13. Seutuhnya

110 13 0
                                    

Fella turun dari mobilnya dengan wajah datar nan dinginnya seperti biasa.

"Udah pulang dek?" Tanya El yg sudah duduk di sofa ruang keluarga.

"Hmm." Fella bergumam dan berjalan menaiki tangga menuju kamar.

"Gak mau dengar penjelasan abang?"

Mendengar itu Fella menghentikan langkahnya. Lalu ia berbalik dan berjalan mendekati El dan duduk di samping El.

Bersamaan dengan itu Dylan baru masuk ke dalam rumah dan juga ikut duduk di sofa. Ia melihat wajah kembarannya yg datar itu.

"Mukak lo datar banget kek aspal." Ledek Dylan dan terkekeh ringan. El pun ikut terkekeh melihat wajah Fella yg semakin datar itu.

"Gak usah ketawa lo. Buruan jelasin." Tukas Fella dengan nada datar nya.

"Jadi gini..."

Flashback on

"Apa?!" Seru Dylan. "Dimana tante saya sekarang? .... Baiklah. Tolong pastikan dia selamat." Ucap Dylan dengan bahasa inggrisnya.

Setelah iya memutuskan sambungan teleponnya, Dylan menyambar kunci mobil yg terletak di atas meja belajarnya dan melesat pergi menuju rumah sakit.

Sesampainya dia di rumah sakit, dia bertanya kepada suster yg baru saja lewat.

"Sus, pasien yg bernama Dermila korban kecelakaan?" Tanya Dylan kepada suster itu.

"Ada di ruangan nomor 148." Ucap suster itu. Dylan hanya mengangguk dan bergegas pergi menuju ruang rawat tantenya itu.

"Tante?" Lirih Dylan saat sudah berada di kamar rawat tante nya itu.
Ia melihat banyak luka di sekujur tubuhnya.

"Dy...lan." Dermila bersusah payah menyebut nama Dylan.

"Iya tante? Tante mau bilang apa?" Dylan tak kuasa menahan air matanya saat melihat orang yg sudah ia anggap seperti ibunya itu.

"Dy...lan, tan...te mau bi...bilang... kalau tan...te udah gak a...da, kamu balik ke indonesia dimana keluarga mu berada." Ucap Dermila dengan nada yg terputus-putus

"Tante... tante gak boleh bilang kayak gitu." Dylan semakin terisak. Dermila pun tersenyum untuk yg terakhir kalinya sebelum ia menutup matanya.

"Tante...tante... jangan tinggali aku tan..." lirih Dylan. Ia pasrah akan takdir yg ia terima.

Dokter pun memasuki ruangan Dermila dan dengan sigap ia memeriksa Dermila.

Dan harapan pupus seketika, saat melihat garis pendeteksi jantung itu sudah rata dan mengeluarkan bunyi yg memekakkan telinga.

Flashback off

"Jadi karena itu gue balik kesini." Ucap Dylan di akhir kalimat.

Wajah Fella berubah menjadi sendu,
"Jadi... tante Mila udah..." Fella tak sanggup menyelesaikan perkataannya.
"Kenapa lo gak hubungi kita?!" Bentak Fella yg matanya sudah berkaca-kaca.

"Paman ngelarang gue buat ngasih tau kalian." Lirih Dylan.

Fella menghembuskan nafasnya,
"Dia memang brengsek!" Umpat Fella, lalu melesat pergi menuju kamarnya.

"Dia gak gitu aja bisa maafin lo." Ucap El menatap Dylan yg tengah menunduk itu.

"Gue tau. Masih ada satu penjelasan lagi yg harus gue bilang sama dia," Ucap Dylan.

"Hmm. Gue yakin dia bakal bisa maafin lo."

Dylan pun mengangguk.

"Oh iya bang, tadi di sekolah gue liat Calvin. Fella udah tau?"

Good Bye & Welcome #Wattys2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang