Sebuah Awal

Chapter 1: Rencana

Pada siang itu hari benar-benar panas, bahkan terjadi kekeringan sawah di wilayah barat Provinsi Henan dan wilayah selatan Provinsi Shanxi. Gun yang tinggal di provinsi Henan juga mengalami dampak yang sama seperti para petani lainnya hidup sengsara karena bencana tersebut.

"Sial!! Lagi lagi seperti ini sama seperti tahun lalu."

"Padahal aku sudah menghabiskan banyak waktu untuk padi-padi itu, lagi lagi semua terbuang sia sia! Jika terus seperti ini aku bisa mati kelaparan"

Tiba tiba datang seorang peramal yang cukup terkenal di daerah kami.

"Bersabarlah, semua ini tidak akan lama. Aku mendapat penglihatan masa depan bahwa akan terjadi hujan yang membawa banyak air turun dari pegunungan"

Sontak semua orang yang mendengar itu bergembira, wajar saja dalam beberapa tahun terakhir wilayah kami kesulitan mendapat air.

"Benarkah??? Apa itu benar tuan peramal?! Aku sangat bersyukur. Terima kasih tuhan." ucap seorang petani sambil menangis terharu.

Bagi para klan kami, bercocok tanam adalah tumpuan ekonomi yang diajarkan nenek moyang kami untuk bertahan hidup.

*****
Keesokan harinya aku berjalan menyusuri desa untuk pergi ke pasar, sebenarnya aku tak sanggup melihat pemandangan di sepanjang jalan, ini benar benar mengerikan. Orang tua menagis kehilangan anak perempuan mereka. Ya...itulah yang terjadi. ketua klan kami, kami sering memanggilnya "Tuan Shang dari Xia" dia sering kali mengambil perempuan sesukanya untuk dijadikan pelayan. Dia bahkan tidak peduli pada wabah dan bencana yang melanda rakyatnya sendiri, dia sibuk dengan kepuasannya. Semua rakyat sudah muak dengan tingkahnya, tapi tak ada satu pun yang berani mengkritik kepemimpinannya....

Di pasar aku bertemu temanku, namanya Zhi.
"Heii Gun!!" sahutnya memanggilku.
"Kau lagi memikirkan sesuatu? Kenapa wajah terlihat begitu muram?"

"Engkau tahu bahwa sejak dulu aku benci si kepala suku sialan itu, bahkan aku belum bisa melupakan insiden kematian kedua orang tuaku"

"lalu apa yang kau rencanakan gun?"

"Kudeta. Aku ingin melakukan kudeta"

"Apa?!! Kau sudah kehilangan akal sehatmu? Atau kau sudah bosan dengan kepalamu? Mustahil kau lakukan itu, pasti kau akan dipenggal"

"Tentu saja aku tidak melakukannya dengan gegabah, kau harus bisa meyakinkan rakyat untuk membunuh si serakah itu"

"Baiklah, sebagai teman aku hanya bisa membantu mu. Lagipula meyakinkan rakyat dalam kondisi seperti ini tidak terlalu sulit, hanya saja..."

"Apa?"

"Yang harus kau pikirkan adalah tentang orang orang yang loyal terhadap ketua klan, mereka pasti tidak membiarkanmu begitu saja"

"Serahkan itu padaku, aku akan mengurus sisanya, kau yakinkan saja rakyat bahwa sudah saatnya kita keluar dari penderitaan ini."

"Siap calon ketua klan! Hehe"

Setelah bertemu dengan Zhi di pasar, aku memutuskan untuk pulang....
"Bagaimana ya, cara membersekan si loyalis loyalis itu...agghh kepala ku pusing" Keluhku sambil memikirkan cara.

Bruukkk

Tanpa sengaja saat aku melamun di perjalanan pulang aku menabrak seseorang.

"Uhh, maaf pak saya tidak sengaja, anda tidak apa apa?"

Dan rupanya orang itu adalah....

"Ah!, anda si peramal kemarin itu kan?"

"Ohh, kau salah satu dari petani kemarin ya?"

"Iya, senang bertemu dengan mu lagi"

Aku melihat kakek peramal itu membawa beberapa barang

"Oh iya, bagaimana kalau sebagai permintaan maaf aku akan membawa barang barangmu dan menemani mu pulang pak peramal"

"aahh, tidak usah repot repot aku bisa membawa barangku sendiri anak muda hehe"

5 langkah kemudian.....

"Aaggghhh!! Pinggangku!!"

"Dasar kakek kakek tidak ingat umur...." bisikan hatiku.

"hmm, anak muda apa tawaranmu tadi masih berlaku?"

"Tentu saja pak peramal."

Lalu aku pergi menemani si kakek peramal itu pulang dan membantu membawa barang barangnya.

Bersambung.....

*****
Halo! Bagi yang masih bingung alur ceritanya mungkin akan segera mengerti di chapter-chapter berikutnya misalnya tentang...

*Bagaimana rencana kudeta Gun dan Zhi berikutnya?
*Apa kaitan kematian orang tua Gun dengan ketua klan?
*Siapa si peramal itu sebenarnya?

"Mungkin" akan segera terjawab hehehe

See you next chapter~~~