Bianglala, wahana wajib bagi pasangan.
Sudah terlihat banyak pasangan yang mengantri untuk wahana tsb. Aku dan kak Eunwoo ikut mengantri.
Yang membuatku terkejut bukan antriannya yang panjang, tetapi disana aku melihatnya. Aku yakin. Mataku tak mungkin salah.
Moon Bin bersama seorang yeoja, yang sudah pasti adalah pacarnya.
Otomatis aku berusaha menutupi wajahku, aku berharap kami tidak terlihat olehnya. Aku tidak ingin lagi berada disini.
"Oppa...ayo kita pulang sekarang." Kataku, sambil berusaha menutupi wajahku.
"Mwo? Kenapa? Kau tidak enak badan? Tapi sedikit lagi kita sampai di depan."
Benar juga. Aku tak punya pilihan lain karena kami sebenarnya memang sudah mengantri cukup lama hingga aku menyadari keberadaan Bin. Aku melihatnya ketika dia masuk bersama pacarnya.
Akhirnya kami sampai di depan.
Hanya menunggu waktu hingga posisi kami berada di puncak. Sebenarnya, aku berharap apa yang dikatakan Rayoung tidak terjadi. Ditambah lagi, kalau dilihat baik2, apa yang kami lakukan bisa terlihat cukup jelas dari luar. Aku tidak ingin melakukan hal yang menyolok.
Saat mendekati puncak, kak Eunwoo memegang tanganku.
Jantungku berdegup kencang. Aku terus menunduk, tak mampu mengangkat wajahku. Wajahku terasa panas.
"Chanjoo..." kata kak Eunwoo, suaranya terdengar begitu...aku tak bisa menjelaskannya dengan kata-kata.
Aku bisa merasakan wajahnya mendekatiku perlahan. Karena cemas, aku menutup mataku.
Hingga akhirnya posisi kami berada di puncak.
*chu~*
Eh?
"Kau kaget? Aku tidak berbuat lebih jauh dari ini karena aku yakin kau tidak akan menyukainya." Kak Eunwoo
Ya, dia hanya menciumku di pipi. Sangat disayangkan bagi Rayoung, tapi harapannya tidak terkabul.
Setelah selesai dengan bianglala, kami beristirahat sejenak sebelum pulang. Langit masih mendung, tapi tak tampak tanda2 lain bahwa akan turun hujan.
Aku duduk di sebuah kursi sambil menunggu kak Eunwoo membawakan minuman. Aku memang mengusulkan agar kami pergi bersama untuk membeli menuman, tapi dia menolak. Katanya, itu tugas seorang namja sementara yeoja cukup duduk.
Memangnya ini komik?
Sementara duduk, aku dikejutkan oleh kedatangan Bin. Ya, dia sendiri. Kemudian dia berdiri agak jauh dari tempatku duduk. Dimana pacarnya?
"Sedang apa kau disini?" Tanyaku "dimana pacarmu?"
"Pacarku? Ooh...dia...sedang ke toilet. Aku sedang menunggunya. Kau sendiri?" Balasnya.
"Apa harus kujawab?"
"Benar juga. Aku tadi melihatmu bersama kak Eunwoo-mu tercinta."
Sakit. Dadaku terasa sakit mendengar apa yang dikatakannya. Benar aku berpacaran dengan kak Eunwoo. Tapi seperti yang pernah kubilang, aku masih menyukai Bin.
"Ya, aku sedang kencan dengannya." Jawabku ketus, sambil berusaha menahan air mata yang terasa akan segera tumpah.
"Kalian pasti begitu bahagia." Kata Bin, kemudian terdengar suara telepon masuk. Itu adalah bunyi teleponnya.
"Aku harus segera pergi." Bin
"Pergilah."
"Mianhae... Chanjoo." Kemudian dia segera berlalu.
Segera setelah dia pergi, air mataku tumpah. Aku begitu merindukannya. Sebab, sudah lama aku tak berbicara dengannya.
Apa arti dari kata maafnya itu?
Tak lama kemudian, kak Eunwoo kembali. Aku segera mengusap wajahku, agar tak kelihatan bahwa aku sempat menangis sedikit tadi.
"Mwo? Chanjoo, kau kenapa?" Kak Eunwoo
"Tidak apa2 oppa, hanya sedikit kelilipan."
"Begitukah? Ini minumanmu, minumlah lalu kita pulang."
Setelah menghabiskan minuman kami, kami pun pulang.
Aku diantar pulang oleh kak Eunwoo, tapi di tengah jalan, hujan pun turun.
"Oppa, mampirlah dulu. Kau basah karena kehujanan." Kataku. Tidak ada maksud apapun, tapi di rumah saat ini, aku yakin hanya ada Yeonjoo.
"Maksudmu 'kita'. Aku tak apa2, aku akan langsung pulang...hatchihm!"
"Apanya yang 'tidak apa-apa'? Sudah, masuklah dulu, akan kubuatkan teh hangat."
"Baiklah, kalau kau memaksa." Aku tidak memaksa, kok! Hanya mengusulkan.
Setelah masuk ke dalam rumah, aku memberikan(meminjamkan)nya pakaian ayahku agar dia tidak masuk angin.
Aku masuk ke kamarku yang berada di lantai atas dan mengganti pakaianku sebelum membuat teh untuk kak Eunwoo."Sudah selesai kencannya, eonni?" Tanya Yeonjoo saat aku sedang berganti pakaian. Ya, aku sekamar dengan Yeonjoo.
"Di luar hujan, kau tau tidak?" Kataku
"Aku tau kok, karena aku tidak bisa streaming dengan baik."
Aku pun selesai berganti pakaian.
"Turunlah ke bawah dan gantikan aku menemani kak Eunwoo. Aku akan membuat teh untuk kita bertiga.""Tidak mau! Menyusahkan! Lebih baik eonni yang menemaninya dan aku yang membuat teh." Yeonjoo.
"Aduh, anak ini, dengarkan kakakmu!"
"Baiklah! Tapi tidak gratis!"Setelah membuat perjanjian dengan Yeonjoo, akhirnya aku pun pergi meninggalkan kak Eunwoo dan Yeonjoo untuk membuat teh.
***
"Dia tampak kurang puas bersamaku" Eunwoo membuka pembicaraan
"Aku rasa itu karena kamu memaksakan diri. Mungkin eonni-ku tak bisa melihatnya, tapi aku bisa." Yeonjoo
"Kalau begitu aku harus bagaimana?" Eunwoo
"Cukup jadi dirimu apa adanya. Aku yakin dia akan lebih menyukai dirimu yang seperti itu." Yeonjoo
"Yeonjoo, padahal kamu adiknya, tapi tampaknya kamu jauh lebih dewasa daripada dia." Eunwoo
"Banyak yang bilang begitu." Yeonjoo
KAMU SEDANG MEMBACA
If Only 2 (ASTRO FF) ✅
FanfictionApakah mimpi benar suatu pertanda? Sebelum mimpi itu berakhir, aku ingat, dia berkata "Kita akan bertemu lagi". -Jo Chanjoo Story by Rytsusa & Jo_Chika -Cover picture owned by ASTRO (Official)-