Hari Sabtu pun tiba.
Beberapa jam sebelum waktu janjian, aku diketjutkan oleh Rayoung yang datang ke rumah tanpa diundang.
"Aku mau sedikit membantumu." Rayoung
"Maksudmu?"
"Tentu saja memilih pakaian! Cukup basa basinya! Ayo kita ke kamarmu!"
Sayangnya, Rayoung tidak menemukan satupun pakaian yang bisa dibilang manis.
"Sudah kuduga, tapi tak kusangka separah ini!"
Yup, aku hanya memiliki kaos, celana jeans dan jaket. Aku kurang suka memakai rok. Rok sekolah itu pengecualian, karena wajib.
Tiba2, Rayoung tampak memiliki ide cemerlang.
"Mungkin ini bisa..." gumamnya
"Apanya?" Tanyaku bingung
"Saat kencan tidak selalu harus memakai rok. Kamu bisa menggunakan celana pendek! Syukurlah kau memilikinya!"
Aduh, tak kusangka dia akan menemukannya! Padahal sudah kusembunyikan dengan baik!
Aku memang mempunyai celana pendek, di atas lutut, tapi belum pernah sekalipun kupakai. Kenapa? Jangan tanya.
"Aku? Pakai itu? Haha, jangan bercanda." Kataku
"Terus? Kamu ingin dibilang tidak pantas dengan kak Eunwoo yang tampan itu? Kamu kan pacarnya! Tunjukkan bahwa kamu memang pantas untuknya." Tegas Rayoung
"Tapi aku belum pernah memakainya..."
"Kalau begitu ini kesempatan bagus! Memang sih, celana kurang pantas untuk berkencan, tapi siapa bilang tidak!" Rayoung
Aku hanya ingin iseng mengatakan hal ini, tapi...
"Apa aku juga harus menggunakan make up?"
"Ide bagus! Kau yang biasa sudah lumayan cantik, tapi kalau pakai make up pasti lebih cantik lagi."
Ternyata salah aku mengatakan hal itu.
"Kira2 kak eunwoo akan bilang apa kalau melihatmu, ya?" Rayoung
Aku melihat ke cermin dan dalam batinku aku berkata
"Ini siapa?"
**
"Seonbae, maaf menunggu!"
Aku telat (sedikit) dari waktu janjian, dan aku akan menyalahkan Rayoung karena hal itu. Kira2, reaksi seperti apa yang akan ditunjukkannya sewaktu melihatku?
"Mianhae..." kata kak Eunwoo. Maksudnya?
"Ehm, kamu cantik hari ini. Sejujurnya, aku sempat pangling, tapi..." kak Eunwoo
"Tapi?"
"Kamu tampak memaksakan diri."
Kenapa dia bisa tau? Sejujurnya, aku dipaksa Rayoung untuk memakai semua ini. Celana pendek dan makeup.
"Aku bukannya tidak suka dengan penampilanmu sekarang, tapi...lebih baik kamu tampil apa adanya."
Astaga...tak kusangka dia akan bilang begitu. Jadi sebenarnya, usaha Rayoung sia2 dong?
"Ehm, tolong jangan diam terus seperti itu...bereaksilah sedikit. Aku kan, jadi malu... hehe" kata kak Eunwoo. Aku bisa melihat wajahnya yang sedikit merona karena mengatakan semua hal itu.
"Mianhae seonbae. Aku janji akan lebih apa adanya." Kataku
"Ngomong2, bisa aku minta tolong satu hal padamu? Ah, bukan minta tolong juga, sih...ini memang sebuah permintaan." Kak Eunwoo
"Katakan apa yang ingin kau katakan."
"Eh? Wah, haha, baiklah kalau begitu. Ehm..."
"Jadi?"
"Bisakah kau berhenti memanggilku 'seonbae'?"
Aku terkejut. "Wae? Kamu kan memang seonbae ku?"
"Maksudku, ehm, bisakah kamu memanggilku...'oppa' saja, atau...'chagi'?"
Jadi itu maksudnya!
"Ooh...aku kira apa." Kataku
"Bisakah?"
"Tentu, oppa!"
Kak Eunwoo tersipu malu. Padahal, dia sendiri yang memintanya. Aku kan jadi ikut malu!
Memang, selama ini aku tidak pernah memanggilnya begitu karena ada alasannya. Walau sedikit demi sedikit aku bisa melupakannya, tapi perasaanku terhadap Bin sulit untuk hilang.
Ya, hingga saat ini, walau sudah sebulan lebih berpacaran dengan kak Eunwoo, aku masih menyukai Bin.
Kencan kami dimulai dengan wahana yang ekstrem. Bagaimana tidak? Roller coaster adalah wahana yang tidak pernah kehilangan peminatnya. Setelah itu, kami melanjutkan dengan wahana ekstrem lainnya seperti histeria. Dan masih banyak lagi wahana ekstrem yang kami pilih sebagai bagian pembuka. Memang melelahkan.
Ternyata kak Eunwoo cukup kuat menghadapi tantangan seperti ini. Kalau aku wajar, karena aku memang menyukai wahana ekstrim.
"Kamu tidak capek? Mau istirahat sebentar?" Tanya kak Eunwoo
"Tidak. Malahan, aku masih ingin bermain."
"Kamu tau tidak, ini jam berapa? Ini sudah jam 2 siang!"
Sudah jam 2?! Kami janjian jam 10 pagi, berarti kurang lebih 4 jam kami bermain? Benar2 tak terasa!
"Tapi oppa, aku belum lapar." Gerutuku
"Tapi kamu harus makan."
"Oppa, kamu sudah lapar ya? Ayolah, satu wahana lagi saja baru kita makan, ya oppa?"
"Ya sudah, 1 saja."
Satu wahana sebelum makan siang yang kami pilih merupakan salah satu wahana yang paling populer di taman ria ini selain roller coaster. Rumah hantu.
"Oppa, kau tidak apa2?"
"Kenapa kau tanya aku? Bukankah yang harusnya kau khawatirkan adalah dirimu?" Dia tampak begitu yakin sewaktu mengatakannya.
Kita lihat saja nanti.
**
Aku tidak bermaksud melakukan ini, tapi, ternyata ini lebih mengerikan dari yang kubayangkan!
Secara spontan aku memeluk kak eunwoo karena ketakutan. Rasanya aku akan menangis.
Akhirnya kami selesai dengan wahana ini.
"Benar kan, sudah kubilang untuk mengkhawatirkan dirimu bukan aku." Kata kak Eunwoo "ngomong2, bisakah kamu, ehm..." tambahnya.
Aku pun sadar "oh, mianhae oppa! Aku tadi begitu ketakutan, jadi secara spontan aku..." aku pun melepaskan pelukanku dan menjauh sedikit darinya.
Setelah makan siang, karena langit mulai mendung, kami memutuskan akan memainkan 1 wahana terakhir lalu pulang. Bianglala.
KAMU SEDANG MEMBACA
If Only 2 (ASTRO FF) ✅
FanficApakah mimpi benar suatu pertanda? Sebelum mimpi itu berakhir, aku ingat, dia berkata "Kita akan bertemu lagi". -Jo Chanjoo Story by Rytsusa & Jo_Chika -Cover picture owned by ASTRO (Official)-