Demi bisa menemukan keberadaan para Nephilim, Ara sepakat melakukan perjalanan denga dua Vampir tampan, Jun dan Minghao. Seungkwan menyebutnya nekat, tapi ia tak peduli. Ia hanya ingin bertemu Vernon dan yang lainnya, secepatnya.
Seungkwan bahkan memutuskan ikut serta dalam perjalanan tersebut.
"Aku takkan membiarkanmu pergi sendirian dengan dua penghisap darah itu. Aku sudah berjanji pada DK untuk menjagamu. Dan aku akan menepatinya." Ucap lelaki itu sesaat setelah ia memutuskan ikut bergabung.
Awalnya Ara kaget dengan keputusannya, tapi akhirnya ia malah bersyukur dengan keberadaan Imp itu di sisinya.
"Ngomong-ngomong, bagaimana kalau aku menggigitmu terlebih dahulu agar kau bisa jadi Vampir, dan kau bisa pergi sendiri mencari para Nephilim?" Jun terkikik menggoda.
Seungkwan menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba seraya mengacungkan sebuah senjata api ke arahnya. Ara juga melakukan hal yang sama. Ia mengarahkan busur silangnya, kali ini ke arah Minghao.
Jika terjadi sesuatu, Seungkwan akan membereskan Jun, dan ia yang mengatasi Minghao.
Kedua Vampir itu menyeringai.
"Kami hanya bercanda," desis mereka.
"Dan kami tidak segan-segan menembakmu," Seungkwan mengancam. "Peluru di pistolku di desain khusus untuk bisa menghabisi Vampir tanpa harus mengenai jantungmu. Begitu pula dengan busur yang dipegang Ara. Jadi, jangan macam-macam."
Minghao mencibir.
"Oke, tetap pada perjanjian." Ucapnya. Dan mereka kembali berjalan menerobos rimbunnya hutan.
Sebenarnya mereka ke sana dengan mengendarai mobil Seungkwan. Tapi karena kondisi jalan yang tak mungin dilewati kendaraan, akhirnya mereka meninggalkan mobil tersebut di pinggir hutan lalu memilih berjalan kaki.
Jun bilang, ia merasakan keberadaan Nephilim di dalam sana. Dan Ara hanya berharap ia tak bohong.
"Katakan apa motifmu?" Gadis itu kembali membuka suara setelah keadaan sempat hening sesaat. Seungkwan menatapnya dengan heran. Sementara dua vampir yang berjalan di hadapan mereka hanya saling bertatapan.
"Aku tahu kalian menyimpan motif terselebung," Ara kembali berkata tanpa gentar.
Kali ini langkah mereka kembali terhenti. Jun menatap Ara dengan angkuh.
"Aku tak mengerti apa maksudmu, wahai manusia?" desisnya. Sepasang taringnya terlihat jelas.
Ara balas menatap mereka dengan angkuh.
"Ayolah, aku bukan gadis bodoh. Aku tahu kalian menyimpan motif tertentu. Jika kalian hanya sekedar kelaparan, kalian bisa saja menghabisiku sejak berjam-jam yang lalu, tanpa peduli aku menawarkan perjanjian atau tidak. Kalian vampir kuat. Sementara aku hanya gadis lemah. Keberadaan Imp di sampingku tetap saja takkan mampu menjaga keselamatanku. Jadi, apa yang membuat kalian setuju untuk membuat perjanjian padaku? Apa yang membuat kalian ingin menemukan Nephilim bersamaku?"
Jun sempat menatap ke arah Minghao sebelum akhirnya tertawa sinis.
"Wow, kau hebat." Ucapnya.
"Aliansi." Lanjutnya.
Ara mengerutkan keningnya, begitu pula Seungkwan.
"Aliansi? Dengan siapa?"
Jun manggut-manggut. Tapi kali ini Minghao yang menjawab.
"Aliansi antara kaum Vampir dan kaum Nephilim?"
"Dan kenapa kalian harus merencanakan aliansi?" Ara kembali bertanya to the point.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nephilim
FanfictionYoon Ara, gadis biasa yang baru duduk di kelas 2 SMA telah menjadi yatim piatu sejak setahun yang lalu. Kedua orang tuanya meninggal karena sebuah kecelakaan lalu lintas. Dengan hanya berbekal dana santunan dari pihak asuransi, selama ini ia hidup d...