...
Dalam mimpiku, aku melihat seorang lelaki.
Dia tinggi dan memiliki senyum yang manis, dan matanya seperti kucing.
Aku ingat dia memanggil namaku...
"Jo Chanjoo!"Mimpi itu begitu singkat dan terasa begitu nyata. Tapi aku tak bisa mengingat semua yang terjadi didalamnya.
Sebelum mimpi itu berakhir, aku ingat, dia berkata
"Kita akan bertemu lagi".***
"Eonni, bangun! Sebentar lagi kamu terlambat ke sekolah!"
Ternyata itu suara adikku, Yeonjoo.
"Aduh...5 menit lagi." Jawabku
"Aduh, eonni! Hari ini hari pertamamu di SMA. Sudah susah payah kubangunkan padahal hari ini sekolahku libur!"
"Ehm...kenapa kamu libur sekolah hari ini?"
"Daripada memikirkanku, lebih baik sekarang kamu bersiap."
"Baiklah..."
**di sekolah**
Benar juga, aku berhasil masuk ke sekolah yang sudah lama kuimpikan! Fantagio High School! Benar-benar seperti mimpi bisa diterima disini.
Bisa kubayangkan, aku tersenyum seperti orang gila, karena orang-orang memelototiku.
Awalnya aku ingin mengecek terlebih dahulu kelasku dimana, tapi aku tidak bisa melihat apa-apa karena dihalangi oleh kerumunan orang, atau lebih tepatnya perempuan yang mengerubungi seorang lelaki alih-alih mengecek mereka berada di kelas mana.
Memangnya dia laki-laki yg seperti apa? Aku pun berusaha melihatnya dari tempatku berada...
"Oh astaga! Bukankah kamu lelaki yang ada di mimpiku?!" Secara spontan aku berteriak menghadap dia. Sebab, walau tidak mengingat dengan jelas mimpiku, aku bisa mengingat dengan jelas sosok lelaki itu.
**
"Apa-apaan yeoja itu?"
"Itu pendekatan cara baru ya?"
Hal2 itu bisa kudengar dengan jelas dari mulut para gadis yang berdiri mengerubungi namja yang muncul dalam mimpiku itu, walau aku berdiri tidak dekat tapi juga tak jauh dari mereka.
Tiba-tiba namja itu berjalan mendekatiku.
"Maaf, maaf, dia ini kerabatku. Orangnya suka bercanda haha... aku sudah ada janji dengannya, jadi sampai nanti gadis-gadis!" Katanya, kemudian dia menyeretku dan kami pergi menjauhi mereka menuju ke tempat yang lebih sepi.
Tunggu, aku kerabat siapa?
"Maaf ya, tapi kau sudah menolongku. Aku tidak mampu menghadapi orang sebanyak itu..." kata namja itu
"Eh...aku tidak mengenalmu, dan aku bukan kerabatmu. Malahan tampaknya aku sudah membuat gadis-gadis itu marah dan membenciku. Itu juga berkatmu. Terima kasih." Balasku
"Begitukah? Mianhae...aku tidak bermaksud. Aku sebenarnya kurang pandai membaca situasi."
"Ah sudahlah. Aku belum mengecek kelasku, thanks to you. Bye." kataku
"Kamu yakin mau kembali kesana?"
"Eh?"
Apa maksudnya aku tidak boleh kembali kesana?
"Sudahlah, kita bolos saja upacara masuknya."
"Nggak, daripada sok akrab sama kamu, mendingan aku nggak punya teman." Lebih baik seperti ini daripada salah masuk kelas kan nggak lucu.
"Sok akrab gimana? Kita kan udah ketemu di mimpimu..." godanya.
Sial.
"Nggak perduli ah." aku pun mengambil langkah menjauh darinya.
"Ngomong2, namamu siapa?" katanya tiba-tiba.
"Aku nggak akan bilang namaku pada orang sok akrab sepertimu." ketusku.
"Namaku Moon Bin, sampai jumpa lagi."
"Nggak akan!"
**
Aku salah apa sih sampai ini harus terjadi?
Namja bernama Moon Bin itu sekelas denganku. Padahal aku memilih kelas seni karena terkenal sulit untuk masuk disitu dan secara beruntung aku berhasil masuk. Yah walaupun kelas seni, tentu saja ada pelajaran umum seperti bahasa, tapi tetap aja yang dominan pelajaran seni. Lagipula, kenapa harus ada acara perkenalan? Dia kan jadi tau namaku.
Ditambah lagi, dia duduk bersebelahan denganku."Jo Chanjoo, mohon bantuannya untuk 1 tahun ke depan ya!" sapanya ceria.
"Selama kamu bisa memberiku keuntungan, aku bersedia membantumu."
Ya, kenapa tidak? Selama dia memberiku keuntungan, aku pasti mau saja menerimanya.
"Deal." jawabnya
Bagus.
"Oh ya, selain itu, jangan menggangguku ataupun sok akrab denganku."
"Kalau itu, aku kurang yakin... Aku ingin lebih akrab denganmu."
Apa? Apa maksudnya?!
"Pokoknya jangan ganggu aku!"
Tapi dia hanya membalas dengan senyuman.**Jam bebas sebelum pulang sekolah**
"Eh, kamu sudah tau mau ikut klub apa?" tanya Bin tiba-tiba.
"Aku tidak tertarik ikut klub...kamu?"
"Wow, tumben kamu menjawab. Kamu bahkan balik bertanya dengan baik dan sopan. Perempuan itu harus begitu!"
Jadi maksudnya aku bukan perempuan?! "Terserah aku dong! Sekarang jawab pertanyaanku."
"Haha, iya, maaf... Aku akan masuk klub Taekwondo."
"Wah...Enaknya, kamu sudah punya pilihan." aku agak iri padanya. Dia punya tujuan yang jelas, beda denganku.
"Berhubung kamu tidak ada niat memilih klub, kupilihkan saja ya? Kan kegiatan klub itu wajib. Yah, sebenarnya sih gitu..." usulnya
"Nggak mau! Aku nggak ingin ikut kegiatan klub! Menyusahkan dan membuang banyak waktu."
"Oh ayolah. Pikirkanlah dulu." dia mengeluarkan wajah sok imut yang...secara kebetulan benar-benar imut.
"Memangnya apa saranmu?"Binnie tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Only 2 (ASTRO FF) ✅
FanfictionApakah mimpi benar suatu pertanda? Sebelum mimpi itu berakhir, aku ingat, dia berkata "Kita akan bertemu lagi". -Jo Chanjoo Story by Rytsusa & Jo_Chika -Cover picture owned by ASTRO (Official)-