DC[L]-- 5

134 18 2
                                    


[ JATUH... CINTA ? ]


Kennedy menatap cewek yang sedang bersantai di ayunan itu.

"Ngapain lagi disini? Perlu ya gue tinggiin lagi pagar itu biar lo gak seenaknya main disini?"

Dan Ken menangkap eskpresi Lorna yang cemberut, tapi sangat sebentar dan cewek itu tersenyum lagi.

"Gue cuma mau main ayunan. Soalnya enggak ada ayunan di belakang rumah gue." Ujar Lorna. Kakinya menjuntai dan dia berayun lagi.

Melihat senyum selebar dan sebahagia itu, Ken baru kali ini merasa tidak sampai hati untuk mengusir Lorna.

"Lo bawa apaan?" Tanya Lorna.

"Oh ini." Ken mengangkat novel ditangannya. "Novel."

"Buat apa?"

"Buat dibaca lah. Emang mau lo makan?"

Lorna mendengus. Baru kali ini ada orang yang lebih galak dari Nenek disebelah rumahnya dulu.

"Maksud gue, lo suka gitu baca novel?"

Kennedy mengangguk. Dia meraih ayunan itu dengan salah satu tangannya lalu duduk disana.

Lorna tidak tahu apakah jantungnya masih ditempat yang seharusnya atau tidak. Kennedy yang judes ini terlihat sangat berbeda saat serius membaca novel.

Dan jarak mereka hanya satu meter.

Kenapa enggak dari dulu aja sih Mama sama Papa dinas luar kota? Batin Lorna, masih menatap Ken disebelahnya.

"Lo enggak sekolah?"

Lorna benar-benar terkejut saat mata Ken tiba-tiba mendapatinya yang sedang mengamati cowok itu diam-diam. Lorna tahu kalau saat ini pipinya sedikit memerah karena malu.

Semoga saja Kennedy tidak sadar akan hal itu.

Lorna menggeleng. "Gue homeschooling. Mungkin besok baru mulai."

"Oh."

"Kembaran lo mana?"

"Gak tau."

"Oke. Gue pulang dulu. Makasih udah baik hati untuk enggak ngusir gue." Lorna turun dari ayunan itu lalu berjalan mendekati pagar--yang selalu dikunci.

"Lo mau manjat lagi?" Suara Ken membuatnya berhenti dan menoleh.

"Iyalah. Lewat mana lagi emang?"

"Depan. Kan bisa. Lama-lama patah juga kaki lo kalau manjat mulu."

"Gapapa. Gue bisa."

Kennedy tidak merespon lagi dan kembali membaca novel miliknya. Lorna menarik nafas dalam-dalam, mengeratkan pegangannya pada besi yang dingin itu. Salah satu kakinya mulai mencari tumpuan, dalam hitungan ketiga dia berhasil naik meskipun dengan susah payah.

Lorna tidak tahu kalau Kennedy dari tadi memperhatikan setiap geraknya. Ken menggeleng, tidak habis pikir bagaimana orang yang satu itu bisa disebut cewek. Bahkan dengan wajah mungil berponi dan selucu itu, tapi kelakuannya.. ckck.

Dan cewek itu adalah tetangganya. Haha, mungkin Ken harus terbiasa.

Lorna sudah sampai diatas pagar, tinggal terjun bebas seperti biasa lalu dia sampai di halaman belakang rumahnya. Hanya saja...

Kennedy menatapnya.

BRUKK!

Suara tubuh Lorna yang bertubrukan dengan tanah itu sontak membuat Kennedy segera bangkit dari duduknya. Cewek itu jatuh. Benar-benar terjatuh.

Double Chocolate | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang