DC[L]-- 12

100 9 1
                                    


[ KEVYN SIALAN ]


Sialan. Dasar Kevyn!

Tidak ada pemadaman listrik atau apapun itu seperti yang dikatakan Kevyn padanya siang tadi. Cowok itu membohonginya. Padahal Lorna sudah siap siaga di kamarnya dengan senter dan lilin pemberian Kevyn tadi.

Lupakan.

Lorna berbaring di ranjangnya dengan tatapan nyalang ke langit-langit kamar. Tidak ada suara apapun. Benar-benar hening. Lorna beringsut ke sudut, apalagi dengan kesadaran bahwa tidak ada sesiapapun di rumah itu selain dirinya malam ini.

Malam itu berlalu dengan baik-baik saja seperti malam-malam biasanya. Meskipun ada suara teriakan yang membangunkan Kevyn dan Kennedy pada tengah malam.

"Lo baik-baik aja?"

Kevyn Austin, cowok semanis gula pasir itu seperti biasa sudah menampakkan dirinya pagi-pagi didekat jendela. Bukan pertanyaan pertama kali, tadi malam dia juga menanyakan hal serupa lewat telpon.

"Gue takut lo kenapa-kenapa. Abis teriak gitu malem-malem. Serius kan baik-baik aja?"

Lorna mengangguk mantap. Lucu juga sih, tadi malam dia mimpi buruk entah apa, Lorna lupa namun yang pasti itu menakutkan sekali. Tanpa sadar dia berteriak saking ketakutannya. Hm, Lorna yang malang.

"Baguslah. Nyesel gue nakut-nakutin lo. Maaf ya." Kata Kevyn sungguh-sungguh. Lorna sebenarnya kesal, tapi apalah daya kalau sudah ditatap Kevyn seperti itu. Kesalnya luntur seketika.

Tidak lama kemudian suara mobil milik Papa Lorna terdengar memasuki halaman. Cewek itu menghembuskan nafas leganya.

"Akhirnya ortu gue balik. Lo cepetan siap-siap sekolah, Vyn." Ujar Lorna.

"Ih Lorna gak asik. Mentang-mentang gak pergi sekolah. Okelah, see you." Katanya sok merajuk. Lorna tersenyum geli, beberapa detik kemudian Kevyn sudah tidak terlihat lagi ditepi jendelanya.

Ya seperti itulah tetangga-zone yang cuma bisa obral-obrol plus baper-bapernya dengan jendela kamar sebagai saksi bisunya. Ya itu, derita Lorna yang pernah berpikir kalau punya tetangga seorang cogan itu sangat menyenangkan. Bahkan faktanya sekarang bukan seorang cogan saja, melainkan paket double malah. Tapi kadang ada waktu tertentu dimana Lorna merasa lebih suka dan akan jauh lebih baik kalau tetangganya adalah seorang wanita renta meskipun sering mengomelinya karena masalah sepele.

Lorna melangkah pelan meninggalkan kamarnya.

***

Kevyn keluar dari kamarnya. Kebetulan yang seringkali terjadi karena pada saat yang bersamaan kamar sebelah, kamar Kennedy, pintunya juga terbuka. Kedua cowok itu membeku di ambang pintu kamar masing-masing. Mereka saling tatap satu sama lain.

Datar. Dingin.

"GUE MANDI DULUAAANN!!" Teriak Kennedy buru-buru lari. Kevyn juga sama, tubuh mereka bertubrukan satu sama lain demi berebut sebuah ruangan bernama Kamar Mandi itu.

Gila, kan? Tapi setidaknya itu jauh lebih menyenangkan dibandingkan harus diem-dieman tanpa kelakuan nyeleneh dan gila selama satu minggu.

Bahkan kadang, entah Kevyn maupun Kennedy sama-sama berpikir.. Apa suatu hari akan ada hal lain yang jauh lebih berharga dibanding kamar mandi yang akan mereka perebutkan?

Tolong jawabannya jangan seorang cewek. Please. Mereka tidak ingin saling menyakiti satu sama lain hanya karena seseorang dari kaum Hawa.

Dan kalaupun nantinya akan ada seseorang yang membuat mereka sama-sama jatuh hati, maka salah satu dari mereka berdua harus berbesar hati untuk mengalah demi kebahagiaan kembarannya. Mengubur perasaan itu dalam-dalam, sedalam mungkin sampai bisa terlupakan. Selamanya.

Double Chocolate | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang