Part 10 : Aku telah membuat janji yang luar biasa!

158 14 3
                                    

Part 10 : Aku telah membuat janji yang luar biasa!





Sekarang aku berada di depan sebuah pintu besar menuju ke dalam gereja. Di sampingku Chelsea tengah berdiri dengan dress broken-white yang kemarin di pilih.

"Kau gugup?" Bisikku pada Chelsea

Ia menghela berat "Aku hanya ingin melewati ini dengan cepat" ujarnya

Aku tersenyum miring.

Tak lama pintu di buka. Aku dan Chelsea melangkah duluan ke dalam. Semua mata para kerabatku dan kerabat Chelsea menatap ke arah kami sang pengiring. Di ujung, aku menatap ayahku dengan gagahnya, berdiri bersama seorang pastur.

Ia tersenyum gugup padaku dan aku menatapnya sebagai dukungan untuknya. Setelah aku dan Chelsea berpisah, diikuti Jake dan Smith. Barulah Cass berjalan ke dalam bersama ayahnya. Jujur saja, Cass tampak sangat cantik hari ini. Dengan raut wajah penuh kebahagiaan berjalan berdampingan dengan ayahnya.

Ayah Cass melepas genggamannya, menatap ayahku dan berbisik sesuatu yang di jawab dengan anggukan. Lalu, Cass dan ayah saling menatap. Di antara mereka, pastur mulai mengucapkan janji antara dua insan yang akan kembali membangun sebuah keluarga. Sama-sama saling menyetujui, bertukar cincin, barulah mereka berciuman.

Para kerabat mulai menghembuskan nafas lega bercampur tawa--tangis bahagia atas kejadian hari ini. Setelah itu ayah dan Cass... ah ibu baruku meninggalkan gereja bersama. Aku dan kedua sahabatku berangkat menuju sebuah ballroom yang di pesan oleh ayah untuk acara pernikahannya.

"Kau tahu? Portia sangattttttttlah, cantik! Ya Tuhan, bidadari..." ujarnya meracau.

Smith memutar tubuhnya kebelakang dan menepak kepala Jake cukup kencang "Ini hari kebahagiaan sahabatmu! Bukan waktunya mengatakan sesuatu yang tidak perlu" omelnya

Jake terdiam dan bergumam kesal.
Aku terkekeh "Sudahlah Smith, kau seharusnya membiasakan Jake seperti itu" ujarku membela Jake

"Dengar! Dylan saja tidak masalah!" Ujar Jake kesal pada Smith

Smith memutar bola matanya "Setidaknya ucapkan selamat terlebih dahulu, baru mendahulukan pribadimu" timpal Smith masih bersihkukuh dengan kalimatnya.

Aku hanya menggeleng kepalaku atas tingkah mereka yang kadang tidak akur seperti ini.

Beberapa puluh menit kemudian kami sampai di sebuah hotel dan berjalan menuju ballroom. Sebelum masuk ke dalamnya, kami bertiga masuk ke dalam kamar mandi untuk membenahi penampilan kami

"Apa aku masih tampan?" Tanya Jake seraya membenarkan dasinya.

Aku mengangguk sebagai jawaban.

Smith berjalan ke arahku "Kau sudah menyiapkan seluruh keberanianmu?" Tanyanya

Aku menatapnya bingung

"Ajak dia dansa saat aku memainkan pianonya, oke? Ini kesempatanmu" ujarnya

"Dansa? Kau bercanda?!"

"Harusnya aku mengajakmu latihan sebelum acara pernikahan ayahmu di mulai" keluh Smith.

"Cepatlah, para gadis menunggu!" ucap Jake menarik tanganku dan Smith.

Kami masuk ke dalam ballroom dan mendapatkan banyak orang sudah memenuhi ruangan. Ayah dan ibu sudah di kerubungi para teman-temannya.

Dan aku baru tersadar kedua cacing itu sudah menghilang entah kemana.

"Kau butuh teman bicara?" Tanya seorang

The Girl Next Door Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang