02. Fight

286 9 1
                                    

4 pelajaran melelahkan , ditambah dengan jam tambahan untuk bimbingan belajar persiapan Ujian Nasional berlalu dalam jangka waktu yang sangat lama Nadine rasa, tapi dia bersyukur , Kesibukan seninnya berlalu.

Setelah merapikan semua barangnya kedalam tas ransel coklatnya , dan setelah guru mata Bimbel keluar Nadine segera berjalan lemas keluar kelas, mata Nadine menyapu seluruh lingkungan kelas nya IPA1 dan tentu saja Nadine memperhatikan kelas Daffa yang jaraknya masih terpandang mata IPA3, terlihat pintu biru kelas Daffa masih tertutup rapat tanda guru pelajaran Daffa belum meninggalkan kelas.

Nadine menghembuskan nafasnya kasar dan dengan gontai berjalan menuruni tangga dan menuju tempat duduk di tepi lapangan, Nadine duduk seorang diri dan mengeluarkan ponselnya, entah apa yang ada dipikiran Nadine yang membuatnya membuka folder 'Video' setelah ia memasang earphone ketelinganya Nadine mulai memutar sebuah Video yang menampilkan dirinya sedang tertawa riang bersama kedua orang tuanya di salah suatu taman yang indah.

'Kapan Ma , Pa kita isi hari libur bareng kaya dulu lagi, ketawa bareng , liburan bareng. Sekarang sudah sibuk dengan kerjaan masing-masing sampai lupa kalau Nadine juga butuh mama sama papa bukan cuma Bi Ijah yang selalu nemenin Nadine dirumah , Nadine mau berbagi cerita tentang hari-hari Nadine sama mama sama papa kaya dulu lagi' Batin Nadine menggerutu.

Tibatiba saja tubuh Nadine terasa mengejang karena terkejut , seseorang menepuk pundak nya dengan lembut, seketika Nadine menoleh ke sumber sang empunya tangan.

"Eh lo Ren , lo ngagetin aja" Kata Nadine sambil mengelus dadanya.

Rendi Febrian , lelaki tampan, bergigi rapi, kulit tidak hitam dan tidak putih, dengan rambut yang modis juga sorotan para perempuan cantik dan populer di SMA GARUDA , sekaligus seorang ketua team basket di sekolah itu yang notabene dia menyukai Nadine dan sudah sejak lama mencoba untuk bisa lebih dekat dengan Nadine , tapi semuanya selalu gagal karena selalu terganggu oleh Daffa.

"Hehe sorry gue ngagetin, gue boleh duduk di sini?" Kata Rendi sambil menunjuk ruang dikursi yang Nadine duduki.

"Duduk aja" Jawab Nadine enteng.

"Kok tumben lo nggak sama..."

"Lo udah nunggu dari tadi Nad ?" Suara lain menyahut diantara mereka, siapa lagi kalau bukan Daffa.

"Ya lumayan lah, lo dikelas belajar apaan sih smape jam segini , parah amat" Jawan Nadine sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas ranselnya.

"Haha Sorry , biasalah lo tau sendiri kan bu Bella itu kalau ngajar lama banget" Jawab Daffa santai sambil ikut duduk di kursi di hadapan Nadine dan Rendi.

"Lo ngapain duduk sama Nadine Ren?" Lanjut Daffa ketus.

"Ya emang kenapa, gue cuma mau ngobrol doang" Jawab Rendi tak kalah ketus.

"Yah Ren lo kurang beruntung , gue mau bawa princess gue pulang dulu, Yuk Nad" Kata Daffa sambil bangkit dari tempat duduknya.

"Emm, Ren sorry ya gue harus balik , besok aja deh ngobrolnya, gue duluan ya Ren" Kata Nadine yang juga bangkit dari duduknya.

"Oke hati-hati ya Nad" Kata Rendi yang juga ikut bangkit dari duduknya.

"Bro gue peringatin ya , gue tau lo itu buaya banget, lo boleh mainin cewek mana aja , asal jangan pernah lo mainin sahabat gue bahkan sampai bikin dia nangis, urusannya sama gue, gue duluan bro" Kata Daffa pada Rendi setelah Nadine berlalu mendahuluinya.

Rendi mengaitkan kedua alisnya karena bingung dengan maksud Daffa padanya.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Is 'MISTAKE'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang