"Dasar lo ya!" Vella mencubiti perut Aldi.
Bukan nya merasa sakit,Aldi justru merasa geli.
"Apaan sih? Cubit kok ngga ada rasanya,wlee" Aldi memeletkan lidah nya dan segera masuk ke dalam kamar Vella.
"Eh main masuk aja lo!" Vella menyusul Aldi di belakang nya.
"Mending gue cuma masukin kamar lo,daripada gue masukin punya lo,hayo?" kata Aldi dari dalam kamar.
"Najiiiisss!!!" Vella berteriak sangat kencang dan berhasil membuat tawa Aldi pecah.
Kini mereka berdua sudah berada di satu ruangan bersama. Posisi mereka sangat berjauhan. Aldi memilih untuk langsung tidur tanpa memikirkan siapa pemilik ranjang yang sebenarnya itu.
"Ini kamar siapa sih?" Kata Vella dengan nada menyindir.
Aldi tak terlalu memperdulikan ocehan Vella tersebut. Yang terpenting sekarang bagi nya adalah tidur. Vella yang melihat tingkah Aldi itu seperti ingin mengusir nya,tetapi dia merasa kasihan melihat kondisi Aldi yang "sekarang". Iya yang sekarang,ngga tau setelah sembuh nanti kelakuan bejad nya akan keluar lagi atau tidak,hm.
Vella mengecek apakah Aldi benar-benar tertidur atau hanya modus supaya malam ini bisa satu ranjang dengan nya. Pelan tapi pasti Vella mendekatkan diri nya ke posisi Aldi tidur sekarang. Dia meniup wajah Aldi dan benar saja,pria itu tertidur bahkan sangat pulas.
Hoam
Vella menguap menandakan dirinya sudah mengantuk. Tak ada pilihan lagi selain tidur satu ranjang bersama seorang yang dicintai nya itu. Dia berjalan menuju kasur dengan pelan-pelan, berusaha untuk tak membangunkan pria yang sedang tertidur pulas disebrang sana. Kini Vella sudah merebahkan badan nya di kasur. Sengaja dia menjauhkan diri dari Aldi,karena ia takut akan terjadi yang tidak diinginkan nantinya. Vella berusaha menutup kelopak mata milik nya itu.
Hoam
Vella menguap untuk yang ke dua kali nya. Tapi mengapa ia tak bisa menutup mata nya dengan refleks? Dia membolak-balikan badan nya untuk mencari posisi tidur yang enak dan pas,tapi hasil nya nihil. Vella tampak gelisah.
"Ini pasti garagara dia tidur disebelah gue" kata Vella lirih sambil melirik ke arah Aldi.
Jam sudah menunjukan pukul 00.00 WIB. Vella masih belum bisa untuk tidur. Dia memutuskan untuk turun dari kasur dan beranjak pergi ke balkon depan kamar nya. Vella sudah berada di luar kamar tepat nya di balkon. Matanya menatap lurus kedepan, tiba-tiba saja pikiran nya teringat oleh nasehat dari sosok alm ayah nya itu.
Flashback On
"Kamu kenapa nak?"
"Hm nggapapa ko pi,mata Vella sakit" bohong nya.
"Sini duduk"
Kini Vella sudah duduk di sebelah ayah nya dengan posisi menyandar pada bahu sang ayah.
"Coba sini cerita"
Vella menarik nafas nya dalam-dalam.
"Tapi aku takut ayah marah" Vella menundukan kepala nya.
"Kalo kamu mau jujur ayah ngga akan marah,sayang"
"Jadi aku baru putus sama pacar aku"
"PACAR?!" tanya ayah nya yang membuat Vella bergidik ngeri.
"Tuh ayah marah kan? Aku bilang juga apa" satu tetesan turun dari mata nya.
"Ayah ngga marah sayang,umur seperti kamu ini emang lagi jaman nya cinta monyet. Ayah jadi inget waktu ayah SMP dulu"
Yang tadi nya Ayah Vella memasang muka seram,kini wajah nya berubah 360° menjadi seperti malu-malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Young Marriage
RandomDiawali dengan paksaan hingga akhirnya satu sama lain bisa saling nyaman. Karena mencintai tidak dari paksaan orang lain,melainkan bagaimana kita menjalankan nya dengan sepenuh hati