P4

433 50 0
                                        

Aku sempat tidak percaya dengan apa yg terjadi.

Skrg aku mengerti alasan Rayoung mengatakan hal tadi. Memang, hanya Rayoung yg tau bahwa aku menyukai Bin. Tapi sepertinya kak Eunwoo dan Rocky juga menyadarinya. Kecuali Bin.

Hingga pulang sekolah, aku pulang bersama Rayoung dan dia mampir ke rumahku. Ketika aku sampai di rumah, air mataku dengan cepat terjatuh. Aku menangis, tapi syukurlah ada Rayoung yg menemani dan menenangkanku.

Keesokan harinya, aku bertemu Bin di depan gerbang sekolah.

"...selamat ya." Kataku, lalu aku segera pergi meninggalkannya.

***

Pulang sekolah ada kegiatan klub, tapi Bin tidak datang. Rocky kemudian datang padaku.

"Kenapa Bin tidak datang?" Tanya Rocky

"Aku tidak tau."

"Mungkin karena dia sibuk berpacaran?"

Aku tidak bisa membalasnya.

"Bukankah kamu menyukainya? Kenapa kamu tidak melakukan apapun untuk mendapatkannya?" Rocky

Air mataku kembali menetes. Aku tidak tau harus berbuat apa. Akupun menceritakan kejadian waktu itu pada Rocky.

Tidak bermaksud membuat salah paham, tapi Jaerin, teman sejak kecil Rocky melihat kami.

"Jaerin! Ini bukan apa2, jgn salah paham!" Rocky. Jaerin tampak tenang.

"Mianhae sudah mengganggu. Aku hanya datang untuk mengembalikan pensil yg tadi kupinjam dari Rocky" kata jaerin, lalu dia segera berlalu.

"Aish, bagaimana kalau dia salah paham? Ini salahmu!" Rocky

"Kenapa aku yang disalahkan?"

"Dia bisa mengira aku menyukaimu, atau bahkan mengira kita pacaran dibelakangnya! Selama ini tak pernah ada rahasia di antara aku dan Jaerin!"

'Tidak ada' katanya? Bagaimana dengan yang satu ini?

"Kecuali tentang kamu suka dia."

"Ehm, itu...begitulah." tuh kan.

"Lagipula sekarang itu tidak penting. Semuanya tidak penting. Aku sudah lelah, Rocky."

'Sudah lelah' bukan berarti aku ingin mati. Hanya saja, hidupku menjadi semakin hampa. Walau datang ke sekolah, belajar, bertemu dengan Rayoung dan kak Eunwoo, aku tidak bisa mengikuti alur dari kehidupan yang kujalani ini.

Padahal, aku tidak berhak melarang Bin untuk jadian dengan siapapun. Tapi kenapa aku begitu putus asa sekarang hanya karena Bin pacaran dengan seorang yeoja dan yeoja itu bukan aku?

Aku menjadi tidak fokus dan nilai2ku yang awalnya bisa dibilang cukup bagus pun menurun. Nafsu makanku pun berkurang. Aku juga kurang tidur sejak mendengar berita tentang Bin memiliki pacar.

Di tengah kehampaan dan keputusasaan ini, Rayoung terus berusaha menyemangatiku. Begitu pula kak Eunwoo.

"Chanjoo, bersemangatlah. Kamu tidak bisa terus2an seperti ini." Rayoung

"Iya, dia benar." Kak Eunwoo

"Aku tidak apa2 kok. Tenang saja." Kataku yang berusaha terlihat baik walau sebenarnya cukup memaksakan diriku.

"Chanjoo. Dengarkan aku baik2." Kak Eunwoo

"Ya?"

"Jangan terpaku pada satu orang saja. Sadarlah, Chanjoo. Kamu tidak seharusnya memperjuangkan lelaki seperti itu. Dia bukanlah lelaki yang pantas untukmu." Kata kak Eunwoo.

Apa katanya?!

Aku pun naik darah mendengar apa yg baru saja dikatakan kak eunwoo.

"Seonbae, kau tidak berhak menentukan siapa yang pantas untukku! Hidupku, aku yang mengatur. Aku menyukai siapa tidak pantas untuk kau komentari!! Memangnya kau tau apa..."

Tiba2 penglihatanku menjadi buram dan berkunang-kunang. Kesadaranku mulai menghilang. Aku pun terjatuh. Hal terakhir yang bisa kuingat sebelum kehilangan kesadaranku adalah kak Eunwoo dan Rayoung yang memanggil namaku, juga...ah, itu tidak mungkin.

Lalu kesadaranku hilang sepenuhnya.

**

Saat sadar, aku sudah berada di ranjang rumah sakit. Di ruangan(kamar RS) tsb hanya ada aku dan kak Eunwoo. Kak Eunwoo duduk di kursi yg terletak di samping ranjangku.

"Seonbae..."kataku

"Kamu sudah sadar? Bagaimana keadaanmu?"

"Entahlah..."

"Dasar, harusnya kamu tidak memaksakan diri seperti itu. Lihat apa akibatnya!"

"Maafkan aku..."

"Sudah, sekarang, makan yg teratur dan tidur yang cukup."

"Ya Seonbae..." tiba2 aku teringat waktu sebelum aku pingsan. Aku mendengar suara Bin, ataukah itu hanya perasaanku saja?

Karena penasaran, aku memberanikan diri untuk bertanya pada kak Eunwoo.

"Seonbae, aku ingin bertanya..."

"Tanyakan apa yang ingin kau tanya."

"Tadi, apakah...apa tadi ada Moon Bin?"

Tapi kak Eunwoo tidak menjawab.

"Seonbae! Jawab aku!" Kataku

"Ya, tadi dia ada."

Ternyata memang benar! Seolah membaca pikiranku, kak Eunwoo lanjut berbicara.

"Dia yang membawamu kemari dan menyuruh kami menelpon ambulans. Kenapa memangnya?" Kak Eunwoo

"Tidak, hanya saja aku..."

"Lupakanlah dia, Chanjoo. Dia sudah memiliki pacar."

"Aku...aku tidak bermaksud..."

Tiba2 kak Eunwoo memegang kedua lenganku.

"Apakah aku tidak cukup untukmu, Chanjoo? Aku bisa terus berada di sampingmu saat kau susah. Aku tidak lemah, hanya saja sebelum aku mengangkatmu saat kau pingsan dia sudah lebih dulu melakukannya. Tidak bisakah aku menjadi penggantinya untuk mengisi hatimu? Sudah sejak lama aku ingin mengatakannya, tapi aku terus bersabar." Kak Eunwoo terus berbicara.

"S-seonbae..."

"Aku menyukaimu, Chanjoo."

If Only 2 (ASTRO FF) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang