Part 14 : Kau pantas bahagia Dylan. Dan itu janji terbesarku
"Ya! Cukup!" Teriak sang fotografer mengakhiri sesi pemotretan hari ini.
Seorang asisten langsung memberikanku sebotol air putih lalu mengiringku menuju ruang ganti. Kurebahkan tubuhku di atas sofa lalu menghela nafas lega.
Charlotte masuk ke dalam ruangan dan asistenku pun keluar dan menutup pintu. Wanita paruh baya itu berdiri menatapku dengan kedua tangan menyilang di depan dadanya.
"Apa?" Tanyaku malas
"Sampai kapan kau akan terus berpacaran dengam gadis Amerika itu? Berkencan lewat viral? Apa itu hal yang masuk akal?!" Charlotte memulai ceramahnya lagi.
"Cara, are you listening to me?" Tanyanya ketika sadar kalau aku malas mendengarkan ucapannya.
"Apa?"
Ia mengerang kesal "Kau mau buat karirmu naik, kan? Tapi apa yang kau lakukan? Berkencan dengan sesama jenis?" Tanyanya
Aku menatap Charlotte lekat-lekat "Apakah itu salah?" Tanyaku seraya menaikkan sebelah alis mataku
Ia menggeram kesal lalu beberapa detik kemudian emosinya memudar lalu menghembuskan nafas pelan dari mulut "Kau masih muda, dan kau seorang pemula. Menjadi seorang entertain adalah sebuah contoh. Jangan sampai keegoisanmu itu, menghancurkan mimpimu selama ini" jelasnya menatapku lekat-lekat.
Charlotte keluar dari ruang ganti dan meninggalkanku sendirian. Tak lama ponselku berdering. Tertera nama Estie disana.
Aku mengangkat telepon darinya.
"Hai, baby! I miss you so much.." ucapnya di sebrang sana
Ini bukan waktu yang tepat. Moodku tidak bagus. Perkataan Charlotte mempengaruhiku. Kalau aku kehilangan semua ini maka kerja kerasku sia-sia. Tapi aku mencintai Estie.
"Babe, are you there?" Tanyanya di sebrang.
"Ah! Y-ya aku masih disini" jawabku berbata.
"Kalau sudah sampai di rumah hubungi aku oke? Aku punya sesuatu untukmu!" Pekiknya seru.
Aku menarik nafas dalam "Ya, aku akan menghubungimu nanti" jawabku "Aku harus bekerja. Sampai nanti" putusku dan mematikan sambungan.
Aku sampai di rumah, dan mendapatkan mom tengah menonton tv.
"Dimana ayah?" Tanyaku
Mom menoleh ke arahku saat mendengar pertanyaanku "Hei sayang, kau sudah pulang?" Tanyanya
Aku menggedikkan bahuku, berjalan malas ke arah mom dan menyender di tubuhnya.
Ia mengusap kepalaku dengan lembut "Lelah sayang?" Tanyanya
"Mom, apa aku salah?" Tanyaku
"Tentang kekasihmu?" Tanyanya
Aku mengangguk sebagai jawaban.
"Cara, kupikir kau hanya sedang labil. Di umurmu yang remaja ini" ujarnya
"Aku nyaman dengannya, aku suka tentang dirinya" ujarku lalu mengerang "Kenapa cinta serumit ini?" Tanyaku
Ia menarik wajahku dengan kedua tangannya yang lembut, menatapku dengan senyuman hangatnya "Baiklah, kalau kau memang berpikir 'mencintainya' maka mom beri kamu tantangan" ujarnya
Aku hanya menatapnya
"Saat agencymu memintamu pindah ke Amerika nanti. Carilah laki-laki Amerika, ajak ia kencan. Dan nilai sendiri perasaanmu terhadap laki-laki dan perempuan"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl Next Door
Fanfic[Cerita ini mengandung muatan dewasa] Apa jadinya seorang tetangga pacaran dengan model yang sedang naik daun? Dan ternyata adalah tetangga yang tinggal tepat di sebelah rumahmu? Dylan O'brien laki-laki yang merebut hati sang pujaan remaja??