Ara hanya tak percaya bahwa ia berada satu kelas dengan mereka. Ia, dan juga tetangga-tetangga barunya. Junghan, Josh, Mingyu, Wonwoo dan Vernon.
Menyenangkan, tentu saja!
Ara yang biasa berangkat dan pulang sekolah sendiri, sekarang tidak lagi. Mereka nyaris berangkat dan pulang bersama-sama. Padahal tidak janjian.
Dan lambat laun, persahabatan itu terjalin. Belum terlalu dekat, tapi cukup membuat Ara senang. Setelah hampir dua tahun ini ia merasa hidupnya sepi, tanpa teman, tanpa tetangga, tiba-tiba saja kehidupannya sekarang menjadi berwarna, ramai bak sebuah keluarga besar.
Perlahan Ara mulai hafal karakter tetangga-tetangga barunya itu. Meski tidak terlalu mendetail.
Yang jelas sekarang ia tahu bahwa Junghan dan Josh senantiasa menempel satu sama lain layaknya perangko. Dimana ada Josh, disitu ada Junghan. Begitu pula sebaliknya. Sikap perhatian di antara mereka begitu kentara. Sering Ara memergoki Junghan menyuapi Josh ketika makan. Sering pula ia memergoki Josh menyentuh rambut Junghan yang berjuntaian lalu menyelipkannya dibelakang telinga. Sikap manisnya kebangetan. Bikin iri.
Mingyu dan Wonwoo lain lagi.
Ara menjuluki mereka sebagai duo anak TK. Yang mereka lakukan sepanjang hari adalah berdebat. Mendebatkan sesuatu yang tak penting sama sekali dan terkadang terkesan remeh temeh.
Semacam, siapa yang paling tampan, siapa yang paling seksi, siapa yang bangun paling siang, siapa yang mandi terlalu lama, siapa yang punya kebiasaan ngupil, siapa yang tidur sambil mendengkur, dan sebagainya. Dan setelah capek berdebat, mereka akan menertawakan tingkah mereka sendiri.
Aneh 'kan?
Mereka juga sering meminta Ara membuatkan kue kacang. Fix, sekarang mereka resmi menjadi penggemar kue kacang buatan Ara. Mereka bilang kue itu mengingatkan mereka pada ibu mereka yang tinggal di luar negeri. Dan rasanyapun persis sama dengan yang dibuat oleh Ara.
Apakah ia merasa direpotkan? Tidak sama sekali.
Ara suka memasak. Dan membuat suatu masakan tertentu untuk orang lain adalah suatu kebanggan tersendiri. Dulu ketika ibunya masih hidup, ia sering memasak kue bersamanya kemudian membagikan kue-kue tersebut kepada beberapa tetangga dan teman-teman ibunya.
Tapi setelah ia yatim piatu, aktivitas itu berhenti ia lakukan.
Dan sekarang, ketika ia menemukan alasan untuk melakukan aktifitas itu lagi, tentu ia senang bukan main.
Sementara Vernon ...
Well, seperti yang sudah ia duga sebelumnya, pemuda itu kelewat pendiam.
Pernah suatu hari Ara nyaris tak mendengar suaranya sama sekali. Ketika di kelas pun ia akan menyumpal telinganya dengan headset lalu asyik mengutak-atik phonselnya. Terkesan bahwa ia tipe orang yang tak suka diganggu. Dan itu benar.
Ara jarang mengobrol dengannya. Sekalinya mencoba mengobrol, pemuda itu hanya akan menjawab dengan jawaban pendek-pendek. Dan ketika Ara mencoba berbicara lagi, pemuda itu akan membentaknya.
Namun Ara pantang untuk menyerah. Ia tahu pasti bahwa pemuda itulah yang menyelamatkan nyawanya. Jadi walau ia berlaku kasar padanya, ia takkan berhenti untuk mencoba dekat dengannya.
Terkadang Ara juga bingung.
Vernon memang terkesan kasar dan dingin. Tapi ia tahu bahwa pemuda itu bersikap perhatian padanya. Bahkan terkesan protektif.
Hampir setiap hari Vernon membelikannya sebotol minuman. Tidak banyak bicara, ia hanya akan meletakkan minuman tersebut di meja Ara sembari bilang : minumlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nephilim
FanfictionYoon Ara, gadis biasa yang baru duduk di kelas 2 SMA telah menjadi yatim piatu sejak setahun yang lalu. Kedua orang tuanya meninggal karena sebuah kecelakaan lalu lintas. Dengan hanya berbekal dana santunan dari pihak asuransi, selama ini ia hidup d...