ucapannya benar.

"Aku telah menjadi manajer Cara sejak gadis itu masih duduk di bangku sekolah dasar. Dia gadis yang senang berpetualang, penyuka misteri dan teka-teki. Gadis itu sangat berbeda. Kau akan susah membedakan dia yang di depan kamera dan dia yang di belakang kamera" jelasnya

Aku mentautkan kedua alis mataku "Apa maksudmu?" Tanyaku.

"Gadis itu mulai merubah kepribadiannya menjadi tidak mudah di tebak. Bahkan keluarganya sendiri tidak bisa menebak pemikirannya..." Charlotte menggantung kalimatnya dan menatapku lekat-lekat "Cara bukan gadis yang mudah mempercayai seseorang. Kalau kau memang mencintainya, maka jaga dia. Karena sekali kau melepasnya ia akan hilang dari genggamanmu selamanya. Mengerti?"

The Girl Next Door Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang