Part 1

470 26 1
                                    

'Sweet Bad Dreams'

______________________

-09 Desember 2016-

"Jangan jatoh, jangan jatoh. Kalo gua jatoh, ikan-ikan disini bakal nyiumin bibir gua dong!"

Seorang pria sedang berusaha menjaga keseimbangannya diatas papan surfing. Maklum saja, dia belum mahir menggunakan papan surfing itu karena papan yang biasa ia gunakan sedang dipakai pengunjung lain.

Iqbaal adalah tipe pemilih, jadi ia bisa mahir surfing tergantung dari kuat atau mahalnya papan yang ia gunakan. Bukan mahir karena ia memang mempelajari surfing dengan tekun.

Ombak di sore hari tidak berdebur besar, jadi Iqbaal berani surfing hingga ketengah-tengah lautan. Selain dia, ada orang lain yang asik surfing digulungan ombak tak jauh darinya.

Dilihat dari pakaiannya yang nyaris seperti bikini, Iqbaal yakin jika seseorang itu adalah gadis yang cantik. Belum lagi rambutnya yang terkuncir satu kebelakang, namun menyisakan poni yang beterbangan.

'Gua udah ganteng belum ya?'

Iqbaal melirik ke arah tubuhnya sendiri, nyalinya hilang begitu saja ketika gadis itu meluncur di hadapannya dengan senyuman menggoda.

'Apapun yang terjadi, gua tetep harus keliatan ganteng. Perlu basahin bibir buat pelengkap ga ya?' Iqbaal kembali bertanya pada dirinya sendiri.

Gadis itu tidak seksi, tapi senyumannya itu begitu mematikan. Matanya yang menatap Iqbaal sejenak seolah mengatakan 'Ayo surfing bersama!' tapi Iqbaal tidak kunjung bergerak mengikuti gadis itu.

"Masa bodo ah! Lagian gua ga kenal dia."

Iqbaal melajukan papan surfingnya dengan bantuan ombak untuk sampai ke tepi. Ia tidak memandang lurus ke depan, melainkan lebih ke arah air yang bercampur dengan pasir-pasir putih. Tapi ada yang aneh. Papannya seolah berhenti melaju, padahal ia belum sampai di tepi pantai.

Perlahan-lahan Iqbaal pun mendongak, ia mulai melihat papan surfing lain di depan papan surfingnya. Lalu sepasang kaki—yang kanan di atas papan, dan yang kiri di air dangkal.

Berlanjut ke atas hingga ia melihat pakaian renang bermotif bunga dan lekuk tubuh perempuan. Dan tatapannya berhenti di wajah seorang gadis dengan senyum mematikannya. Tanpa sadar Iqbaal menggidikkan bahunya ke belakang, dan membuat pria itu jatuh ke air yang dangkal.

Gadis di hadapannya hanya tersenyum semakin mematikan dan menukar papan surfing mereka. Iqbaal bangkit kembali, dan mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Ia melihat papan surfing yang tadi gadis itu pakai adalah papan yang biasa ia gunakan.

"Gue cuma mau ngambil papan surfing langganan gue. Btw, selera papan surfing lo bagus juga, makasih ya udah rela minjemin ke gue."

Suara gadis itu terdengar bagai alunan melodi yang mendamaikan hati. Berarti... papan surfing mereka bertukar secara tidak langsung?

"I-iya. Selera baju renang lo juga bagus, tapi sayangnya badan lo ga memadai."

"Heh? Maksud lo?"

"Badan lo terlalu kecil, jadi gua ga puas ngeliat lekukan baju renangnya."

Gadis itu menangkap senyuman jahil di wajah Iqbaal, kemudian ia memutar mata malas. "Ucapan lo nyaris sama kayak mereka."

Iqbaal mengikuti arah telunjuk gadis itu yang mengarah ke salah satu pohon kelapa di tepi pantai.

Disana, ada dua orang pria paruh baya berjanggut yang sedang menyengir dan mengangguk-ngangguk ke arah gadis itu. Iqbaal tidak mengenal keduanya, tapi mereka bukanlah orang baik-baik. Lalu tatapan Iqbaal kembali ke arah gadis itu, raut wajahnya berubah semakin bosan.

Sweet Bad DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang