Part 13 : Memangnya ada hubungan yang selalu baik-baik saja?
Cekrek.... Cekrek.... Cekrek...
Itu bukan suara kertas yang sedang di setreples. Tapi suara kamera yang sedang mengambil foto Cara dan aku disini. Bersama para wartawan. Kalau kalian bertanya kami sedang apa? Tentu saja sedang menjalankan misi pertama yaitu, pers konferense.
"Seberapa lama kalian pacaran?" Tanya seorang wartawati
"Apa ini hanya pengalih kami saja?" Tanya seorang wartawan
Derasnya pertanyaan turun begitu ramai layaknya banjir bandang.
Cara mulai mengambil mic, membersihkan tenggorokannya sebelum bicara "Aku dan Dylan resmi berpacaran. Bukan sebuah pengalihan dan bukan sebuah hal yang sengaja di buat dari manajemenku" ujarnya lantang namun tenang.
Aku tahu Cara tidak setenang itu, aku tahu dia gadis yang akan meledak kapan saja kalau emosinya sudah mencapai titik maksimum. Lalu aku harus apa? Bukannya aku yang akan menjaganya? Kenapa sekarang malah terlihat aku yang di lindungi olehnya? Sebenarnya yang pria itu aku atau Cara?
Dengan perlahan aku meraih mic di depanku, memejamkan mata untuk sepersekian detik, menghela nafas berat dan aku kembali menaruh mic di atas meja. Baiklah aku tidak jadi berbicara.
Tapi, aku menarik tangan Cara dan menciumnya di depan para wartawan. Bukan di kening, atau pipi tapi ya. Aku menciumnya di bibir. Mungkin gadis yang kucium ini cukup syok. Tapi, ini lebih baik.
Aku melepas ciumanku dan cepat aku mengecup keningnya dengan lembut lalu melepasnya. Mataku menatap tajam seluruh para wartawan "Cara milikku. Dan aku milikknya. Hentikan pertanyaannya! Kami selesai!" Seruku terbawa emosi.
Tiba-tiba hening. Aku tahu, ini terlalu drama tapi aku benci orang yang terus bertanya pada satu hal yang sama padahal sudah ada faktanya. Itu kan bodoh namanya.
Cara menggenggam tanganku, ia menatapku dan tersenyum padaku sebelum ia kembali menatap para pers "Jangan ada gossip yang beredar antara aku dan Dane. Karena Dylan adalah kekasihku" ujarnya seraya berdiri dan menyuruhku mengikutinya.
Suara ketukan terdengar di daun pintu kamarku.
"Masuk!" Seruku
Pintu terbuka, sosok Chelsea terlihat disana. Dengan ragu dan canggung, ia mencoba masuk dan mendekat.
Aku membenarkan posisiku menjadi terduduk. Sedangkan gadis itu duduk di pinggir ranjangku
"Ada apa?" Tanyaku
Ia terlihat gelisah sebelum akhirnya mengutarakan sebuah pertanyaan padaku "Kau, benar-benar pacaran dengan Cara?" Suaranya pelan.
Aku mengangguk sebagai jawaban "Iya, kenapa?" Aku bertanya padanya
Dia diam cukup lama, seperti melamunkan sesuatu dan memandang jauh. Aku menyentuh pundaknya untuk membuatnya tersadar dan Chelsea melonjak terkejut.
"Kau baik-baik saja?" Tanyaku mulai khawatir
"Kalau Cara menyakitimu apa kau akan baik-baik saja?" Tanyanya menatapku khawatir
Kenapa jadi dia yang mengkhawatirkanku?
Aku meraih puncak kepalanya "Memangnya ada hubungan yang selalu baik-baik saja?" Tanyaku
Ia menggeleng pelan
Aku menghela nafas berat, menarik dagunya agar ia mendengak dan menatapku, mencubit kedua pipinya tidak terlalu keras "Ayolah! Dimana Chelsea yang sangar? Hayoooo, jangan-jangan kau sedang jatuh cinta yahh???" Tanyaku meledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl Next Door
Fanfiction[Cerita ini mengandung muatan dewasa] Apa jadinya seorang tetangga pacaran dengan model yang sedang naik daun? Dan ternyata adalah tetangga yang tinggal tepat di sebelah rumahmu? Dylan O'brien laki-laki yang merebut hati sang pujaan remaja??