Sambil berusaha menahan tangisanku, aku berbicara.
"Katakanlah."
"Kalau ada masalah, datanglah padaku untuk membicarakannya. Aku akan membantumu sebisaku. Juga ingatlah, jangan lupakan masa lalumu, karena itulah yang membuat dirimu ada saat ini. Meski penyesalan selalu datang belakangan, kau bisa membuat dirimu yang lebih baik dengan membuat penyesalan tersebut sebagai fondasi."
"Itu lebih dari satu..."
"Janji atau tidak?"
"Baik oppa..."
"Salah!"
"Ya, Sunbae! Aku janji!"
"Berikan aku senyuman untuk salam perpisahan. Senyum dan sifatmu yang perduli pada orang lain adalah alasanku terus mempertahankanmu. Walau aku tak bisa lagi menjadi orang untuk melindungimu, aku ingin menjaga dirimu walau secara tak langsung bukan aku yang melakukannya."
Sebelum aku pergi, aku menghapus sisa2 air mataku dan tersenyum padanya.
"Cepatlah pergi. Tapi sebenarnya kalau kau ingin tinggal, tentu aku akan lebih senang." Goda kak Eunwoo.
"Sudah! Chanjoo, cepatlah. Waktu tak akan pernah menunggumu." Rocky
Aku pun segera beranjak pergi.
Ada sedikit beban setelah aku beranjak dari situ, tapi ada beban yang jauh lebih besar hilang.
Kak Eunwoo terlalu baik untukku. Aku pun tak ingin membuatnya sedih, tapi kalau ini satu2nya cara, aku tak punya pilihan lain...dia pun sudah memberikanku kesempatan. Aku tak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberinya untukku.
***
Sesampaiku di bandara, ternyata aku terlambat. Pesawatnya sudah berangkat seperti yang sudah dijadwalkan dan diberitahu Rocky tadi.
"Mianhae Chanjoo..." rocky
"Kau tidak melakukan kesalahan apapun, Rocky." Air mata yang sejak tadi kutahan pun akhirnya keluar.
"Aku benar2 minta maaf Chanjoo." Rocky.
Aku tak menjawabnya dan terus menangis.
"Sebenarnya, beberapa menit yang lalu, kuduga sebelum pesawat berangkat, aku mendapat pesan dari Bin."
Apa?!
Aku kaget, otomatis aku pun berhenti menangis.
"Tapi isi pesannya..."rocky
Dia memberikan ponselnya padaku.
"Rocky...tolong sampaikan maafku untuk Chanjoo karena telah membuatnya menangis." Itulah isi pesan Bin untuk Rocky.
Hanya itu?
Aku pun kembali menangis.
Perjuanganku sia2. Aku sampai putus dengan kak Eunwoo demi mengejar Bin, tapi dia sudah pergi. Tak ada lagi yang bisa kulakukan.
Aku bahkan belum menyatakan perasaanku pada Bin. Aku juga belum mengetahui bagaimana perasaan Bin padaku. Dan ini semua akan berakhir begitu saja.
Harus bilang apa aku ke kak Eunwoo nanti? Apa yang akan Rayoung katakan padaku nanti?
Memang benar, penyesalan selalu datang belakangan. Seandainya dulu aku lebih berusaha memahami Bin, seandainya aku menghentikannya saat dia akan pergi dulu, seandainya mimpi itu tak pernah terjadi...
Kalau aku dan Bin tidak pernah bertemu...aku tak akan pernah merasakan rasa sakit ini.
"Chanjoo, berhentilah menangis...ayo kita pulang sekarang..." Rocky
Aku pun marah karena dia tak bisa membaca situasi.
"Tidak bisakah kau memahami apa yang sedang terjadi? Karena itu kau tidak pernah tau perasaan Jaerin!" Kataku, dia tampak kaget dan aku bisa melihat wajahnya yang mulai menunjukkan ekspresi bahwa dia marah.
Kami pun bertengkar. Di tengah pertengkaran hebat itu, ada yang menghentikan kami.
"Kalian...sedang apa kalian disini?"
Aku diam, tak bisa berkata-kata.
Kenapa Bin masih ada disini? Bukankah dia sudah pergi dengan pesawat?
Dia bersama seorang yeoja yang benar2 cantik. Siapa gerangan yeoja ini?
"Bin, dia..." rocky
"Dia? Oh ya, kalian baru sekali ini melihatnya kan? Aku tak pernah menunjukkan fotonya pada kalian. Dia adikku, Sua." Bin
"Maaf kalau kakakku sudah banyak merepotkan kalian." Sua
Jadi dia adik Bin? Dia memancarkan aura yang berbeda dari Bin. Kesan awalku tentang dia begitu mendengar hal2 yg diceritakan Rocky mengenai dia benar2 berbeda dengan sekarang.
"Ngomong2, kenapa...kamu ada disini?" Kata Bin sambil melihat ke arahku.
"Aku..."
"Maaf, aku baru bisa menemukan kalian, tadi aku ke toilet...lho? Bin?!" Kata Jaerin yang tiba2 sampai. Dia pun kaget karena Bin ada disini.
"Aku kira kau pergi?" Rocky
"Sebenarnya, aku tidak benar2 pergi. Yah, aku memang pergi ke bandara...untuk mengantar orang tua kami pergi dinas ke luar negeri. Lagipula, Chanjoo, kenapa...kenapa kau ada disini?"
Aku bahkan tak tau apa yang harus kukatakan padanya. Aku berpikir keras mengenai hal terbaik yang bisa terlintas di kepalaku.
"Kenapa waktu itu kau bilang 'maaf'?" Kataku. Dasar! Apa tak ada hal lebih baik yang terpikir?! Padahal Rocky sudah bilang alasannya!
"Kau belum dengar dari Rocky?" Bin
"Eh, a-aku sudah dengar, tapi...aku butuh penjelasan lebih." Jawabku
Setelah hening sesaat, dia berbicara
"Chanjoo, sejujurnya waktu itu aku tak begitu tau kenapa kau menangis...mungkinkah kata2ku waktu itu sedikit berlebihan?" Bin
"Itu tidak sedikit. Aku menangis begitu mendengar kata2mu waktu itu karena aku menyukaimu! Dan kau malah memintaku untuk mengkhawatirkan kak Eunwoo. Ditambah lagi, kau malah punya pacar dan mengumumkannya di depan umum!"
KAMU SEDANG MEMBACA
If Only 2 (ASTRO FF) ✅
FanfictionApakah mimpi benar suatu pertanda? Sebelum mimpi itu berakhir, aku ingat, dia berkata "Kita akan bertemu lagi". -Jo Chanjoo Story by Rytsusa & Jo_Chika -Cover picture owned by ASTRO (Official)-