2. Shocked

174 19 0
                                    


...

Fella yang tak merasakan pipinya tersentuh tangan, perlahan dia membuka matanya, dan benar saja dia langsung terkejut melihat siapa yang mencekal tangan Akira.
Akira juga sangat terkejut dengan orang yang mencekal tangannya.

"Bang El?" Fella sangat syok sampa-sampai jantungnya saat ini ingin melompat keluar.

Orang-orang yang melihat itu, langsung tercengang,
"Dia bilang abang? Wahh. Masa ia dia adik donatur terbesar sekolah ini?" Bisik seorang cewek bertubuh mungil itu.

"Gila bro. Hajab deh si Akira." Sahut pria yg berada di samping cewek yg berbisik tadi.

"Apalagi kan Eleardo sahabat dekatnya papa Akira. Wah wah gawat ini. Bisa-bisa aja nanti Kak El ngaduin sikap Akira sama papanya." Bisik seorang lagi.

Semua orang terkejut melihat El yang tiba-tiba muncul. Satu pria yang sedari tadi juga menyaksikan kejadian itu tak kalah terkejut saat melihat El.

Adam.

Mendengar hal itu, telinga Akira menjadi panas dan langsung menghempaskan tangan El dengan kasar.

"Jangan pernah menyentuh adikku." Tegas El dengan lantang.
Sedangkan seluruh murid hanya melongo tak percaya.

El langsung menarik tangan Fella, menjauh dari kantin tersebut, meninggalkan seluruh orang yang sudah habis pikir tentang kejadian hari ini.

"Lepasin!" Fella menghempaskan tangan El.

"Kenapa kamu bisa kayak gitu? Udah kakak bilang kontrol emosi kamu." Ucap El dengan penuh penekan.

"Bukan urusan lo." Ketus Fella tak senang. Ia langsung pergi meninggalkan El, dan kembali ke kelasnya. Lima menit lagi bel akan berbunyi.

》》》

Entah kenapa Fella sangat risih dengan kelakuan teman-temannya ini.
Mulai dari mendekati Fella, bertanya kepada Fella dan menurutnya pertanyaan itu tidaklah penting.
Mungkin gara-gara kejadian tadi siang di kantin, semua murid jadi segan melihat Fella, kecuali Akira. Dia semakin tajam saja saat menatap Fella. Tetapi Fella tidak ambil pusing, dia hanya mengabaikan itu semua dan menganggapnya tidak pernah terjadi.

"Arghh. Kunci mobil gue kemana lagi?" Fella celingak-celingukan mencari kunci mobilnya. Mulai dari tas, saku baju, dan saku rok dia tidak menemukan kunci mobilnya.

"Key, lo liat kunci mobil gue gak?"

"Gak tuh. Kali aja tadi ketinggalan di kantin." Sahut Keyla tanpa menatap Fella. Dia tengah asik bermain Hp-nya.

"Ini kunci mobil lo?" Tanya seseorang yang memiliki suara berat itu.
Fella mencari asal suara, dan mendapati Adam yang tengah menggenggam kunci mobilnya.
Wajah Fella berubah seketika--menjadi datar.

"Hmm. Kenapa gak pas jam pelajaran aja lo kasih?" Ketus Fella.

"Ya lo nya aja baru nyari sekarang. Gue juga baru tau ini punya lo." Sahut Adam tidak mau kalah.

"Sini!." Fella mengambil paksa kunci mobilnya yang langsung di sambut cengiran dari Adam.

"Apa nya yang lucu?" Tanya Fella bingung. Seketika saja sikap Adam jadi berubah. Saat dia baru pertama bertemu dengan Adam, Adam tampak sangat dingin kepadanya.

"Muka lo lucu." Ucap Adam diiringi senyumannya.
Fella hanya membalasnya dengan tatapan tajam dan berlalu pergi meninggalkan Adam.

Melihat tingkah Fella yang super dingin, Adam hanya menggeleng kan kepalanya sembari tersenyum,

Kita bakal bersama lagi, Afella Aldira Sill. Batinnya.

》》》

Disinilah dia berdiri, di atas tanah basah yang habis di landa hujan. Seketika aroma bunga kamboja menyeruak kemana-mana. Desiran angin menyibakan rambutnya yang panjang itu.
Sembari meneteskan air mata, ia mengelus gundukan tanah merah yang ada di hadapannya.

Good Bye & Welcome #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang