BAB 4

7.9K 282 1
                                    

"Kamu kok gitu ngomong nya kasar"

"Sekarang gue tanya, lo mau apa kesini lagi ren? Belum puas lo sakitin gue,ha?"

"Aldi dengerin aku dulu, semua salah paham. Waktu itu kamu terlalu tergesa gesa sampai ngga mau denger penjelasan aku,jadi gini kan"

"Lo bilang salah paham? Satu, gue sering liat lo sibuk mainin ponsel sambil senyum-senyum. Dua, kalo gue ajak jalan lo selalu nolak. Dan TIGA,gue liat mobil lo di villa yang ada di puncak. Salah paham lo bilang?" Gue berusaha mengontrol amarah.

Sampai akhirnya ketiga teman gue datang sambil menepuk tangan.

"Wiss hebat, sekali nya ke club langsung bawa mantan" celetuk Viko dari belakang.

"Mantab broo, salut gue haha" tambah Angga.

"DIEM LO SEMUA BANGSAT!" gue segera bangkit dari tempat duduk untuk keluar dari club.

"Eh di lo mau kemana? Tadi ngajak kita ngumpul kok sekarang kita dateng lo malah pergi?"

"Gue males ada cewe bajingan itu" gue menunjuk di depan mata Rena.

"Jahat kamu di" kata Rena yang segera bangkit dari tempat duduk dan berlari keluar club.

Gue ngga percaya, Rena nangis? Oh Tuhan kenapa pikiran ini begitu berat.

"Bro,lo nggapapa" tanya Dika.

Gue hanya menggelengkan kepala dan meneguk segelas bir, hingga tak terasa gue sudah menghabiskan lima gelas bir. Malam ini gue mabok berat, gue frustasi.

"Di cukup di, lo udah habisin lima gelas" Angga menjauhkan botol bir dari Aldi.

"Siniin botol nya nyet" kata gue dengan nada khas orang mabok.

"Lo pulang ya,gue anterin okee" rujuk Angga pada Aldi.

Gue ngga bisa lagi menjawab ajakan Angga tersebut. Akhirnya gue terkulai lemas karena terlalu banyak meminum. Gue masih bisa merasakan ada yang membopong badan gue. Pasti ini adalah salah satu dari para kupret.

"Woy gantian lo dong yang bawa Aldi masuk ke rumah, gue cape euy dari dalam club ke parkiran, mana parkiran nya jauh beuh" dengus Angga.

"Lah kan badan lo ngga yang paling kuat"

"Emang kalian berdua lembek?" Aldi tertawa geli.

"Tai enak aja lo. Sini biar gue aja yang bawa" kata Dika.

"Widihh Ade Ray bisa kalah ini mah haha" balas Viko.

"Bacot lo semua,"

"..setdah di lo berat banget uhhhhh" kata Dika sambil membawa badan Aldi.

Sesampai nya di depan pintu gue segera membuka mata perlahan-lahan. Dan reaksi Dika berubah sangat kaget melihat gue siuman.

"Jangan bilang lo pura-pura pingsan" Dika memasang wajah datar nya.

Gue hanya nyengir kuda, karena sebenarnya gue ngga pingsan beneran tapi gue lemes banget buat jalan jadi mending gue pura-pura.

"Aaaa sialan!!!"

Dika langsung menjatuhkan gue ke tanah. Dan bokong gue terasa sangat nyeri karena ulah Dika.

"Gila lo dik, gitu-gitu temen lo juga" Viko terkekeh.

"Teman tiri ya gitu lah" gue segera bangkit dan menuju dalam rumah.

"Ehh di gue minta maaf" Dika menarik tangan gue.

"Anjrit lepasin! Gue bukan homo woy"

"Yaudah maafin ya"

Gue ngga terlalu memperdulikan omongan Dika, hanya rasa ngantuk, cape yang menghantui gue sekarang karena ini sudah pukul 02.30 pagi. Saat Dika memasang puppy face nya gue hanya mengacungkan jari tengah ke arah nya. Viko dan Angga hanya tertawa melihat kelakuan gue dan Dika. Setelah meraka semua sudah petgi, gue segera masuk ke rumah dan menuju ke kamar untuk istirahat sejenak. Saat gue mau naik ke atas tangga, mbok inah memanggil gue.

The Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang