Part 2

431 23 0
                                    

'Sweet Bad Dreams'

_____________________________

When you feel my heat
Look into my eyes
It's where my demons hide
It's where my demons hide

~Imagine Dragon 'Demons'~ ***

(namakamu) terdiam, ia tahu berdebat dengan Iqbaal tidak akan membuat pria itu membukakan pintu untuknya. "Terus mau lo apa, hah?"

"Gua mau lo."

"Iqbaal, gue ini anak baru di sekolah. Gue cari ruangan kepala sekolah, bukan gudang kayak gini. Dan stop basa-basinya, kalo lo mau uang, gue bisa ngasih berapa pun. Tapi ga gini caranya..." terdengar (namakamu) mendengus kasar.

Iqbaal merasa dadanya sakit karena gadis itu merendahkannya dengan kalimat 'kalo lo mau uang'. Pria itu memang badboy, tapi bukan berarti ia meminta-minta uang pada orang lain. Maka, ia segera memutar kuncinya kembali, lalu membukanya pintunya lebar-lebar.

Pria itu menghadang (namakamu) yang akan keluar di ambang pintu. Ia merentangkan tangannya dan menatap gadis itu dengan tajam.

(namakamu) menahan nafasnya saat wajah Iqbaal kelihatan marah, dan rahang bawahnya yang mengeras. Gigi Iqbaal bergemelutuk siap menyemburkan kemarahan, namun ia tahan.

"Gua mau lo... ga usah sok jual mahal di depan gua."

"Gue—"

Iqbaal menaruh telunjuknya di depan bibir (namakamu) dan tatapannya semakin tajam menyelidik ke arah gadis itu.

"Dan lo gausah ngerayu gua pake uang, karena uang bukanlah segalanya, nona (namakamu)."

Belum sempat (namakamu) membalas ucapan Iqbaal, pria itu sudah melangkah menjauh sembari menenteng skateboardnya. Pria itu mendatangi seorang gadis berambut pirang yang sedang berjalan seorang diri, dan tiba-tiba saja ia melingkarkan tangannya di bahu gadis itu.

Awalnya si pirang itu terkejut, namun wajahnya berubah merona saat Iqbaal mengedipkan sebelah mata padanya. Ia juga tersenyum manis.

"Ke kelas bareng ya, sayang?" ucap Iqbaal pada gadis pirang itu.

"Okay..."

Gadis itu balas merangkul pinggang Iqbaal, dan menyenderkan kepalanya di bahu pria itu. Mereka pun berjalan meninggalkan (namakamu) yang hanya bisa menatap mereka dengan mulut terbuka setengah.

"Ternyata, gue bukan satu-satunya." Lirih (namakamu) sembari menutup pintu gudang itu.

"dia itu badboy. Jadi perlakuan dia ke setiap cewek yang menurut dia memikat, bakal sama-sama romantis. Dan dia ga bakal ngejalanin satu hubungan pun dengan serius, so... gue ga boleh suka sama dia."

(namakamu) akhirnya berjalan seorang diri, mencari ruangan kepala sekolah dengan bekal instingnya. Tidak ada satu orang pun yang dapat ia percaya, bisa-bisa mereka semua sama seperti Iqbaal. Namun, baru beberapa meter gadis itu melangkah, ada dua orang gadis yang mendatanginya dengan senyuman.

Yang berkepang satu berucap lebih dulu, "Siswi baru kan?"

"Ya."

"Ditunggu di ruang kepala sekolah. Ikutin kita aja, ya?" ucap gadis yang rambut hitamnya tergerai.

(namakamu) memang berjalan mengikuti mereka, mungkin perempuan jauh bisa lebih dipercaya. Tapi pikirannya kembali melayang-layang pada sosok Iqbaal.

Bagaimana bisa pria itu menyita perhatiannya saat ini? Bagaimana mungkin (namakamu) bisa berpikir bahwa dia 'ingin lebih spesial di mata Iqbaal'? Dan kenapa setiap pria itu tersenyum pada gadis lain, (namakamu) merasa ingin marah?

Sweet Bad DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang