BAB 6

7.4K 319 1
                                    

Ketika gue sudah berada di dalam taxi, air mata tak bisa di bendung lagi. Entah apa yang sekarang terjadi pada diri gue. Akhir-akhir ini gue selalu cengeng+suka ngambek gara-gara Aldi. Sepanjang jalan gue hanya menangis dan supir taxi sesekali mencuri pandang lewat kaca di hadapan nya *njir* dan gue tak terlalu memperdulikan nya.

Fyi,gue sudah sampai di depan rumah. Saat gue menaiki anak tangga yang ke lima,mami memanggil gue.

"Vella tadi,"

"Astaga kamu kenapa mata nya sembab gitu? Kamu nangis?" Sambung nya.

Gue langsung mengelap bekas air mata dengan cepat "e-engga kok mi" dan gue langsung memeluk mami dilanjut menangis.

"Loh kenapa sayang? Kata nya nggapapa ko nangis?"

"Vella pengen cerita mi" kata gue nangis sesenggukan.

"Yaudah gih kamu ganti baju dulu"

Gue langsung menuju ke kamar dengan berlari kecil karena gue sudah tak sabar mengungkapan semua nya kepada mami.

Setelah sudah berganti baju dengan celana pendek diatas lutut dan baju ombrong gue langsung mencari keberadaan mami. Ternyata mami gue sedang ada di dekat kolam renang.

"Mi" panggil gue.

Dan mami menoleh ke arah gue dan berkata "eh udah ganti nya? Cepet banget,"

Gue berjalan menuju mami.

"Mau cerita apa sih? Ko sampe nangis gitu?"

"Tapi Vella malu mi"

"Ngapain malu? Sama mami sendiri juga. Masalah apa?"

"Masalah cowo" gue langsung menundukan kepala karena malu,sebab ini kali pertama gue terbuka sama mami sendiri.

"Yaudah cerita gih" mami memeluk gue sambil memasang senyuman kecil.

"Mi apa Vella bisa mencintai orang yang belum tentu cinta sama Vella?"

"Pasti. Kamu pasti bisa sayang. Sejatinya semua akan berubah. Siapa tau suatu saat nanti Aldi akan cinta sama kamu. Kan ngga ada yang tau" mami mencoba menenangkan.

"Tapi mi Vella ngga yakin" gue mulai menangis.

"Kamu harus yakin. Buat dia jatuh cinta sama kamu. Sekeras apapun dia, kamu pasti bisa memecahkan dinding es nya"

Kini mami mengelus puncak kepala gue dengan halus.

"Kamu sabar dulu aja yah. Semua akan indah pada waktu nya. Inget itu"

Mami menangkat dagu milik gue untuk menatap matanya dan dia mengusap bekas tangisan yang ada di sekitar mata gue.

"Udah ya jangan nangis lagi. Princess mami kuat,okey"

Gue hanya mengangguk sambil tersenyum kecut.

"Yaudah gih masuk kamar,besok kamu harus berangkat kan? Mata kamu juga pasti udah cape nangis terus"

"Iya mi"

Sebelum meninggalkan mami sendiri di ruang keluarga,gue mencium kening mami sebagai tanda ucapan terima kasih. Sehabis itu gue langsung menuju ke kamar.

Setelah sudah ada di kamar,gue langsung menghempaskan diri karena hari ini gue terlalu lelah menjalani kesibukan. Tanpa di sadari gue mulai terlelap pulas.

***
AUTHOR POV

Di lain tempat, Rena tampak begitu bingung melihat tingkah Aldi sedari tadi. Mulai menolongnya dari beberapa lelaki, menggendong Rena sampai ke mobil padahal Aldi dalam keadaan babak belur. Tentu saja ini membuat Rena seperti ada kupu-kupu terbang di dalam perutnya. Saat Rena sedang membersihkan luka di wajah nya dia memperhatikan seksama wajah Aldi dengan detail mungkin, tiba-tiba saja Aldi menoleh ke arah nya.

The Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang