Chapter 4: Keputusan

118 8 0
                                    

Haripun berganti, tanpa sadar Gun sudah berada di gua selama satu hari satu malam tanpa makan dan minum hanya fokus pada latihan pemusatan tenaga dalamnya dengan meditasi sekaligus meminta petunjuk dewa tentang takdir yang harus ia jalani.

****
Aku terbangun dan bingung sedang berada disebuah ruabgan gelap dan aku bertanya tanya

"Dimana ini?"

"Ini alam bawah sadarmu" ucap suara misterius yang tidak jelas asalnya

"Alam bawah sadar? apa maksudmu?"

"Heii bocah, Apa Kau tidak tau tempat macam apa yang kau jadikan tempat meditasi?"

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan, Apa maumu sebenarnya?" aku semakin bingung dengan semua ini...

"Seharusnya aku yang bertanya, apa tujuanmu sebenarnya datang ke gua Ini? Apa kau sedang mencari petunjuk atau sejenisnya? Jika kau ingin mencari kekuatan dan kekuasaan maka pergilah. Tempat ini bukan tempat jin berkumpul mengabulkan permohonan."

Tuturnya dengan nada mengusir, Meski aku tak tahu siapa dan apa wujudnya aku tetap meladeninya dan menjawab

"Aku, kemari untuk menjernihkan kepalaku, membersihkan dari niat membunuh dan balas dendam"

"Aku sudah tau semua sejak jiwamu terhubung denganku, jika kau minta nasihatku, maka Aku harus berkata bahwa percayalah pada hatimu, tentang apa yang akan terjadi adalah proses, jalanilah takdir itu."

"Baiklah, terima kasih telah menerimaku datang ke rumah mu ini, dewa."

Lalu aku memilih percaya untuk membunuh Tuan Shang dan melanjutkan kudeta. Bukan sebagai ajang pembalasan dendam, tapi aku ingin menyelamatkan klan dan rakyat dari tangan kotor itu.

***

Aku keluar dari gua dan langsung bergegas turun dari gunung Lao Dong untuk menjumpai Zhi di rumahnya untuk membahas kelanjutan rencana kudeta.

Sesampainya dirumah Zhi, aku memanggilnya untuk keluar.

"Zhi, kau di dalam? Cepatlah keluar ada yang ingin kubahas, ini penting!"

".....Apa ada yang lebih penting dari tidur siang ku saat ini, sampai kau membangunkan ku..?"

"Tentu saja ini mengenai nasib kepala kita selanjutnya, terputus dari badan atau selamat!"

"Apa?!! Apa ada pisau memenggal kepala tuannya sendiri?!"

"Bukan bodoh, cepat lah keluar!"

"....Malas, kau saja masuk pintunya gk dikunci."

Saat didalam rumahnya kami membahas banyak hal tentang rencana kudeta.

"Apa ada kemajuan dari propaganda yang kau lancarkan kepada rakyat Zhi?"

"Tentu saja ada, mereka semakin benci kepada ketua klan dan mulai mendesaknya untuk turun dari jabatannya, orang orang kita juga sudah siap untuk bergerak kapanpun kau mau"

"Walaupun begitu, siapa yang bisa menjamin kudeta berhasil? Kita perlu orang dalam yang bisa membantu kita menembus pengawalan terhadap ketua klan agar tidak memakan terlalu banyak korban jiwa"

"Tenang, aku sudah mengatur itu, aku sudah bekerjasama dengan jendral Yuan yang sudah mulai ragu dengan kepercayaan ketua klan padanya, dan aku akan segera menyusup ke barisan pengawal paviliun"

"Jendral Yuan?! bagaimana kau bisa percaya pada tangan kanan dari si sialan itu?"

"Untuk mencapai keberhasilan bersama kita harus bisa mempercayai orang lain, seperti kau percaya padaku."

Emosiku reda dan aku terdiam karena ucapannya, karena yang ia bilang itu memang benar, kepercayaan kita pada orang lain adalah hal penting...

"Terserah lah, aku sudah mengingatkanmu, jangan sampai jika terjadi sesuatu kau menuduhku tidak memperingatkanmu"

Setelah matang merencanakan segala hal untuk esok, akupun pulang dari rumahnya.

***

Zhi menjumpai Jendral Yuan di markas militer sesaat setelah Gun pulang.

"Apa kau sudah mempersiapkannya jendral Yuan?"

"jangan bilang kau ragu padaku jika aku bergabung dalam rencana besar ini."

"Hanya saja kami butuh pembuktian bahwa kau berada dipihak kami"

"Aku akan menjamin pasukan pemberontak dapat masuk dengan mudah ke paviliun, dan orang orangku juga akan membantu membukakan jalan. apa itu cukup?"

"Tidak, bagaimana kalau masukkan aku kedalam satuan pengawalan paviliun utama untuk bisa langsung membunuhnya?"

"Tidak bisa, rumah kediaman ketua klan hanya dijaga oleh orang orang kepercayaannya, aku tidak punya otoritas untuk paviliun utama"

"Baiklah, kalau begitu biar aku masuk kedalam satuan orang orangmu." dengan begini paling tidak aku bisa mengawasinya, tetap saja aku harus waspada pada orang ini.

"Tentu, mari kita sepakati rencana ini."

***

Keesokan harinya saat malam hari, Zhi sudah bersama Jendral Yuan dan sedang bersiap menunggu waktu yang tepat untuk melakukan kudeta dari internal, sedangkan Gun sedang bersiap mengkoordinir kaum petani untuk bersiap menyerang paviliun tempat tinggal ketua klan

Pasukan Jendral Yuan dan Zhi berusaha mengendalikan pasukan loyalis untuk berjaga di gerbang utara paviliun, agar dapat menyusup dan membukakan jalan pasukan Gun untuk masuk dari gerbang selatan

Gun menunggu sinyal dari Zhi untuk memastikan bahwa gerbang selatan memiliki penjagaan lemah agar pasukan pemberontak dapat masuk ke balkon utama paviliun tempat rumah Ketua klan.

Untuk melakukan suatu sergapan cepat dan tepat ke kediaman ketua klan, semua pasukan pemberontak yang dipimpin Gun sudah siap dalam posisi siap bertempur.

"Akhirnya tiba saat ini, aku akan menepati janjiku untuk membunuhmu. Tunggu aku, tunggulah malaikat kematianmu ini menjemputmu!"

To be continued...

*****

Share and vote this story if u like, Thank u.

See you next chapter~~~

Sebuah Awal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang