Vernon duduk diam di langkan jendela. Mereka sudah berada di rumah peristirahatan yang lain milik DK. Sebuah rumah mungil dan sederhana berlantai dua di pinggir hutan, di dekat danau.
Sejak kedatangan mereka di rumah itu beberapa hari yang lalu, Vernon hanya menghabiskan waktunya berdiam diri. Jika tidak di kamar, terkadang di tempat favoritnya, langkan jendela.
Junghan juga tak jauh berbeda, sejak kematian Josh, ia lebih sering mengurung diri di kamar. Tapi kali ini, ia ikut duduk termenung di sebuah sofa yang berada di dekat Vernon.
Sementara Wonwoo dan Mingyu hanya duduk-duduk di depan TV, entah apa yang mereka tonton. Dalam 10 detik, Channel TV tersebut mereka ganti-ganti terus. Terlihat jelas bahwa mereka bosan setengah mati.
"Aku menemukan beberapa Nephilim yang lain," DK muncul dari tangga sambil membawa info tersebut. Seketika ke empat pemuda yang berada di ruangan itu menatap ke arahnya.
"Di mana?" Junghan yang pertama kali bertanya.
"Di sebuah kawasan kecil di pinggir kota. Tidak banyak. Hanya beberapa saja. Tapi setidaknya kita berhasil menemukan mereka. Sisanya, kita bisa mencarinya pelan-pelan." Jawab DK seraya bergerak dan duduk si samping Junghan.
"Seperti yang kita bahas beberapa waktu yang lalu, kita sudah sama-sama muak diburu. Kita akan fokus untuk mencari Nephilim-Nephilim yang lain, dan setelah kita berkumpul, baru kita putuskan langkah apa yang akan kita ambil. Toh kita sama-sama tahu bahwa kekuatan kita lebih dari cukup untuk mengadakan peperangan dan melakukan pembalasan," lelaki itu terdengar geram.
"Aku sudah berusaha untuk berpikir bijak. Dan ini adalah pemikiran paling bijak yang bisa ku lakukan," ujarnya lagi.
Hening sesaat. Semua orang terlihat menimbang.
"Aku bosan diburu. Tapi melakukan peperangan dengan malaikat? Entahlah, itu seperti bukan ide yang bagus. Kau tahu bahwa sejak dulu kita tak suka perselisihan dengan makhluk manapun. Jadi ... entahlah," Vernon terdengar ragu.
"Lalu kau mau kita dibantai, dibunuh satu persatu?" Wonwoo menyahut.
"Kalau mau jujur, iya. Aku bosan hidup. Sempat terpikir olehku untuk bertarung habis-habisan dengan mereka untuk yang terakhir kalinya, dan jika aku mati, selesai. Tak masalah. Toh aku lelah berlarian seperti ini," Jawabnya. Putus asa.
"Vernon, aku tahu kau patah hati. Tapi menyerah begitu saja bukan karakter kita," Mingyu ikut bersuara.
"Aku setuju dengan DK. Kita lakukan pembalasan," ia berucap mantap.
Mereka saling berpandangan. Hening lagi.
"Aku juga sama dengan Vernon. Aku tak suka peperangan. Tapi jika ada kesempatan, ada satu malaikat yang ingin ku binasakan," Junghan bangkit. "Aku ingin mencari udara segar. Aku perlu berpikir," lelaki itu melangkah melewati DK, lalu bergerak keluar dari rumah tersebut. Entah kemana.
Keempat pemuda yang masih tertinggal di ruangan tersebut menarik nafas berat. Tak terkecuali Vernon yang terlihat begitu tertekan dan ... tak hidup.
DK menatapnya dengan iba.
"Vernon, aku tak paham seberapa parah luka di hatimu karena memutuskan untuk meninggalkan Ara. Tapi seperti yang sudah ku peringatkan sebelumnya, hubungan di antara kalian tidak akan berhasil. Kalian berbeda, kau tahu 'kan apa yang kumaksudkan? Selain itu, jika kau nekat bersamanya, gadis itu hanya akan berada dalam bahaya." Ucap lelaki tersebut.
"Relakan dia, Vernon. Seungkwan pasti sudah mengantarkan gadis itu kembali ke kotanya. Aku sudah memintanya untuk mencarikan tempat tinggal yang layak, memberinya uang yang cukup, dan melanjutkan hidup. Jadi, lupakan dia." Lanjutnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nephilim
FanfictionYoon Ara, gadis biasa yang baru duduk di kelas 2 SMA telah menjadi yatim piatu sejak setahun yang lalu. Kedua orang tuanya meninggal karena sebuah kecelakaan lalu lintas. Dengan hanya berbekal dana santunan dari pihak asuransi, selama ini ia hidup d...