BAB 5

7.7K 271 0
                                    

Saat Aldi sudah berada di dalam kamar, dia membuka ponsel dan terlihat ada line masuk. Dan di layar ponsel tersebut terpajang nama "Vella"

"Di?"

Langsung saja Aldi menjawab nya dengan cepat.

"Kenapa vel?"

Dan Aldi baru teringat bahwa dia harus berangkat ke kantor karena dia sudah janjian dengan beberapa client nya.

"Astaga," Aldi menepuk jidat nya.

"awww" Aldi memegangi bekas pukulan nya sendiri.

Dia segera loncat dari tempat tidur dan berlari menuju kamar mandi. Sekitar 15 menit Aldi berada di dalam kamar mandi akhirnya dia selesai juga. Dia langsung membereskan berkas-berkas dan kemudian dimasukan ke dalam tas koper nya guna dibawa ke kantor nanti. Saat semua nya sudah terlihat selesai, Aldi bergegas menuju ke lantai bawah untuk sarapan sebentar. Satu tangga, dua tangga, hingga seterus nya ia langkahi dengan sangat cepat hingga mbok Inah merasa kaget mendengar hantaman alas sepatu yang menurut nya sangat mengganggu.

"Loh den Aldi mau kerja?,"

"tapi den Aldi masih sakit, ngga libur dulu?"

"Kerjaan saya banyak mbok" Aldi langsung masuk kedalam mobil.

Dilain tempat Vella tampak bingung dengan beberapa client yang sudah menunggu kedatangan Aldi. Saat dia sedang mengurus salah satu client, satu pesan line masuk. Dan dia yakin itu Aldi.

"Kenapa vel?"

"Ini orang sarap? Udah tau bayak client hari ini masih aja tanya" kata Vella kesal sambil menunjuk-nunjuk ponsel nya.

Saat waktu munjukan pukul 12.30 orang yang sudah di tunggu-tunggu akhir nya datang. Aldi melihat Vella yang terlihat seperti orang kebingungan. Aldi hanya tersenyum tipis melihat tingkah Vella.

"Bu boss sibuk,hm?"

"Astaga Aldi akhirnya lo dateng!," Vella mengeluarkan nafas lega.

"sekarang lo urusin tuh client yang udah nunggu" Vella mendorong punggung Aldi.

"Santai aja kali Vel ngga perlu dorong-dorong gini"

"Abis lo kelamaan"

***

VELLA POV

Setelah semua nya sudah selesai. Gue yang sedang membereskan kertas yang tercecer di atas meja,tiba-tiba saja ada tangan yang menggapai lengan gue. Aldi. Yap siapa lagi kalo bukan Aldi. Ngga kaget lagi sih sama apa yang dilakukan Aldi ke gue. Karena ini saking sering nya.

"Lo mau bawa gue kemana?"

Aldi hanya menatap lurus kedepan sambil berjalan. Tak memperdulikan pertanyaan gue. Oh sial nyesel gue tanya gitu. Dari belakang gue hanya mengikuti langkah nya,dimana dia akan berhenti. Dan seperti nya dia akan membawa gue ke lantai paling atas.

"Di lo jalan nya bisa santai ngga? Gue cape jalan nya ih" gue berhenti sejenak sambil mengerucutkan bibir dan membungkukan badan.

Tanpa balasan, dia langsung mengangkat badan gue. Kaget, nervous, seneng jadi satu. Gue berusaha tak melihat mata blue eyes milik nya yang akan membunuh setiap wanita saat memandangnya.

"Turunin gue di" gue memukul dada bidang milik Aldi.

"Nah sampai" kata Aldi.

Lapangan yang luas. Senja sore yang berhasil membuat gue terpana. Diliat nya gedung-gedung dari lantai atas. Kendaraan berlalu lalang di jalan raya melengkapi indah nya sore senja ini.

The Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang